Nezar Patria Jadi Wamenkominfo
Selain Nezar Patria, Ini Sosok Putra Aceh Yang Berkarir dari Jurnalis Hingga Masuk Kabinet
Teuku Jusuf Muda Dalam sebagai Gubernur Bank Sentral yang saat ini sudah berubah nama menjadi Bank Indonesia dari tahun 1963 hingga 1966.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Presiden Joko Widodo resmi melantik Nezar Patria sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/6/2023) pagi.
Nezar melanjutkan estafet tokoh Aceh lainnya dalam kabinet setelah kosong selama satu tahun lebih sejak Sofyan A Djalil dicopot dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional pada 15 Juni 2022.
Nezar Patria, pria kelahiran Sigli, Kabupaten Pidie, 5 Oktober 1970 ini merupakan putra dari H Sjamsul Kahar, Pemimpin Umum Harian Serambi Indonesia.
Ia menempuh pendidikan S1 di jurusan Filsafat Universitas Gadjah Mada dan menamatkan pendidikan S2 di The London School of Economics and Political Science (LSE) pada 2007.
Sebelum masuk Istana, Nezar dikenal sebagai sosok jurnalis dengan pengalaman yang panjang. Setelah Reformasi, Nezar mulai menekuni dunia jurnalistik seperti ayahnya.
Kariernya dimulai dari menjadi jurnalis majalah mingguan Tempo pada 1999 sampai 2008.
Baca juga: Nezar Patria Wamenkominfo yang Punya Harta Rp 10,8 Miliar, Ada Sejumlah Bidang Tanah di Aceh
Setelah itu, Nezar ikut mendirikan portal berita daring viva.co.id. Dia berkecimpung di sana pada 2008 sampai 2014. Lalu ia didapuk sebagai wakil pemimpin redaksi CNN Indonesia Digital pada 2014 sampai 2015.
Karir Nezar berlanjut hingga menjabar sebagai Pemimpin Redaksi The Jakarta Post pada 2015 sampai 2020.
Dia juga pernah terpilih sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) periode 2008 sampai 2011.
Selain itu, Nezar juga pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Pers periode Maret 2016 sampai Juni 2019 dan aktif sebagai Anggota Dewan Etik di Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).
Setelah tidak lagi di dunia jurnalistik, Nezar pernah dipercayakan menjabat sebagai Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia (Persero) sejak 23 September 2020-25 April 2022 dan Komisaris Utama PT Dapensi Trio Usaha pada 31 November 2021-13 Juni 2022.
Sebelum diangkat sebagai Wamenkominfo oleh Presiden Jokowi, Nezar menduduki posisi terakhir sebagai Staf Khusus V Menteri BUMN sejak 7 Juni 2022.
Baca juga: Sosok Nezar Patria, Putra Aceh dan Aktivis yang Dilantik Presiden Jokowi Jadi Wakil Menteri Kominfo
Selain Nezar Patria, ternyata ada juga tokoh Aceh lainnya yang memulai karir dari jurnalis sebelum masuk pemerintah.
Yaitu, Teuku Jusuf Muda Dalam sebagai Gubernur Bank Sentral yang saat ini sudah berubah nama menjadi Bank Indonesia dari tahun 1963 hingga 1966.

Pria kelahiran Sigli, 1 Desember 1914 atau dimasa Hindia Belanda itu menjadi Gubernur Sentral diera Presiden Soekarno.
Dikutip dari Wikipedia, Teuku Jusuf Muda Dalam adalah seorang jurnalis dan politikus Indonesia yang menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia dari 1963 hingga 1966.
Dalam catatan sejarah hidupnya, pada 1936 ia pergi ke negeri Belanda untuk menempuh pendidikan Ekonomische Hoge School di Rotterdam hingga mencapai tingkat doktoral selama 2 tahun sampai datangnya pendudukan Tentara Nazi Jerman pada 1941.
Baca juga: Beberkan Track Record Putra Aceh, Presiden Jokowi: Nezar Patria Akan Sangat Membantu Menteri
Pada 1943 – 1944 ia bergabung bersama mahasiswa Rotterdam dalam gerakan bawah tanah yang menentang pendudukan Nazi Jerman, dan menjadi wartawan dari harian De Waarheid milik partai komunis Belanda.
Setelah Perang Dunia II, pada November 1946 hingga Februari 1947 Jusuf Muda Dalam kembali ke Indonesia melakukan liputan jurnalisme tentang revolusi Indonesia untuk harian De Waaheid.
Pada Maret 1947 kembali lagi ke Indonesia dan bekerja pada Kementerian Pertahanan di Yogyakarta dan bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ketika meletus pemberontakan PKI Madiun 1948, Jusuf Muda Dalam ditahan di Wirogunan karena dituduh terlibat dalam pemberontakan tapi berhasil lolos dari penjara ketika terjadi penyerbuan tentara Belanda ke Yogyakarta.
Dalam organisasi PKI, ia pernah menjadi Ketua Seksi Ekonomi PKI cabang Yogyakarta dan pada 1949 menjadi wakil PKI di DPR.
Pada 1951, Jusuf Muda Dalam memutuskan untuk keluar dari PKI dengan alasan bahwa partai itu tidak lagi sesuai dengan sikap politiknya. S
elanjutnya pada 1954 ia bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) duduk sebagai pengurus pusat partai yakni anggota Seksi Keuangan dan Ekonomi, dan duduk sebagai anggota fraksi di DPR bagian Ekonomi dan Keuangan.
Pada 1956 atas ajakan Margono Djojohadikusumo, Jusuf Muda Dalam masuk sebagai staf Bank Negara Indonesia (BNI).
Kariernya melesat cepat, karena pada 1957 ia telah duduk sebagai Direktur BNI dan pada 1959 sebagai Presiden Direktur BNI hingga diangkat sebagai Menteri Urusan Bank Sentral merangkap sebagai Gubernur Bank Indonesia pada 1963.
Pada 1964 di tengah gencarnya Presiden Soekarno melancarkan politik konfrontasi terhadap kekuatan imperialisme barat, Jusuf Muda Dalam mempunyai konsep untuk menjadikan Bank Indonesia dan perbankan nasional sebagai Bank Berjuang.
Dari konsep inilah gagasan Bank Tunggal mulai dirumuskan, direncanakan, dan dilaksanakan pada Juli 1965. Namun bank tunggal hanya berusia singkat.
Pada akhir 1965 dan awal 1966 Indonesia penuh dengan gejolak, tekanan ekonomi yang semakin berat terus menghimpit kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Ditambah lagi, dampak Peristiwa 30 September 1965 yang melibatkan PKI dan tentara secara politis telah menggiring pada suatu proses peluruhan kekuasaan pemerintahan terpimpin.
Demonstrasi mahasiswa (Angkatan 66) yang menuntut perbaikan keadaan ekonomi, sosial, dan politik, mulai menggoyahkan kekuasaan pemerintah. Bank Tunggal pun juga terhenti karenanya.(*)
Nezar Patria Ungkap Sejarah Mati di Kampung Kami Satu-satunya Tulisan yang Ditulisnya dengan Gemetar |
![]() |
---|
Sosok Nezar Patria di Mata Jurnalis Senior Aceh Tarmilin Usman |
![]() |
---|
Teuku Riefky Harsya Sambut Baik Nezar Patria Jadi Wamenkominfo: Kami Mitra, Siap Bersinergi |
![]() |
---|
Soal Nezar Patria Jadi Wamenkominfo, Tu Sop: Bukti Orang Aceh Masih Diterima di Tingkat Nasional |
![]() |
---|
Nezar Patria Jadi Wamenkominfo, Syech Fadhil: Sebagai Orang Aceh, Saya Bangga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.