Breaking News

Berita Aceh Tamiang

DPRK Soroti Tingginya Kasus Kebakaran di Aceh Tamiang, Pemkab Disarankan Beli Water Supply 20 Ton

Tiga unit water supply yang dimiliki saat ini kapasitasnya 4 ton. Kapasitas ini sangat kecil dan belum mampu mendukung upaya pemadaman secara maksimal

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Kalaksa BPBD Aceh Tamiang, Iman Suhery (kanan) saat menjelaskan kondisi alat pemadaman kepada dua anggota DPRK, Irwan Effendi (kiri) dan Fadlon, Kamis (13/7/2023). 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Sejumlah anggota DPRK Aceh Tamiang menyoroti tingginya kasus kebakaran di Aceh Tamiang yang sudah mencapai 34 kejadian sepanjang tahun 2023.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon ketika menyambangi Kantor BPBD Aceh Tamiang, Kamis (13/7/2023) siang. Fadlon datang besama legislator lainnya, seperti Irwan Effendi, Rahmad Syahrial, Salbiah dan Purwati.

“Tadi kami ke lokasi musibah kebakaran, dapat informasi kalau armada pemadam kebakaran kesulitan masuk karena akses jalan yang kecil. Ini mau kami kroscek langsung,” kata Fadlon.

Fadlon menegaskan kedatangan mereka bukan untuk mencari celah kesalahan, melainkan untuk menutupi kekurangan yang dialami BPBD Aceh Tamiang. Dia menyadari tugas dan fungsi BPBD Aceh Tamiang sangat besar, sehingga harus mendapat perhatian lebih.

“Tugas mereka menyangkut masyarakat banyak, mereka tidak bisa kerja sendirin, harus kita dukung,” kata dia.

Kalaksa BPBD Aceh Tamiang, Iman Suhery yang menyambut langsung rombongan legislator ini pun kemudian blak-blakan kalau mereka masih membutuhkan banyak alat pendukung kerja. Dia mengakui ebutuhan armada pemadam kebakaran sangat penting, namun yang lebih prioritas disebutnya merupakan water supply.

“Persoalan kita saat ini sumber air, kami butuh water supply,” kata Bayu, sapaannya.

Bayu mengungkapkaan water supply yang dimiliki saat ini sebanyak tiga unit dengan kapasitas 4 ton. Kapasitas ini sangat kecil dan belum mampu mendukung tugas pemadaman secara maksimal. Bayu kemudian melakukan simulasi dengan menyemprotkan air dari armada pemadam yang menggunakan water supply 4 ton.

“Kita lihat tadi air sudah habis disemprotkan hanya dalam waktu 1 menit 38 detik. Dengan durasi sesingkat ini, api tidak akan bisa dipadamkan dengan cepat,” ungkapnya.

Durasi yang sangat pendek ini diakuinya sering menjadi pemicu kemarahan warga. Sebab warga menuding petugas tidak serius menjalankan tugas karena dianggap tidak membawa air yang cukup.

“Kami sering dituduh tidak siap, tidak membawa air saat bekerja. Padahal airnya hanya mampu memuat 4 ton,” sebutnya.

Bayu berharap kedatangan anggota DPRK Aceh Tamiang ke kantornya bisa meningkatkan fasilitas kerja, seperti pengadaan water supply berkapasitas 20 ton.(*)

Baca juga: BREAKING NEWS - Lima Rumah, Kantor Datok Penghulu dan Balai Desa di Aceh Tamiang Terbakar

Baca juga: Kasus Dugaan Pungli Wasit Liga 1, PSSI bakal Bawa ke Polisi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved