Internasional

Ini Alasan Wanita dan Pria Muda di China Makin Enggan Menikah

Pemerintah China telah meluncurkan sejumlah strategi untuk mendorong warganya untuk menikah

Editor: Muhammad Hadi
SHUTTERSTOCK
ILUSTRASI - Pemerintah China telah meluncurkan sejumlah strategi untuk mendorong warganya untuk menikah. Salah satunya dengan memberikan sejumlah insentif. 

SERAMBINEWS.COM - China merupakan negara dengan polusi pendudukan terbanyak di dunia.

Kemudian disusul India dan Amerika Serikat.

Kini banyak pihak memprediksi bahwa posisi pertama jumlah pendudukan terbanyak di dunia bakal dikuasai India.

Karena kaum muda China mulai enggan untuk menikah

Apa saja alasan wanita dan pria muda di China tidak mau menikah?

Kini pemerintah China telah meluncurkan sejumlah strategi untuk mendorong warganya untuk menikah.

Salah satunya dengan memberikan sejumlah insentif.  Akan tetapi, angka pengangguran kaum muda yang tinggi dan tekanan keuangan membuat kaum muda tidak memilih untuk menikah dan memulai keluarga.

Melansir DW, Bagi Jingyi Hou, 29 tahun, seorang guru sekolah di provinsi Shanxi utara China, pernikahan bukanlah prioritas.

Terlepas dari kegigihan orang tuanya dalam mengatur sekitar 20 kencan buta untuknya selama tiga tahun terakhir, Jingyi tetap melajang dan tidak merasakan urgensi untuk menemukan pasangan hidup.

"Pernikahan adalah tentang kebebasan. Tidak semua orang perlu menikah secepat mungkin," katanya kepada DW.

Dan Jingyi tidak sendiri. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Kementerian Urusan Sipil China pada bulan Juni, jumlah pencatatan pernikahan di seluruh negeri adalah yang terendah dalam 37 tahun, setelah delapan tahun mengalami penurunan. 

Hanya 6,83 juta pasangan yang menikah di China di sepanjang tahun lalu.

Di China, semakin banyak anak muda, terutama wanita yang lahir pada tahun 1990-an dan 2000-an, menjadi acuh tak acuh terhadap harapan masyarakat untuk menikah dini.

Menurut Buku Tahunan Sensus China terbaru, usia rata-rata pernikahan pertama di negara itu pada tahun 2020 adalah 28,6 tahun, hampir empat tahun lebih tua dari tahun 2010.

Ye Liu, dosen senior di Lau China Institute di King's College London, mengatakan kepada DW bahwa ketidaksetaraan gender masih tertanam kuat di tempat kerja China.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved