Kupi Beungoh

Haji, Refleksi Ibadah yang Mentauhidkan Allah

Haji merupakan ibadah yang menampakkan media pembelajaran ketakwaan dan ‘madrasah’ ibadah yang paling urgen.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
H. T. Mardhatillah, SHI, MH. Ketua Forum Ukhuwwah Qari dan Hafizh Aceh (FUQAHA). 

Nabi menekankan untuk beramal dengan ikhlas serta berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari sifat riya’ (memperlihatkan amal perbuatan kepada orang lain) dan sum’ah (memperdengarkan amal kepada orang lain).

Hadits riwayat Anas ra menyebutkan bahwa Nabi saw. berdoa,

“Ya Allah, Ku tunaikan haji ini, maka jadikanlah hajiku ini tanpa riya’ dan sum’ah”. (HR Ibnu Majah).

Inilah beberapa bukti betapa kentalnya refleksi ketauhidan dalam pelaksanaan ibadah haji, semoga kita semua dan jamaah haji tahun ini mendapat pelajaran berharga dan mendapat predikat haji yang mabrur.

Demikianlah kesadaran yang tertinggi bagi seseorang yang menjalankan ibadah haji bahwa ia sedang mengimplementasikan tauhid dalam kehidupannya.

Berawal dari motivasi untuk Allah, bersama Allah, karena Allah dan hanya untuk Allah semata.

Pertanyaan besar yang terus membayangi para jemaah haji yang baru pulang dari Baitullah adalah apakah nuansa tauhid dan kerja keras untuk Allah akan tetap terpelihara pascahaji?

Ataukah justru sebaliknya, greget ibadah tersebut hanya bersifat sementara dan berskala lokal (musiman) seperti juga semangat ibadah di bulan Ramadhan yang terhenti dengan berakhirnya bulan tersebut ??. Allahu a’lam...

*) PENULIS adalah Ketua Forum Ukhuwwah Qari dan Hafizh Aceh (FUQAHA).

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

BACA TULISAN KUPI BEUNGOH LAINNYA DI SINI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved