Konservasi
Aceh Wetland Foundation Rilis Buku Kumpulan Karya Jurnalis Warga: ‘Suara dari Tripa’
Buku 'Suara dari Tripa' ini bisa menjadi referensi akademisi, jurnalis dan aktivis CSO yang sedang dan akan bekerja untuk konservasi Tripa-Babahrot.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – LSM Aceh Wetland Foundation (AWF) melalui dukungan Tropical Forest Conservation for Action (TFCA) Sumatera, merilis buku kumpulan karya jurnalis warga dari Rawa Tripa-Babahrot.
Buku 40 halaman yang berjudul “Suara dari Tripa” ini memuat permasalahan sosial dan tantangan aksi konservasi di kawasan hutan gambut Rawa Tripa-Babahrot.
Kegiatan dikemas dalam bentuk Diseminasi ini menghadirkan Prof Ir Darusman MSc, akademisi sekaligus Oversight Committe Tropical Forest Conservation for Action (TFCA) Sumatera.
Dr Muhammad Nizar dari Head Environmental Departement Doctor of Engineering Universitas Serambi Mekkah bertindak sebagai moderator.
Prof Ir Darusman MSc mengatakan, TFCA Sumatera adalah hadir untuk mendukung kerja-kerja pemerintah dan CSO dalam mengatasi dampak perusakan hutan di Aceh.
Dikatakan, program TFCA Sumatera menitikberatkan pada upaya penyelamatan spesies kunci di Sumatera yakni Badak, Gajah, Harimau, dan Orangutan di Sumatera.
Selain itu, TFCA-Sumatera juga mendukung kegiatan-kegiatan riset dan jurnalis untuk menguatkan literasi tentang ekosistem hutan di Aceh.
Tiga bentang alam yang jadi wilayah kerja TFCA-Sumatera di Aceh adalah Kawasan Ekosistem Leuser, Kawasan Ulu Masen, dan Kawasan Seulawah.
Dr Muhammad Nizar mengatakan, kegiatan diseminasi ini sangat bermanfaat untuk memperkaya khazanah pengetahuan tentang persoalan konservasi di Rawa Tripa.
Disebutkan, buku ini bisa menjadi referensi akademisi, jurnalis dan aktivis CSO yang sedang dan akan bekerja untuk konservasi Tripa-Babahrot.
Yusmadi Yusuf dari AWF mengatakan, buku ini merupakan karya jurnalis warga yang dilatih setahun lalu. “Ada banyak persoalan yang disampaikan warga di platform media kami, kami hanya mengambil persoalan yang dianggap penting untuk ditindaklanjuti,” kata Yusmadi.
Dikatakan, para jurnalis warga ini terdapat di Abdya dan Nagan Raya yang merupakan daerah bentang alam Rawa Tripa-Babahrot.
Yusmadi menambahkan, para jurnalis warga ini sudah dilatih dengan silabus khusus dan cara melapor melalui Acehnesia yang merupakan platform khusus untuk media warga.
Disebutkan, laporan jurnalis warga merupakan rekaman fakta dan data yang dihasil para penulis dari lapangan.
“Ada cerita human interes, dan persoalan penegakan hukum yang saat ini masih berjalan lamban,” katanya.
Hadi Surya Apresiasi BKSDA Tinjau Lahan PT ALIS, Minta Laporan Resmi Rekomendasi Buffer Zone SMRS |
![]() |
---|
Mukim di Kutablang Keluarkan Aturan Larangan Berburu Burung di Rawa Paya Nie |
![]() |
---|
Pegiat Konservasi Aceh Dedy Yansyah Raih Penghargaan Whitley Awards di London |
![]() |
---|
Soal Pencabutan Izin Konsesi, DLHK & BPHP Mengaku belum Terima SK, PT ANI: Kami Diberi Waktu 1 Tahun |
![]() |
---|
Pak Bitel, Peraih Kalpataru dari Simeulue, Punya Cara Unik dalam Pembibitan Bakau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.