Berita Nasional
Kata Pengamat Kebijakan Publik Soal Operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung & LRT Jabodebek Mundur
Operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dan LRT Jabodebek sama-sama mundur dari rencana yang ditetapkan
Kata Pengamat Kebijakan Publik Soal Operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung & LRT Jabodebek Mundur
SERAMBINEWS.COM - Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dan LRT Jabodebek menjadi proyek andalan di bidang transportasi.
Tapi sepertinya rencana beroperasinya dua proyek transportasi tersebut bakal tidak sesuai seperti yang direncanakan.
Operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dan LRT Jabodebek sama-sama mundur dari rencana yang ditetapkan.
Sebelumnya kedua proyek transportasi masal tersebut rencananya beroperasi pada 18 Agustus nanti.
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio mengatakan, Ia sejak awal sudah mengingatkan pemerintah mengenai dua program tersebut.
Misalnya saja pada proyek KCJB, Agus mengaku sebagai pihak yang sejak awal tidak sepaham dalam pembangunannya.
Ia mengaku terpaksa mendukung sejak masuknya APBN yang cukup besar dalam proyek KCJB ini.
"Sekarang keretanya sudah selesai dan sudah mau jalan, Saya tidak, karena tidak ada analisa yang bisa meyakinkan saya bahwa kereta itu akan banyak yang pakai," kata Agus kepada Kontan.co.id, Minggu (13/8/2023).
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta Bandung Habiskan Biaya Hingga Rp117 Triliun, Kecelakaannya Langsung Bikin Heboh
Pasalnya menurut Agus ketika tidak banyak yang memakai dua transportasi massal ini, maka pemerintah bakal keluar uang lebih lagi untuk subsidi terhadap angkutan tersebut.
Agus menegaskan, pembangunan angkutan massal yakni LRT dan kereta cepat yang harusnya bagus, dinilai tidak berdasarkan kajian yang matang.
"Kajiannya adalah kajian proyek nilai komersil. Buktinya, yang tadinya mengembangkan BUMN karya-karya yang kerjaannya membangun infrastruktur baru setelah kelabakan baru diberikan kepada Kereta Api," kata Agus.
Ia menceritakan, pembangunan LRT yang dikerjakan oleh INKA hanya dari sisi gerbong saja. Sedangkan untuk elektronik, hidrolik dan lainnya menggunakan vendor-vendor luar.
Sehingga saat digabungkan maka Agus menyebut akan tidak bisa serta merta terkoneksi dengan baik.
"INKA bikin gerbong aja, elektronik itu atau isi otaknya, kayak driverlessnya segala macam itu bukan buatan INKA. Itu beli dari vendor. Kemudian sinyalnya Len yang buat," kata Agus.
RUU BUMD Tak Selaras dengan Otonomi Daerah, Pengecualian Bagi Aceh |
![]() |
---|
Haji Uma: Subtansi RUU BUMD Kurang Selaras dengan Otda dan Perlu Klausul Pengecualian bagi Aceh |
![]() |
---|
Bupati Aceh Besar Syech Muharram Lobi Menkes Minta Pusat Bangun Rumah Sakit Tipe B |
![]() |
---|
Miris! Temuan KPK: Biskuit Stunting untuk Balitapun Diduga Dikorupsi |
![]() |
---|
Pemerintah Gelontorkan Rp 1,8 Triliun untuk Riset 8 Bidang Ini, Termasuk AI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.