Citizen Reporter
Dari Rakor FKUB se-Aceh, Humam Hamid: Dubai Sekarang seperti Aceh Masa Lampau
Keberagaman Aceh masa lampau mampu menjadikan Aceh sebagai negara kota (City-State) yang mengedepankan pendapatan negara dari jasa dan perdagangan
Hasan Basri M. Nur, Melaporkan dari Banda Aceh
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh menggelar Rapat Kerja (Raker) FKUB se-Aceh di Hotel Grand Permata Hati Banda Aceh, Rabu (26/7/2023).
Dalam raker bertema “Harmoni Menuju Pemilu Damai 2024” itu dihadirkan empat narasumber, yaitu Masrimin (Plh Kaban Kesbangpol Aceh), A Hamid Zein (Ketua FKUB Aceh), Zulfahmi (Kemenag Aceh) dan Prof Dr Ir Ahmad Humam Hamid (Sosiolog Universitas Syiah Kuala).
Dalam membahani peserta yang terdiri dari para ketua FKUB dan Kaban Kesbangpol se-Aceh itu, Ahmad Humam Hamid mengatakan bahwa keberagaman (majemuk) dan toleransi merupakan dua sisi yang harus dimiliki suatu daerah/negara jika mau meraih kejayaan.
“Keberagaman dan toleransi adalah pendorong kemajuan suatu bangsa,” kata Humam Hamid dalam raker dan dialog yang dipandu oleh Sekretaris FKUB Aceh, Hasan Basri M. Nur.

Humam menambahkan, pada masa lampau terutama di era kesultanan, penduduk Banda Aceh sangat majemuk, terdiri dari berbagai etnik, bangsa dan agama.
Keberagaman Aceh masa lampau mampu menjadikan Aceh sebagai negara kota (City-State) yang mengedepankan pendapatan negara dari jasa dan perdagangan.
Baca juga: Ini Enam Bukti Sejarah Kejayaan Kerajaan Aceh Masa Sultan Iskandar Muda Antara 1607-1636 M
“Lada itu hanya bagian terkecil dari penghasilan Aceh pada masa lampau. Yang utama adalah perdagangan dan jasa sebagai city-state,” kata Humam.
Alumnus S-3 Universitas Kansas USA itu mengumpamakan Uni Emirat Arab (UEA) yang mencapai puncak kemajuan peradaban dan ekonomi pada zaman modern sekarang mirip seperti Aceh pada masa kesultanan masa lampau.
“Aceh dulu adalah Dubai (UEA, red) sekarang. Perdagangan internasional menjadi tombak kemajuan,” katanya.
Humam menyebutkan, UEA adalah negara Islam paling maju di era post-modern ini.
Keberhasilan itu dicapai karena pemerintah UEA mampu mengelola potensi keragaman dengan mengedepankan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati.
Humam Hamid merinci, terdapat sekitar 200 bangsa yang tinggal dan bekerja di Dubai.
Baca juga: Aceh dan Kepemimpinan Militer (VIII) - Al Mukammil: Soft Power dan Dansa Diplomasi
Mereka bekerja di sektor jasa, perdagangan dan logistik. Pendapatan per kapita penduduk UEA mencapai 42.000 USD.
Ditambahkan, Aceh sekarang berbeda dengan Aceh masa lampau yang sangat toleran dan anti anarki.
Menyelami Keindahan Arsitektur dan Spiritual di Masjid Kristal Kuala Terengganu Malaysia |
![]() |
---|
Merevitalisasi Fungsi Masjid sebagai Rumah Edukasi Anak |
![]() |
---|
Aplikasi 'Too Good To Go' Upaya Belgia Kurangi Limbah Makanan |
![]() |
---|
Kisah Sungai yang Jadi Nadi Kehidupan di Kuala Lumpur |
![]() |
---|
Mengelola Kehidupan Melalui Kematian: Studi Lapangan Manajemen Budaya di Londa, Toraja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.