Berita Subulussalam

Ini Profil Asmauddin yang Dilantik Jadi Anggota PAW DPRA, Kariernya di Birokrasi Selalu Cemerlang 

Pengangkatan Pengganti Antarwaktu Anggota DPRA sisa masa jabatan Tahun 2019-2024 ini digelar dalam rapat paripurna DPRA, Senin (26/6/2023) di Gedung U

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
H Asmauddin SE bersama istri, Ny Hj Siti Fatimah 

Pengangkatan Pengganti Antarwaktu Anggota DPRA sisa masa jabatan Tahun 2019-2024 ini digelar dalam rapat paripurna DPRA, Senin (26/6/2023) di Gedung Utama DPRA, Banda Aceh.

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - H Asmauddin, SE telah resmi dilantik sebagai pengganti antar waktu (PAW) anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPRA Fraksi Partai Demokrat.

Pengangkatan Pengganti Antarwaktu Anggota DPRA sisa masa jabatan Tahun 2019-2024 ini digelar dalam rapat paripurna DPRA, Senin (26/6/2023) di Gedung Utama DPRA, Banda Aceh.

Mantan Pj Wali Kota Subulussalam tahun 2007-2008 ini mengganti T Sama Indra dari Fraksi Partai Demokrat yang meninggal di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, Selasa (7/2/2023) lalu.

Bupati Aceh Selatan periode 2013-2018 itu meninggal dunia pukul 17.30 WIB saat dalam masa pengobatan di RS milik Pemerintah Aceh itu.

Sesuai dengan undang-undang pemilu dijelaskan yang akan menggantikan posisi tersebut adalah orang kedua peraih suara terbanyam di daerah pilihan (dapil) tersebut.

Dalam hal ini, Asmauddin merupakan caleg peraih suara terbanyak setelah T Sama Indra di Dapil 9 Aceh pada Pemilu 2019.

Baca juga: Zaidul Akbar Berbagi Tips Redakan Panas Dalam dengan 2 Bahan Alami Ini, Juga Manfaat Berendam Air Es

Dari total 42,872 perolehan suara Demokrat di Dapil 9 Aceh, T Sama Indra meraup 22,556 suara atau setengah lebih.

Kemudian Asmauddin menempati posisi kedua di dapil 9 Aceh dengan perolehan suara sebanyak 4,821.

Dengan demikian, maka Asmauddin berhak menjadi pengganti antara waktu anggota DPR Aceh pascameninggalnya T. Sama Indra.

Karier Asmauddin

Sebelum pensiun, Asmauddin yang merupakan ASN memilik karier cemerlang karena menempati sederet jabatan penting.

Kariernya diawali Kasubag Umum DPRD Aceh Selatan, Sewilcam, Camat, Kadis DLLJR yang sekarang disebut Dinas Perhubungan.

Baca juga: Mantan Kapolda Aceh Komjen Wahyu Widada Jabat Kabareskrim Polri

Kemudian  Asmauddin juga sosok Pj Wali Kota Pertama Subulussalam yang digelar, Jumat (15/6/2007) di Anjong Mon Mata Banda Aceh.

Sejatinya, peresmian Pemko Subulussalam sekaligus pelantikan Pj Wali Kota Subulussalam dilakukan Menteri Dalam Negeri M. Ma`ruf namun kala itu dia masih dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat akibat penyumbatan pembuluh darah, Senin (2/4/2007).

Atas hal ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY di Jakarta akhirnya menunjuk Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Widodo A.S. sebagai pejabat ad interim.

Peresmian Kota Subulussalam sekaligus pelantikan wali kotanya merupakan penantian panjang masyarakat yang berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat dan Aceh Singkil itu.

Pasalnya, prosesi pelantikan dan peresmian Pemko Subulussalam yang resmi mekar 2 Januari 2007 oleh Mendagri atas nama Presiden RI sempat tertunda beberapa kali. 

Menurut Karo Pemerintahan Nanggroe Aceh Darussalam, T Narensyah Msi (2007), tertundanya peresmian dan pelantikan Pj Wali Kota itu hanya karena masalah teknis bukan karena masalah lain.

Kota Subulussalam resmi dimekarkan 2 Januari 2007 setelah melalui berbagai perjuangan yang sangat panjang dengan dilandasi oleh semangat menghargai dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.

Subulussalam dimekarkan melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2007 atau ± 5 Tahun sejak muncul tuntutan pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil tahun 2002.

Selama setahun memimpin Kota Subulussalam, Asmauddin pun akhirnya digantikan Marthin Desky yang saat itu sebagai Asisten I Setdaprov Aceh. 

Marthin Desky dilantik Gubernur Irwandi Yusuf melantik Marthin Deski, sebagai Penjabat (Pj) Walikota Subulussalam, Senin (30/6/2008). 

Asmauddin diganti dari Pj Wali Kota Subulussalam lantaran ikut bertarung dalam pilkada perdana kota dengan semboyan Sada Kata tersebut.

Di Pilkada perdana Kota Subulussalam, Asmauddin menggandeng Drs Salmaza (Wakil Wali Kota Subulussalam red) sebagai pasangan dan mendapat nomor urut 5. 

Pasangan ini disingkat Assalam bertarung dengan Merah Sakti/Affan Alfian Bintang dengan nomor urut 1 dan kala itu disingkat dengan Sabit alias Sakti-Bintang. 

Namun, pilkada yang berlangsung dua putaran dan sempat berujung ke Mahkamah Konstitusi (MK) dimenangkan pasangan Sabit atau Sakti-Bintang

Asmauddin diganti dari Pj Wali Kota Subulussalam lantaran ikut bertarung dalam pilkada perdana kota dengan semboyan Sada Kata tersebut.

Kalah di pilkada membuat Asmauddin berseberangan politik dengan wali kota terpilih sehingga harus hijrah ke Aceh Singkil. 

Beruntung, di Aceh Singkil mendiang H Makmursyah Putra yang kala itu menjabat bupati mengangkat Asmauddin sebagai Kepala Dinas Pertanian. 

Selanjutnya, tahun 2012 Asmauddin kembali mencoba peruntungan untuk bertarung merebut kursi nomor 1 di Kota Subulussalam dalam pilkada kedua. 

Dia pun berganti pasangannya ke Salihin Berutu lantaran Salmaza sudah digaet Merah Sakti.

Lagi-lagi, Asmauddin bertarung sengit sengit dengan Merah Sakti selaku petahana. Keberuntungan belum memihak Asmauddin karena dia hanya mampu meraih posisi ketiga setelah pasangan Affan Alfian Bintang/Pianti Mala. 

Pilkada 2013 dimenangkan pasangan Merah Sakti/Salmaza atau dikenal Saza. Beberapa bulan pascapilkada di Subulussalam Asmauddin mendapat posisi jabatan strategis di Provinsi Aceh.

Pria cerdas dan intelektual menempati jabatan mulai di Badan Penanggulangan Bencana Aceh hingga staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Keistimewaan Aceh dan SDM. 

Kemudian, Asmauddin juga sempat diangkat menjadi Kasatpol PP dan WH Aceh hingga Kadisprindagkop Aceh. Jabatan lainnya yakni Pj Bupati Aceh Singkil (2016-2017). 

Selanjutnya, 2018 Asmauddin kembali menguji nyali untuk bertarung di pilkada Subulussalam. Kali ini, Asmauddin berpasangan dengan Hj Asmidar dengan sebutan Hamas. 

Tapi, pilkada 2018 dimenangkan pasangan Affan Alfian Bintang/Salmaza atau Bisa dengan selisih perolehan suara luar biasa yakni sekitar 12 persen atau 5.000-an.

Terakhir, Asmauddin kembali berjuang merebut kursi parlemen di DPR Aceh pada pileg 2019 lalu. 

Tapi perjuangan Asmauddin menuju kursi DPR Aceh melalui partai Demokrat dapil 9 lagi-lagi kandas. 

Kini, Asmauddin telah memasuki usia pensiun dan menghabiskan waktu di Kota Subulussalam.

Di pertengahan tahun ini, Asmauddin akhirnya dilantik menjadi anggota DPRA menggantikan T Sama Indra yang meninggal dunia beberapa bulan lalu.

Berikut profil lengkap Asmauddin pria kelahiran Rundeng, 4 April 1958 dari seorang ayah H Alwi Adami (Alm).

Ayahandanya adalah salah seorang pedagang sukses di daerahnya dan ibunya Ibu Hj Siti Aisyah. 

Asmauddin anak keempat dari enam bersaudara, sejak kecil ia dibesarkan dalam lingkungan “Adat Istiadat Singkil” sehingga melahirkan kepribadian yang sangat kental dengan adat istiadat di tanah Syekh Hamzah al-Fansury itu.

Suami dari Hj Siti Fatimah yang lahir di Kutacane (Suku Alas) dikaruniai empat putra/putri, yaituFakhrul Rozi, Nazli Rahman, Rizqa Ayunda, dan Aulia Rahman. 

Sejumlah anak-anak Asmauddin telah menikah dan dikearunia anak. Salah satu anak Asmauddin bekerja di Ombudsman Provinsi Riau.

Memulai Pendidikan Dasar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rundeng, Tahun 1971 dan melanjutkan ke SMPN Singkil tahun 1976.

Karena ingin mendapatkan sekolah yang berkualitas kemudian melanjutkan ke SLTA pada salah satu SMA di Medan tamat tahun 1979. 

Setamat SMA, Asmauddin melanjutkan pendidikan APDN Banda Aceh, tamat tahun 1984. 

Gelar Sarjana Ekonomi(SE) di raih dari Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Banda Aceh pada tahun 1998 dengan hasil memuaskan.

Pada tahun 1987 Asmauddin mulai meniti karir di dengan menjadi Kasubag Umum Sektariat DPRD Aceh Selatan hingga tahun 1989. 

Pada tahun 1989-1993 di tunjuk menjadi Sekwilcam Kecamatan Simpang Kiri. Tahun 1993-1999 Asmauddin pun dipercayakan menjadi camat Singkil. 

Kemudian pada tahun 1999 sampai tahun 2002, Asmauddin ditunjuk sebagai Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), Aceh Singkil selanjutnya tahun 2002-2007, dia sebagai Kadis Perhubungan di sana.

Asmauddin yang juga aktif di Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila, Aceh Singkil adalah salah satu wakil ketua panitia peningkatan status pembantu Bupati WIlayah Singkil menjadi Kabupaten pada tahun 1996 hingga depenitifnya daerah tersebut. 

Ketua Panitia Pemekaran Pemko Subulussalam kembali sukses menghantarkan daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara itu menjadi Pj Wali Kota perdana. 

Tekadnya kala itu yang dicanangkan adalah membangun Subulussalam agar setara dengan kata maju lainnya yang ada di nusantara ini.

Ia juga mengupayakan agar masyarakat yang membawahi lima kecamatan yaitu, Simpang Kiri, Rundeng, Sultan Daulat, Penanggalan dan Longkip maju di segala bidang kehidupan dan pembangunan.

Dalam meniti karirnya didampingi oleh seorang isteri yang setia Hj.Siti Fatimah, yang selain sebagai ibu rumah tangga juga merupakan seorang bidan.

Hj Siti Fatimah Sosok srikandi yang gigih dan ulet, sehingga telah berhasil mendidik dan membina empat orang anak mereka pada sejumlah sekolah di sana. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved