Berita Banda Aceh
Agar Mudah Diterima, Dinkes Aceh Sosialisasi Pencegahan Stunting Melalui Kegiatan Seni Tradisional
"Salah satunya dengan sosialisasi melalui seni tradisional Aceh agar mudah diterima dan pesan yang disampaikan dekat dengan kehidupan masyarakat,"
Penulis: Subur Dani | Editor: Nurul Hayati
"Salah satunya dengan sosialisasi melalui seni tradisional Aceh agar mudah diterima dan pesan yang disampaikan dekat dengan kehidupan masyarakat," katanya.
Laporan Subur Dani | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Demi menurunkan prevalensi stunting di Provinsi Aceh, Pemerintah Aceh melalui Dinas Kesehatan Aceh menggelar kegiatan promosi dan sosialisasi stunting melalui kegiatan seni tradisional Aceh.
Kegiatan itu berlangsung di Grand Nanggroe Hotel Banda Aceh, Senin (17/72023).
Acara ini digelar untuk mensosialisasikan pentingnya pencegahan stunting pada anak, mulai dari usia dalam kandungan hingga anak di bawah lima tahun.
Sosialisasi stunting dilakukan untuk mempengaruhi opini, sikap atau tindakan masyarakat melalui berbagai media, seperti halnya dalam bentuk seni tradisional Aceh.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dr Sulasmi MHSM saat membuka kegiatan tersebut menjelaskan, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan berbagai cara.
"Salah satunya dengan sosialisasi melalui seni tradisional Aceh agar mudah diterima dan pesan yang disampaikan dekat dengan kehidupan masyarakat," katanya.
dr Sulasmi MHSM juga menjelaskan, stunting dapat dicegah dengan mengajak anak mengkonsumsi buah dan sayur, tercukupi asupan gizi seimbang sejak dalam kandungan pada trimester awal hingga anak berusia dua tahun.
Baca juga: Dinkes Aceh Sosialisasi Pencegahan Stunting Melalui Kegiatan Seni Tradisional
"Selain itu juga memberikan asi ekslusif pada bayi hingga enam bulan, serta mengusahakan anak agar melakukan imunisasi dasar lengkap," katanya.
Acara tersebut dihadiri oleh Budayawan dan Praktisi seni Imam Juaini, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dr Sulasmi MHSM, serta dokter spesialis anak yang aktif di Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Aceh, dr Aslinar SpA M Biomed yang menjadi pembicara dalam talk show Aceh Sehat dengan tema cegah stunting itu penting.
Dalam acara ini ditampilkan juga berbagai pertunjukan seni seperti tari tradisional seudati Aceh, perlombaan cagok tingkat pelajar, pertunjukan meudikee atau berzikir untuk menyampaikan pesan keagamaan dan kesehatan dalam mensosialisasikan stunting.
Selain itu juga pemutaran film promosi kesehatan dan gizi yang diproduksi oleh Dinas Kesehatan Aceh.
Pelaku seni Aceh, Imam Juaini dalam dialog talk show menjelaskan bahwa mensosialisasikan kesehatan masyarakat melalui seni itu lebih melekat dan lebih mudah.
"Karena budaya Aceh adalah budaya mendengar bukan membaca," ujarnya.
Imam menambahkan kedekatan masyarakat dengan seni tradisi tidak bisa dipisahkan karena seni tradisi lahir di tengah masyarakat.
Dalam masyarakat itu juga dikenal dengan meutunang, meucalu (dalam bahasa gayo) serta meu’uroh.
Semua produk seni itu diapresiasi lewat seni yang dimainkan secara konteks sosial.
Efektivitas pesan yang disampaikan sangat jelas, bahwa masyarakat itu lebih mudah menerima apa yang disampaikan dan dituturkan.
Dalam dialog yang sama, dr Aslinar juga mengatakan stunting pada anak akan timbul saat anak mengalami gangguan gizi secara kronis di seribu hari pertama kehidupan.
Dimulai dari usia kehamilan selama 9 bulan hingga anak berusia dua tahun.
Bahaya anak yang mengalami stunting akan mengalami gangguan perkembangan otak, berakibat pada kecerdasan dan produktivitas anak rendah serta anak akan susah beradaptasi dibandingkan dengan anak yang lain.
Selain itu anak yang mengalamai gangguan gizi mudah sakit dan berisiko penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi dan jantung koroner.
Selain memberi asupan gizi, Kabid Kesmas Dinkes Aceh juga menerangkan bahwa lingkungan kotor di keluarga rentan terserang penyaki,t sehingga berpeluang anak mengalami stunting.
Menurut dr Sulasmi MHSM, sejak 2018 angka prevelensi stunting di Aceh mencapai 37,9 persen, di tahun berikutnya turun menjadi 34,1 persen, sedangkan pada tahun 2021 sedikit menurun juga.
Namun sangat kecil, rata rata turun antara 2-3 persen.(*)
Baca juga: Pemko dan Kejati Aceh Kolaborasi Tangani Stunting di Banda Aceh
Takdir Feriza Hasan Dinobatkan sebagai Qari Terbaik Se-Asia Tenggara |
![]() |
---|
Aceh Kirim Sebanyak 87 Ribu Barel Kondesat ke Thailand |
![]() |
---|
Kapolresta Ingatkan Ancaman Pidana Bagi Pembakar Sampah Sembarangan |
![]() |
---|
Harumkan Nama Aceh, Ustadz Takdir Feriza Disambut Kalungan Bunga oleh Pemerintah |
![]() |
---|
Peringati Hari Jadi, Polwan Polda Aceh Gelar Upacara Ziarah di TMP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.