Istri Tak Mau Diajak Hidup Terpisah dengan Orangtua, Suami Pilih Akhiri Hidup, Tewas Gantung Diri

Kapolsek Bekasi Timur, Kompol Sukadi menyampaikan, menurut keterangan dari teman korban, AF sempat curhat soal penolakan istrinya.

Editor: Faisal Zamzami
nst.com.my
ilustrasi gantung diri 

SERAMBINEWS.COM, BEKASI - - Seorang pria ditemukan tewas gantung diri menggunakan tali rafia di kantor sebuah perusahaan, Jalan Raya Siliwangi, RT 003 RW 04, Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi.

Korban merupakan seorang sopir berinisial AF (31) nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di perusahaannya karena berselisih dengan sang istri.

Kapolsek Bekasi Timur, Kompol Sukadi menyampaikan, menurut keterangan dari teman korban, AF sempat curhat soal penolakan istrinya.

"Semalam itu pukul 21.00 WIB itu korban datang ke perusahaan ingin nginep di situ dan sempat cerita ke kedua temannya bahwa ada permasalahan keluarga," ujar Sukadi saat dikonfirmasi, Senin (3/7/2023).

Sukadi menuturkan, AF mengajak istrinya tinggal di rumah kontrakan secara mandiri, tetapi ajakan tersebut ditolak.

"Intinya inginnya ngontrak sendiri kan dia pekerjaannya sopir, tapi istrinya enggak mau," kata Sukadi.

Istri AF enggan diajak suaminya untuk hidup sendiri dan terpisah dari orangtuanya.

"Enggak mau diajak susah lah istilahnya, kehidupan mertuanya agak lebih baik dibanding dia sebagai sopir," jelas Sukadi.

Gara-gara permasalahan itu, AF cekcok dengan istrinya.

 Ia lalu memilih untuk tidur di perusahannya.

Namun, siapa sangka AF ditemukan telah gantung diri menggunakan tali rapia pada esok harinya, Senin (3/7/2023) pagi.

Baca juga: Geger, Sesosok Pria Muda di Mesjid Raya, Aceh Besar Ditemukan Gantung Diri 

Korban telah dibawa ke RSUD Kota Bekasi, pihak keluarga AF enggan melakukan autopsi dan sudah ikhlas dengan kepergian AF.

 

"Dibawa ke RSUD, pihak keluarga juga sudah menulis surat pernyataan tidak mau diautopsi bahwa kematiannya itu sudah diikhlaskan," ujar Sukadi.

 

 

Kasus Serupa, Pria di Sleman Ditemukan Tewas Tak Wajar di Pinggir Sungai Wareng

Pria berinisial SH (40) warga Sinduadi Mlati Sleman DI Yogyakarta ditemukan tak bernyawa  di pinggir sungai Wareng, Padukuhan Dogongan, Tirtomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Selasa (4/4/2023) sore.

Polisi menemukan ilitan kain di bagian leher.

Hasil pemeriksaan dokter, korban diduga mengakhiri hidupnya sendiri. 

"Di atas tempat penemuan (mayat) itu ditemukan celana dan pakaian yang disambung- sambung sepanjang 6 meter.

Lalu di leher ada lilitan kain kaos. Hasil pemeriksaan dokter, dengan ciri-ciri itu kemungkinan gantung diri," kata Kapolsek Kalasan, AKP Amalia Normadiah, dikonfirmasi Rabu (5/4/2023). 

Mayat di pinggir sungai Wareng, Tirtomartani itu pertama kali ditemukan oleh seseorang yang hendak mancing.

Pemancing tersebut mencium bau menyengat.

Saat ditelusuri ternyata bau tersebut bersumber dari sesosok mayat yang tergeletak di pinggir sungai dalam kondisi sudah membusuk.

Pemancing tersebut lalu melaporkan temuan itu ke seseorang yang rumahnya berdekatan dengan sungai.

Kemudian, diteruskan ke perangkat desa dan ditindaklanjuti laporan ke Polsek Kalasan. 

Mayat tersebut, saat ditemukan mengenakan pakaian kaos berwarna hitam dan celana jeans warna krem.

 Menurut Amalia, di lokasi kejadian ditemukan juga tas yang berisi identitas yang bersangkutan.


Kemudian pada pohon tepat berada di atas temuan mayat tersebut ditemukan gantungan kain lilitan yang tersambung-sambung.

Kondisi mayat sudah membusuk dan diperkirakan sudah tergeletak di lokasi tersebut lebih kurang satu minggu. 

Mayat tersebut lalu dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk pemeriksaan.

Hasil pemeriksaan, korban diduga meninggal dunia gantung diri

Amalia mengatakan, dari pengakuan anak korban, ayahnya pada tanggal 29 Maret sempat berpamitan pergi tetapi tidak tahu mau pergi ke mana. 

"Lalu kenapa bisa gantung diri?, Saya belum tau karena tadi malam keluarganya masih pada shock.

Tapi dari pihak keluarga sudah menerima kejadian ini dan tidak dilakukan autopsi. Akhirnya (jenazah) dikembalikan ke keluarganya," ujar Amalia. (rif)

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

 

Baca juga: VIDEO Tabungan Siswa 2,2 juta Tak Dikembalikan, Korban Bingung Belikan Seragam Sekolah Anak

Baca juga: Terdakwa Korupsi Wanita Emas, Minta Jadi Tahanan Kota, Ngeluh Nasibnya di Penjara, Hakim Tertawa

Baca juga: Perbaikan Jaringan Tuntas, Air PDAM Mengalir ke Perumahan BRR, Pemkab Imbau Pelanggan Bayar Tagihan

Sudah tayang di Kompas.com: Sopir di Bekasi Gantung Diri, Diduga karena Istri Ogah Diajak Hidup Terpisah dengan Orangtua

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved