Internasional

Ini Alasan Wanita dan Pria Muda di China Makin Enggan Menikah

Pemerintah China telah meluncurkan sejumlah strategi untuk mendorong warganya untuk menikah

Editor: Muhammad Hadi
SHUTTERSTOCK
ILUSTRASI - Pemerintah China telah meluncurkan sejumlah strategi untuk mendorong warganya untuk menikah. Salah satunya dengan memberikan sejumlah insentif. 

Ini termasuk kuota gender yang diskriminatif dan evaluasi calon perempuan berdasarkan kemungkinan kehamilan dan perlunya cuti melahirkan.

Kondisi ini telah memaksa banyak wanita muda untuk memilih antara karir mereka atau memulai sebuah keluarga.

"Ketika perempuan menghabiskan waktu lebih lama dalam pendidikan, secara alami mereka menunda usia memasuki pernikahan dan menjadi orang tua," kata Ye.

Baca juga: Perih Hati Suami! Istri Masuk RS Pecah Ketuban, Penyebabnya Berzina Terlalu Keras sama Selingkuhan

Christa, yang berbicara kepada DW dengan syarat menggunakan nama samaran, mengatakan dirinya tidak perlu menikah.

"Saya percaya bahwa menikah akan mempengaruhi prestasi saya, terutama karir saya," kata perempuan berusia 25 tahun, yang bekerja sebagai manajer proyek sebuah perusahaan manufaktur di China.

Krisis ekonomi China baru-baru ini juga berkontribusi pada kurangnya minat menikah di kalangan anak muda.

Pada tahun 2023, pengangguran kaum muda China — yang mewakili mereka yang berusia antara 16 dan 24 tahun — mencapai rekor tertinggi yakni 20,8 persen.

Shan Shan, seorang wanita Tionghoa yang lebih suka dipanggil dengan nama panggilannya, mengatakan kepada DW bahwa sulit mencari nafkah di pasar kerja saat ini.

Stres mencari pekerjaan membuatnya tidak punya energi untuk memikirkan pernikahan.

Demikian pula, Xiao Gang, seorang insinyur perangkat lunak, mengatakan kepada DW juga menggunakan nama samaran, bahwa PHK yang meluas di industri teknologi mendorongnya untuk bekerja lembur secara teratur karena takut dipecat. 

"Ketika teman-teman mengundang saya untuk jalan-jalan dengan gadis-gadis, saya tidak punya energi untuk keluar," katanya.

Pada saat kaum muda China semakin enggan untuk menikah, angka kelahiran di negara itu terus menurun.

Menurut data yang dirilis Human Rights Watch, tingkat kesuburan total di Tiongkok telah menurun dari 2,6 kelahiran per perempuan pada akhir 1980-an menjadi 1,15 pada 2021.

Baca juga: Bahaya Ini Mengintai Hubungan Sedarah atau Inses, dr Boyke Ingatkan Menikah Harus dengan Orang Jauh!

Selain itu, tahun lalu menandai penurunan populasi pertama di China sejak 1961, ketika kelaparan yang menghancurkan mengakibatkan lebih banyak kematian daripada kelahiran.

"China sedang memasuki krisis demografis yang parah ... menjadi negara yang semakin tua secara demografis," kata Dudley Poston, seorang profesor sosiologi emeritus di Texas A&M University.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved