Internasional
Ini Alasan Wanita dan Pria Muda di China Makin Enggan Menikah
Pemerintah China telah meluncurkan sejumlah strategi untuk mendorong warganya untuk menikah
Ini termasuk kuota gender yang diskriminatif dan evaluasi calon perempuan berdasarkan kemungkinan kehamilan dan perlunya cuti melahirkan.
Kondisi ini telah memaksa banyak wanita muda untuk memilih antara karir mereka atau memulai sebuah keluarga.
"Ketika perempuan menghabiskan waktu lebih lama dalam pendidikan, secara alami mereka menunda usia memasuki pernikahan dan menjadi orang tua," kata Ye.
Baca juga: Perih Hati Suami! Istri Masuk RS Pecah Ketuban, Penyebabnya Berzina Terlalu Keras sama Selingkuhan
Christa, yang berbicara kepada DW dengan syarat menggunakan nama samaran, mengatakan dirinya tidak perlu menikah.
"Saya percaya bahwa menikah akan mempengaruhi prestasi saya, terutama karir saya," kata perempuan berusia 25 tahun, yang bekerja sebagai manajer proyek sebuah perusahaan manufaktur di China.
Krisis ekonomi China baru-baru ini juga berkontribusi pada kurangnya minat menikah di kalangan anak muda.
Pada tahun 2023, pengangguran kaum muda China — yang mewakili mereka yang berusia antara 16 dan 24 tahun — mencapai rekor tertinggi yakni 20,8 persen.
Shan Shan, seorang wanita Tionghoa yang lebih suka dipanggil dengan nama panggilannya, mengatakan kepada DW bahwa sulit mencari nafkah di pasar kerja saat ini.
Stres mencari pekerjaan membuatnya tidak punya energi untuk memikirkan pernikahan.
Demikian pula, Xiao Gang, seorang insinyur perangkat lunak, mengatakan kepada DW juga menggunakan nama samaran, bahwa PHK yang meluas di industri teknologi mendorongnya untuk bekerja lembur secara teratur karena takut dipecat.
"Ketika teman-teman mengundang saya untuk jalan-jalan dengan gadis-gadis, saya tidak punya energi untuk keluar," katanya.
Pada saat kaum muda China semakin enggan untuk menikah, angka kelahiran di negara itu terus menurun.
Menurut data yang dirilis Human Rights Watch, tingkat kesuburan total di Tiongkok telah menurun dari 2,6 kelahiran per perempuan pada akhir 1980-an menjadi 1,15 pada 2021.
Baca juga: Bahaya Ini Mengintai Hubungan Sedarah atau Inses, dr Boyke Ingatkan Menikah Harus dengan Orang Jauh!
Selain itu, tahun lalu menandai penurunan populasi pertama di China sejak 1961, ketika kelaparan yang menghancurkan mengakibatkan lebih banyak kematian daripada kelahiran.
"China sedang memasuki krisis demografis yang parah ... menjadi negara yang semakin tua secara demografis," kata Dudley Poston, seorang profesor sosiologi emeritus di Texas A&M University.
Agni-V Meluncur! Perlombaan Rudal India dan Pakistan Memanas, India Kirim Sinyal Keras ke China? |
![]() |
---|
Satria Kumbara Meringis Kesakitan, TNI Tegaskan Tak Lagi Bertanggung Jawab Kepada Pengkhianat Negara |
![]() |
---|
The Fed Siap Tekan Suku Bunga, Wall Street Bergairah, Trump Ngamuk Lagi? |
![]() |
---|
Korea Selatan Hujani Peluru Peringatan, Tentara Korut Kabur dari Perbatasan! |
![]() |
---|
Misteri Kematian Zara Qairina: Sidang Penentuan Pemeriksaan Digelar Hari Ini, 195 Saksi Diperiksa! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.