Idul Adha 1444 H

Besok Puasa Tarwiyah dan Lusa Puasa Arafah, Pagi Ini Mulai Sahur dan Berikut Bacaan Niatnya

umat muslim Indonesia dan kawasan Asia Tenggara akan memulai melaksanakan sunnah puasa Tarwiyah pada besok dan puasa Arafah pada luasanya.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Ilustrasi puasa di Bulan Dzulhijjah - Besok Puasa Tarwiyah dan Lusa Puasa Arafah, Pagi Ini Mulai Sahur dan Berikut Ini Bacaan Niatnya 

Besok Puasa Tarwiyah dan Lusa Puasa Arafah, Pagi Ini Mulai Sahur dan Berikut Bacaan Niatnya

SERAMBINEWS.COM – Sebagaian besar umat muslim Indonesia dan kawasan Asia Tenggara akan memulai melaksanakan sunnah puasa Tarwiyah pada besok dan puasa Arafah pada luasanya.

Menjelang Idul Adha, ada tiga puasa yang disunnahkan untuk dikerjakan oleh umat muslim.

Puasa sunnah tersebut yakni, Puasa Dzulhijjah, Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah.

Pemerintah telah menetapkan 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah jatuh pada 20 Juni 2023, dan Idul Adha 1444 H pada 29 Juni 2023.

Adapun puasa sunnah Dzulhijjah dilaksanakan mulai 1 sampai 7 Dzulhijjah atau 20 sampai 26 Juni 2023.

Sementara Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah atau Selasa, 27 Juni 2023.

Kemudian, Puasa Arafah dikerjakan pada 9 Dzulhijjah atau satu hari sebelum Idul Adha yakni Rabu, 9 Juni 2023.

Berikut ini niat yang dilafalkan saat akan menjalankan Puasa Tarwiyah, dan Puasa Arafah:

Niat Puasa Tarwiyah

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: “Saya niat puasa Tarwiyah, sunah karena Allah ta’ala.”

Niat Puasa Arafah

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: “Saya niat puasa Arafah, sunah karena Allah ta’ala.”

Baca juga: Penjelasan Puasa Arafah, Berikut Ulasan dan Keutamaan bagi yang Mengerjakannya

Keistimewaan puasa Tarwiyah adalah menghapus dosa yang dibuat tahun lalu.

Sementara khusus untuk Puasa Arafah, fadhillahnya adalah mendatangkan kemuliaan bagi yang menjalankannya, antara lain:

- Allah akan memberi keberkahan pada kehidupannya.
- Bertambah harta.
- Dijamin kehidupan rumah tangganya.
- Dibersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang telah lalu.
- Dilipatgandakan amal dan ibadahnya.
- Dimudahkan kematiannya.
- Diterangi kuburnya selama di alam Barzah.
- Diberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.
- Diselamatkan dari kejatuhan kedudukan di dunia, serta dinaikkan martabatnya di sisi Allah SWT. 

Soal Perbedaan Idul Adha 2023 di Indonesia dan Arab Saudi, Ini Kata UAS

Umat muslim Indonesia mengawali bulan Dzulhijjah 1444 Hijriah dengan dua perbedaan.

Sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan dalam merayakan Hari Raya Idul Adha 1444 H.

Organisasi Muhammadiyah mengawali bulan Dzulhijjah 1444 H pada Kamis 19 Juni 2023, sedangkan Nahdlatul Ulama (NU) atau pemerintah pada 20 Juni 2023.

Karena itu, Muhammadiyah melaksanakan Idul Adha pada Rabu 28 Juni 2023, dan pemerintah pada 29 Juni 2023.

Selain itu, Pemerintah Arab Saudi menetapkan awal Dzulhijjah pada 19 Juni 2023, yang artinya Idul Adha 1444 H jatuh pada 28 Juni 2023.

Perbedaan ini kemudian menjadi perdebatan di tengah masyarakat.

Terkait hal ini, Ustadz Abdul Somad (UAS) memberi penjelasan mengapa hal tersebut bisa menjadi perbedaan.

Bahkan ia mengajak umat muslim Indonesia untuk mengikuti keputusan yang ada di Indonesia.

Hal ini berawal dari satu jamaah yang bertanya kepadanya terkait perbedaan Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi.

"Kita ikut Mekkah apa Pekanbaru Ustadz?,” kata jamaah tersebut ke UAS.

Ustadz Abdul Somad kemudian menjawab bahwa Mekkah dan Pekanbaru memiliki mathla’ sendiri.

Yang dimaksud dengan mathla’ yaitu saat terbitnya hilal di suatu wilayah (negara).

"Mekkah tu punya mathla' sendiri, Pekanbaru punya mathla' sendiri,” kata UAS.

Karena itu, jelas UAS, Mekkah punya syuruq sendiri, begitu pun juga Pekanbaru punya syuruq sendiri.

“Tak sama. Mana bisa kita ikut Mekkah. Kalau kita di Pekanbaru ikut Mekkah. Berarti shalat zhuhur kita jam 15.30 WIB,” ucap UAS.

Baca juga: Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah, Simak Bacaan Niat Puasanya

Lantas, jamaah tersebut kembali menanyakan kepada UAS terkait perbedaan Arab Saudi yang lebih dahulu melaksanakan Idul Adha daripada Indonesia.

Kemudian UAS menjawab, "waktu shalat pakai waktu matahari, kita di timur lebih dulu. Kalau awal bulan tu ikut Hilal, bulan, yang di barat lebih dulu".

Jamaah itu kemudian menanyakan lagi ke UAS, “Tapi kan puasa Arafah tu ikut Wuquf Ustadz?".

Mendapati pertanyaan itu, UAS kemudian meminta jamaah tersebut untuk memahami Wuquf di Arab Saudi mengikuti waktu wilayah mana.

"Wuquf ikut apa? Ikut tanggal 9. Tanggal 9 ikut apa? Ikut tanggal 1. Tanggal 1 ikut apa? Ikut hilal. Jadi puasa itu (Arafah) tanggal 9, bukan tanggal 8, bukan pulak tanggal 10,” terang UAS.

Karena itu, Ustadz Abdul Somad meminta umat muslim untuk menghargai perbedaan ini dengan mengikuti mathla' masing-masing daerah.

“Ikut mathla' daerah masing-masing" tegas UAS.

Namun apakah hal ini pernah terjadi pada zaman Salaf?

UAS pun menjawab bahwa perbedaan ini juga pernah terjadi.

"Kuraib dari Madinah ke Syam. Di Syam mereka melihat Hilal malam Jum'at. Ibnu Abbas di Madinah melihat Hilal malam Sabtu,” terang UAS.

“Syam dengan Madinah aja beda mathla', apalagi Makkah dengan Pekanbaru" pungkasnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved