Berita Lhokseumawe

Akademisi Dr Alfian Sebut Unjuk Rasa di PT Perta Arun Gas Berdampak Terhadap Investasi Migas di Aceh

Akademisi kampus di kota Lhokseumawe Dr Alfian, MA mengatakan, aksi demo, Kamis, 10 Agustus 2023 lalu yang mengatas namakan masyarakat dari 11 desa li

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Akademisi Lhokseumawe, Dr Alfian, MA 

Akademisi kampus di kota Lhokseumawe Dr Alfian, MA mengatakan, aksi demo, Kamis, 10 Agustus 2023 lalu yang mengatas namakan masyarakat dari 11 desa lingkungan PT Perta Arun Gas (PAG) berharap semoga ke depannya tidak terjadi lagi. 

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Investasi membutuhkan iklim sosial dan politik yang kondusif berupa stabilitas keamanan dengan karakter masyarakat yang terbuka. 

Dalam konteks politik lokal, pasca MoU Helsinki, transisi dan peralihan kekuasaan di Aceh selalu berjalan demokratis dan damai.

Akademisi kampus di kota Lhokseumawe Dr Alfian, MA mengatakan, aksi demo, Kamis, 10 Agustus 2023 lalu yang mengatas namakan masyarakat dari 11 desa lingkungan PT Perta Arun Gas (PAG) berharap semoga ke depannya tidak terjadi lagi. 

Ia menuturkan tidak terbantahkan lagi bahwa Aceh merupakan provinsi yang kaya potensi sumber daya alam dan mineral, seperti emas, batubara, minyak dan gas bumi (migas), dan lain sebagainya.

Sebab menurut akademisi Lhokseumawe tersebut, aksi di depan perusahaan kawasan Gampong Blang Lancang, Kecamatan Muara Satu atau sekitar 7 km barat Kota Lhokseumawe ditakutkan akan berakibat fatal bagi keberlangsungan serta kepercayaan investor masuk ke Aceh.

Khususnya investor migas di wilayah kerja lhokseumawe dan Aceh Utara. 

Baca juga: VIDEO - Warga Blokir Jalan Masuk ke PT PAG Lhokseumawe, Pekerja Terjabak Diluar dan Dilarang Masuk

"Kebiasaan aksi demo seringnya berdampak bagi iklim investasi, investor tidak akan masuk ke wilayah itu, jika situasi tidak kondusif atau masih terjadi kekacauan, baik itu aksi unjuk rasa, kekerasan serta premanisme di tengah masyarakat.” kata Alfian kepada Serambinews.com, Sabtu (12/8/2023).

Alfian mengajak mari sama-sama bagi semua stakeholder bergerak untuk membangun Aceh. Menjaga dan menjamin agar investasi berjalan baik. 

Apalagi ke depannya ada beberapa investor yang ingin masuk, seperti investor sawit, kopi, tambang perminyakan masyarakat, dan perikanan.

Ia mengatakan Pj Gubernur Aceh pernah berjanji pengusaha luar untuk berinvestasi di Aceh, tujuannya untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. 

Garansi yang diberikan kita permudah birokrasi sesuai aturan dan bicara keamanan justru tidak ada masalah lagi. 

"Pengusaha luar wajib menggandeng BUMD di kabupaten/kota, sehingga dana bisa masuk ke masyarakat. Yang penting kita harus kompak dan bersatu sehingga Aceh lebih sejahtera. 

Baca juga: Demo PT PAG Berlanjut, Kini Warga Blokir Jalan, Pekerja Terjebak di Luar Karena Dilarang Masuk

Nah ini, terkait aksi yang mempermasalahkan tenaga kerja serta dana TJSL/CSR menurut saya pastinya sebuah perusahaan telah memikirkan hal tersebut secara matang dan terukur untuk dipergunakan di desa-desa binaan.

Dan sesuai perjanjian dan ketentuan hukum yang berlaku serta menjunjung tinggi kearifan lokal setempat bukan saja Kecamatan Muara Satu, tapi juga masyarakat Kota Lhokseumawe secara keseluruhan," ucapnya.

Alfian mencontohkan, terkait tenaga kerja di perusahaan sekelas PT Perta Arun Gas (PAG) juga telah menerima dan memenuhi syarat dengan permintaan pekerja lokal. 

“Adapun data yang kita dapatkan dari unsur Tenaga Kerja Jasa Penunjang (TKJP) misalkan 476 orang (92 persen) adalah pekerja lokal Aceh saat ini yang mengisi posisi- posisi strategis. Selanjutnya Pekerja Waktu Tertentu (PWT/PWTT) terdapat 247 orang (75 %) masyarakat lokal Aceh,” sebutnya.

Dilirik Perusahaa Uni Emirat Arab

Sementara itu, lanjut Dr Alfian, MA mengatakan, informasi  terbaru investor di Aceh menyebut perusahaan minyak asal Uni Emirat Arab (UEA) yakni Mubadala tertarik untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok Andaman III. 

Baca juga: Demo di PT PAG Lhokseumawe Ricuh, Warga dan Polisi Saling Dorong

Hal itu menyusul mundurnya perusahaan migas asal Spanyol, Repsol, dalam pengelolaan wilayah kerja di perairan Aceh tersebut.

Selanjutnya Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan PT Pema Global Energi (PGE) mengumumkan penemuan sumur gas baru dari kegiatan usaha hulu migas di Wilayah Kerja Aceh tepatnya di Wilayah Kerja Blok "B", Syamtalira Aron, Aceh Utara.  

“Pada 2023, BPMA telah menyetujui usulan PT PGE untuk melakukan pemboran eksplorasi tiga (3) sumur yaitu Arun A-55A, Arun A-72A dan Rayeu C-1A dari komitmen kerja pasti yang awalnya hanya 1 sumur eksplorasi,” tambahnya.

Terakhir sebutnya, diperkirakan 2026-2028 Aceh khususnya Lhokseumawe, Bireuen, Pidie Jaya akan banyak perusahaan migas asing yang mengekplorasi migas di wilayah kerja di sana. 

“Ini suatu peluang bagi kemajuan Aceh, maka kita berharap jagalah iklim dan kondisi Aceh yang kondusif dan jangan mudah terpropokasi dengan tindakan kita yang merugikan daerah kita sendiri. Mari Bersama sama membangun Kota Lhokseumawe dan Aceh ini,” demikian Alfian. (*)

Baca juga: PAG dan Mitra Perusahaan Serahkan 36 Hewan Kurban ke Warga Desa Binaan

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved