Detik-detik Capres Ekuador Fernando Villavicencio Tewas Ditembak usai Kampanye
Paman capres Fernando Villavicencio, Galo Valencia, menyalahkan negara karena tidak memberikan keamanan yang cukup kepada keponakannya.
SERAMBINEWS.COM - Capres di Ekuador, Amerika Selatan, Fernando Villavicencio ditembak hingga tewas sebanyak tiga kali seusai melakukan kampanye di utara ibu kota Ekuador, Quito pada Selasa (8/8/2023) waktu setempat.
Fernando Villavicencio ditembak mati saat dia meninggalkan acara kampanye di Quito, Rabu (9/8/2023), tepatnya beberapa hari sebelum pemilihan umum (Pemilu).
Insiden penembakan maut tersebut akhirnya juga menewaskan seorang tersangka, akibat luka yang diderita selama baku tembak, terang kantor jaksa agung setempat.
Sementara enam orang ditangkap sehubungan dengan adanya serangan tersebut.
Paman capres Fernando Villavicencio, Galo Valencia, menyalahkan negara karena tidak memberikan keamanan yang cukup kepada keponakannya.
“Kami melihat ada yang terluka jatuh, darah, orang terluka," ujar Galo Valencia, dikutip dari The Guardian.
“Apa yang kami saksikan seperti film horor. Kematian kerabat saya. Saya tidak punya kata-kata untuk apa yang terjadi di negara ini. Mereka baru saja membunuh demokrasi,” katanya.
Dalam video yang beredar, tampak Fernando Villavicencio keluar dalam sebuah acara, dengan dikawal beberapa pihak keamanan.
Fernando Villavicencio yang berjalan di antara pria-pria bertubuh tegap masih sempat menyapa orang-orang yang menyambutnya.
Dirinya pun memasuki mobil.
Namun setelah itu penyerangan terjadi, suara tembakan terdengar dan membuat massa yang ada di acara kampanye itu menjadi kacau.
Seorang saksi dalam insiden penyerangan, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan dia awalnya mengira tembakan itu adalah kembang api.
“Kami tidak pernah membayangkan tragedi yang sekarang kami tinggali di negara ini. Ini terorisme."
“Jika ini bisa terjadi pada seorang kandidat yang seharusnya memiliki keamanan, maka siapapun bisa dibunuh. Itu meninggalkan pesan yang jelas bahwa di sini hidup tidak ada artinya.”
Baca juga: VIDEO - Calon Presiden Ditembak Mati saat Kampanye, Geng Kriminal Ekuador Diyakini Pelakunya
Saksi Mata: Villavicencio Ditembak di Dalam Mobil
Saksi mata mengatakan Villavicencio, seorang anggota kongres dan mantan wartawan, ditembak tiga kali, mengutip BBC.
Seorang anggota tim kampanyenya mengatakan kepada media lokal bahwa pria berusia 59 tahun itu sedang masuk ke dalam mobil, namun tiba-tiba seorang pria melangkah maju dan menembak kepalanya.
Video dari dalam gedung menunjukkan para pendukung Villavicencio yang panik mencari perlindungan dan selebaran kampanye berserakan di lantai hingga adanya lumuran darah.
Pembunuhan itu terjadi di tengah lonjakan kejahatan, kekerasan yang di negara kecil Amerika Selatan itu.
Ketika geng-geng penyelundup narkoba bersaing melakukan pembantaian di penjara dan tingkat pembunuhan meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2020 dan 2022.
Seperti diketahui, Villavicencio adalah salah satu dari delapan kandidat presiden yang mencalonkan diri dalam Pilpres Ekuador, yang yang akan diadakan pada 20 Agustus 2023 nanti.
Lebih dari separuh warga Ekuador mengatakan dalam jajak pendapat bahwa memperbaiki masalah ketidakamanan negara adalah prioritas terbesar mereka.
Villavicencio adalah salah satu dari sedikit Capres Ekuador yang menuduh hubungan antara kejahatan terorganisir dan pejabat pemerintah di Ekuador.
Ekuador secara historis merupakan negara yang relatif aman dan stabil di Amerika Latin, tetapi peningkatan kejahatan kekerasan baru-baru ini terjadi.
Profil Fernando Villavicencio
Dikutip dari dw.com, Fernando Villavicencio (59) merupakan mantan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak milik negara, Petroecuador dan setelah itu bekerja sebagai jurnalis usai mengecam dugaan kerugian kontrak minya hingga jutaan dolar.
Kemudian, ia terpilih menjadi anggota dewan Ekuador pada tahun 2017 hingga masa jabatannya selesai pada bulan Mei 2023.
Villavicencio merupakan salah satu orang yang kritis menentang korupsi khususnya selama kepemimpinan Presiden Rafael Correa pada tahun 2007-2017.
Salah satu anggota tim kampanye Villavicencio mengungkapkan selama berkampanye, ia mendapat ancaman pembunuhan setiap minggu.
Sehingga ketika berpergian, Villavicencio harus dijaga oleh polisi.
Villavicencio pun meninggalkan seorang istri dan lima anaknya usai tewas ditembak.
Hal itu dipicu oleh meningkatnya kehadiran kartel narkoba, dan telah menjadi isu sentral dalam kampanye presiden tahun ini.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Jakarta dan Kota Besar Lainnya di Indonesia Besok, Jumat 11 Agustus 2023
Baca juga: Selundupkan 20 Kg Sabu Malaysia, Oknum TNI Divonis Penjara Seumur Hidup dan Pecat Dinas Militer
Baca juga: Mahkamah Agung Tolak PK Moeldoko atas Kepengurusan Partai Demokrat
Sudah tayang di Tribunnews.com: Capres di Ekuador Ditembak 3 Kali hingga Tewas usai Lakukan Kampanye
Begini Perkembangan Kasus Suami Bunuh Isteri Gara-gara Live TikTok di Pidie Jaya |
![]() |
---|
VIDEO Mencekam! Aparat Terlibat Baku Tembak Sengit Saat Kepung Markas KKB di Yahukimo |
![]() |
---|
6 Orang Tewas Diserang KKB Papua di Asmat dan Distrik Seradala Yahukimo, Evakuasi Korban Tertunda |
![]() |
---|
Husain Pria di Polman Tewas dalam Mobil, Alami Luka di Kepala, Korban Ditembak Pengendara Motor |
![]() |
---|
Tukang Ojek asal Probolinggo Tewas Ditembak KKB di Puncak Jaya, Jenazah Dimakamkan di Kampungnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.