Berita Pidie

Soal Rencana Pembangunan Masjid di Bekas Rumoh Geudong, Ini Penjelasan Pj Bupati Pidie

di tengah rencana persiapan kedatangan orang nomor satu di Indonesia ke Pidie ini muncul kritikan terkait pemusnahan

Penulis: Nur Nihayati | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/NUR NIHAYATI
Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto MSi 

di tengah rencana persiapan kedatangan orang nomor satu di Indonesia ke Pidie ini muncul kritikan terkait pemusnahan

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan mengunjungi Pidie, Selasa (27/6/2023).

Kunjungan Presiden ini untuk melakukan kick-off penyelesaian pelanggaran hak azasi manusia (HAM) berat pada masa lalu di Aceh secara non-yudisial.

Lokasi acara kedatangan Presiden akan berlangsung di Rumoh Geudong di Gampong Billi Arun, Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie.

Diketahui, Rumah Geudong menjadi salah satu lokasi terjadi peristiwa sejarah.

Peristiwa penyiksaan terhadap masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI selama masa konflik Aceh (1989-1998).

Baca juga: Jokowi Kunker ke Rumoh Geudong Pidie Akan Disambut Ribuan Santri Hingga Emak-emak Sirul Mubtadin

Sementara itu, di tengah rencana persiapan kedatangan orang nomor satu di Indonesia ke Pidie ini muncul kritikan terkait pemusnahan Rumoh Geudong tersebut.

Sebab di lokasi itu, Pemerintah akan membangun sebuah Masjid untuk dimanfaatkan masyarakat.

Pj Bupati Pidie, Ir Wahyudi Adisiswanto kepada Serambinews.com, Kamis (22/6/2023) mengungkapkan wacana pembangunan masjid di lokasi bekas Rumoh Geudong bertujuan untuk memciptakan generasi baru setelah 25 tahun berlalu menjadi generasi yang tanpa ada rasa dendam.

Wahyudi mengatakan, dari awal pembebasan lahan hingga pembersihan diakui ada muncul pendapat beragam.

"Ada yang ingin melupakan karena tak sanggup melihatnya karena sedih mengingat, sebaliknya ada juga yang ingin dijadikan kenangan," ujarnya.

Baca juga: Tragedi Rumoh Geudong Diakui Negara Pelanggaran HAM Berat, Korban yang Masih Hidup Minta Satu Hal

Dikatakan, versi Pemerintah, di Pidie tercatat menjadi korban adalah 58 KK atau 133 jiwa, ini untuk Pidie saja.

"Kita mengharapkan ada dampak sosial setelah acara ini, tidak ada bercerita kesedihan.

Kita akui bahwa untuk belajar Indonesia harus belajar Aceh, untuk belajar Aceh harus belajar Pidie. Jadi Pidie ini jantungnya Aceh.

Kita apresiasi dan kagum kenapa Pidie dipilih sebagai Kick-Off penyelesaian kasus HAM terberat di Aceh. Niat luhur dari pemerintah jangan ada lagi kekerasan, sama sama saling menyerahkan.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved