Kupi Beungoh
Rumoh Geudong, Antara Peng Griek dan Orang Aceh yang Sedang Sakit Sejarah
Rumoh Geudong, Antara Peng Griek dan Orang Aceh yang Sedang Sakit Sejarah. Di antara catatan tersebut adalah orang Aceh mudah goyah imannya
Maka, untuk 50 tahun ke depan ketika generasi Aceh kembali berkonflik, mereka akan lupa bahwa orang tuanya pernah merasakan “kepedihan” hidup di rumah berornament tradisional tersebut.
Seharusnya rumah bersejarah ini dirawat dan dipugar oleh pemerintah untuk dijadikan lokasi wisata yang banyak mendatangkan PAD untuk kemakmuran masyarakat setempat.
Kesempatan merawat ini sebenarnya ada di tangan Pemerintah Aceh semasa Gubernur Zaini Abdullah (2017-2022), Irwandi Yusuf (2007-2012/2017-2018), Sarjani Abdulllah (Bupati Pidie 2012-2017), dan Roni Ahmad (Bupati Pidie 2017-2022) yang notabenya adalah para eks petinggi dan kombatan GAM.
Alasan lainnya kenapa rumah ini perlu diselamatkan adalah agar peristiwa Rumoh Geudong ini jangan dianggap cerita “dongeng” oleh generasi Aceh mendatang.
Karena dari bentuk rumah dan lokasi Rumoh Geudong tersebut akan tergambar seberapa besar peristiwa sejarah yang pernah terjadi di dalamnya.
Sehingga kisah dan ceritanya tidak dianggap mitos, sesuatu yang tidak masuk akal orang masa kini.
• Urus Berkas Kependudukan, Perangkat Desa Ajak Wanita Main Ke Hotel atau Bayar Rp 1 Juta, Ternyata
Selama ini di Aceh sering terdengar slogan yang berangkali sudah terjadi tanpa kita sadari “di Aceh sejarah bisa berubah jadi dongeng, sementara di Jawa dongeng bisa berubah menjadi sejarah”.
Perlu diketahui, bahwa tabiat menghapus memori sejarah adalah tabiat bangsa “Mongol” di bawah Jenghis khan yang pernah membakar dan membumihanguskan Baghdad (1258) di bawah Kekhalifahan Abbasiyah.
Selain Rumoh Geudong, belakangan yang kerap terjadi adalah pembongkaran bangunan- bangunan masjid-masjid Kuno, seperti Masjid Po Teumeureuhom yang banyak tersebar di wilayah Pidie.
Bangunan masjid lama peninggalan masa Kesultanan Aceh ini dirobohkan karena alasan sudah tua dan usang.
Masjid-masjid bersejarah ini diganti dengan bangunan masjid baru yang megah dari dinding semen dan beralaskan granit.
Seperti di Reubee, Kecamatan Delima, Pidie, warga setempat membongkar masjid kuno peninggalan Kesultan Aceh dan menggantinya dengan bangunan baru yang megah.
Ironisnya, tiang sokong, dan kayu-kayu yang berukir ornament masa Kesultanan Aceh, telah pula punah atau dimusnahkan.
Ada yang bilang, kayu-kayu yang menyimpan berbagai nilai seni masa lalu itu telah menjadi bahan kayu bakar untuk memasak kanji dan kuah beulangong.
Sekarang masjid kuno di Reubee itu telah berganti dengan masjid baru yang lebih megah, padahal pada jarak kurang dari satu kilometer dari masjid ini, ada masjid lain yang lebih besar dan megah di sana yang sebagian besar dananya merupakan sumbangan Ibrahim Risjad, konglomerat Indonesia asal Reubee.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.