Kajian Islam

Gelar Haji dan Hajjah untuk Seseorang usai Ibadah dari Tanah Suci, Bagaimana Pendapat Buya Yahya?

Haruskah orang yang sudah haji dipanggil Pak Haji atau Bu Hajjah? Bagaimana pendapat ulama kharismatik Buya Yahya terkait hal ini?

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN
Buya Yahya memberikan pendapat terkait pemberian gelar haji dan hajjah untuk seseorang yang sudah melaksanakan ibadah haji di tanah suci. 

Gelar Haji dan Hajjah untuk Seseorang usai Ibadah dari Tanah Suci, Bagaimana Pendapat Buya Yahya?

SERAMBINEWS.COM - Di Indonesia, orang yang sudah menyelesaikan ibadah haji di Padang Arafah, Mekkah akan menyandang panggilan haji atau hajjah.

Yang lelaki biasa disapa dengan Pak Haji, sementara perempuan dipanggil dengan Bu Hajjah atau Bu Haji.

Budaya memanggil nama dengan gelar haji sudah menjamur di kalangan masyarakat Indonesia.

Namun sebenarnya, haruskah orang yang sudah haji dipanggil Pak Haji atau Bu Hajjah? Bagaimana pendapat ulama kharismatik Buya Yahya terkait hal ini?

Terkait dengan pertanyaan gelar Haji yang diberikan pada seseorang yang telah menunaikan ibadah haji, Buya Yahya memberikan penjelasan yang sangat bijaksana.

Dalam sebuah video yang diunggah oleh YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan bahwa melihat orang pulang haji seharusnya menjadi suatu kebahagiaan bagi kita.

Baca juga: Musim Haji 2023 Usai, Ini Cara Menjadi Haji yang Mabrur & Tanda-tandanya, Buya Yahya Bagikan 7 Tips

Sebab, orang yang telah menunaikan ibadah haji merupakan tamu Allah yang dipilih-Nya.

"Dalam pandangan yang positif, jika kita senang melihat orang pulang haji, itu bisa menjadi tanda bahwa mungkin kita akan segera dapat melaksanakan ibadah haji juga," kata Buya Yahya

Gelar Haji dan Hajjah

Buya Yahya juga menyampaikan bahwa panggilan “Pak Haji” atau “Bu Haji” pada seseorang yang telah menunaikan ibadah haji merupakan kebiasaan di Indonesia.

Namun, jika seseorang tiba-tiba sudah pulang haji dan tidak dipanggil “Pak Haji”, hal itu seharusnya tidak menjadi masalah yang besar.

"Kita memanggil seseorang yang telah berhaji dengan sebutan Pak Haji, memberikan gelar haji kepada orang tersebut, tentunya tidak apa apa, sah sah saja, justru bagus apalagi bila niat kita adalah menghargai orang tersebut, menjaga hati orang tersebut," sambungnya.

Demikian juga sebaliknya, jika kita dalam posisi orang yang sudah berhaji namun tidak dipanggil dengan sebutan Pak Haji atau Bu haji, maka hendaknya kita biasa saja, tidak perlu marah dan sebagainya.

Baca juga: Inilah Sunnah Masuk Toilet Kamar Mandi yang Jarang Diketahui, Buya Yahya : Dilakukan Baginda Nabi

Demikian pula ketika kita sebagai yang berhaji dipanggil Pak Haji atau Bu Haji, jangan sampai ada kesombongan di hati kita.

Buya Yahya menekankan bahwa menjaga hati adalah hal yang terpenting.

Musim Haji 2023 Usai, Ini Cara Menjadi Haji yang Mabrur & Tanda-tandanya, Buya Yahya Bagikan 7 Tips

Istilah haji yang mabrur sering digunakan sebagai harapan para jemaah haji. Sebenarnya apa makna haji mabrur dan bagaimana tanda-tandanya? Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini.

Setiap umat muslim yang melaksanakan ibadah haji tentunya memiliki harapan agar ibadahnya menjadi haji yang mabrur.

Dikutip dari laman Kemenag, haji yang mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah, kemudian berdampak pada kebaikan diri, serta bermanfaat bagi orang lain.

Menjadi haji yang mabrur menjadi impian setiap muslim yang ingin meraih surga yang menjadi balasan dari perjalanan suci ini.

Baca juga: Musim Haji 2023 Selesai, Ini Adab Menyambut Orang Pulang Haji, Buya Yahya: Udah Tradisi di Indonesia

Namun, bagaimana sebenarnya cara agar kita menjadi haji yang mabrur usai melaksankan ibadah haji di tanah suci?

Pendakwah Buya Yahya mengungkap tips menjadi haji yang mabrur agar ibadah ke Tanah Suci tidak sia-sia.

Dilansir Serambinews.com dari kanal Youtube Al Bahjah TV dan laman Al Bahjah, berikut 7 cara agar menjadi haji yang mabrur.

1. Niat dan Persiapan yang Benar

Segala perbuatan baik harus dimulai dengan niat yang tulus dan ikhlas.

Niatkanlah untuk menunaikan ibadah haji semata-mata karena Allah semata, bukan untuk pamer atau tujuan duniawi lainnya.

Selain itu, persiapkan segala sesuatu dengan baik, terutama secara materi.

Pastikan harta yang digunakan untuk haji adalah halal, sehingga perjalanan ini dapat menjadi ibadah yang diterima oleh Allah.

Baca juga: Pulang Haji Apakah Harus Dipanggil Pak Haji dan Bu Hajjah? Begini Penjelasan Buya Yahya 

2. Menjaga Kemurnian Hati

Haji bukan hanya sekadar menjalankan serangkaian ritual, tetapi juga mengharuskan untuk membersihkan hati dan menjaga kesucian jiwa.

Hindarilah sikap sombong atau merasa lebih baik dari orang lain setelah menunaikan haji.

Tetaplah rendah hati dan berperilaku baik serta penuh kasih sayang terhadap sesama.

Jagalah kesucian hati dari godaan dan nafsu-nafsu negatif yang dapat merusak keikhlasan ibadah.

3. Menghindari Tantangan Kesombongan

Ibadah haji merupakan ujian kesabaran dan ketakwaan yang besar.

Selama menjalankan haji, jangan biarkan kesombongan menghinggapi hati.

Kesombongan dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti merasa bangga karena telah berada di luar negeri atau memiliki kekayaan yang memadai untuk menunaikan haji.

Ingatlah bahwa haji adalah ibadah yang sama pentingnya dengan ibadah-ibadah lainnya dalam Islam.

Jangan biarkan kesombongan merusak kebaikan yang telah dicapai melalui perjalanan suci ini.

4. Memperkuat Iman dan Kejujuran

Dalam menunaikan haji, perkuat iman dan kejujuran dalam diri.

Jaga kebersihan hati dengan memaafkan dan berbuat baik kepada sesama.

Cintailah dan hargailah saudara seiman, dan janganlah melakukan perbuatan yang merugikan orang lain.

Perilaku yang jujur dan tulus akan membantu menjadikan ibadah haji sebagai momentum transformasi diri yang sejati.

5. Mengisi Hati dengan Kebaikan

Selama perjalanan haji, tata hati Anda dengan kebaikan dan ketulusan.

Selain melaksanakan ritus-ritus haji dengan sungguh-sungguh, jadikanlah waktu tersebut sebagai kesempatan untuk memperdalam pengetahuan agama, berzikir, membaca Al-Qur’an dan berdoa dengan khusyuk.

Isi hati Anda dengan penghayatan dan kecintaan terhadap agama serta ketundukan kepada Allah.

Jangan biarkan waktu haji terbuang sia-sia, tetapi manfaatkan setiap momen untuk meningkatkan spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

6. Berbuat Kebaikan dan Berbagi dengan Sesama

Haji bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi juga tentang berbagi kasih sayang dan kebaikan kepada sesama.

Selama di Tanah Suci, berusahalah untuk membantu sesama jamaah haji yang membutuhkan.

Berikan sedekah, bantu mereka yang kesulitan, dan berlaku baik kepada siapa pun yang Anda temui.

Jadilah orang yang penuh kebaikan dan membawa manfaat bagi orang lain, sehingga ibadah haji Anda menjadi berkah tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar Anda.

7. Kembali dengan Perubahan yang Nyata

Setelah menunaikan ibadah haji, perjalanan spiritual Anda belum berakhir.

Penting untuk menjaga semangat dan perubahan positif yang Anda alami selama haji, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kembali ke rutinitas Anda dengan hati yang penuh kesyukuran dan kesadaran akan tanggung jawab sebagai hamba Allah.

Lanjutkan amalan-amalan baik yang Anda lakukan selama haji, seperti salat, berdzikir, bersedekah, dan berbuat kebaikan kepada sesama.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved