Luar Negeri
Yevgeny Prigozhin Tewas, Pasukan Wagner Bersumpah Balas Dendam ke Vladimir Putin, Ancam Serbu Moskow
Saluran Telegram lain yang terkait dengan Grup Wagner berjanji akan merebut Kremlin jika kematian Prigozhin terkonfirmasi.
SERAMBINEWS.COM - Pasukan Grup Wagner yang terkenal atas aksi-aksi kejam, dilaporkan bersumpah akan membalas dendam setelah pihak berwenang Rusia mengatakan pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin, menadi satu di antara penumpang pesawat yang jatuh di wilayah Tver pada Rabu malam (Kamis dini hari WIB).
Insiden jatuhnya pesawat itu menewaskan semua orang di dalamnya.
Saluran berita Telegram Rusia "Mozhem Obyasnit" melaporkan pada Kamis (24/8/2023), kalau anggota Grup Wagner berencana untuk membalas dendam kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu atas kematian Prigozhin.
Saluran Telegram lain yang terkait dengan Grup Wagner berjanji akan merebut Kremlin jika kematian Prigozhin terkonfirmasi.
Sebuah jet pribadi milik Prigozhin, yang sedang melakukan perjalanan dari Moskow ke Sankt Peterburg, jatuh di dekat desa Kuzhenkino di wilayah Tver tepat dua bulan setelah ia memimpin pemberontakan yang gagal melawan petinggi Kremlin.
Dalam pemberontakan itu, Prigozhin menyerukan penggulingan kepemimpinan militer atas ketidakmampuannya dalam perang Rusia di Ukraina.
Pemberontakan tersebut, yang disebut Prigozhin sebagai 'March of Justice' atau “Pawai Keadilan,”.
Pemberontakan ini dinilai sebagai tantangan paling serius terhadap pemerintahan Vladimir Putin sejak ia berkuasa pada tahun 1999.
Kesepuluh orang di dalam pesawat—tujuh penumpang dan tiga awak—meninggal dalam insiden tersebut, kata kementerian darurat Rusia.
Penyebab kecelakaan itu belum jelas.
Badan Transportasi Udara Federal Rusia mengatakan Prigozhin ada dalam daftar penumpang.
Saluran Telegram yang terhubung dengan Wagner, Gray Zone, melaporkan bahwa Prigozhin terbunuh, tetapi kematiannya belum dikonfirmasi secara resmi.
Kremlin belum mengomentari laporan kematian Prigozhin.
Baca juga: Detik-detik Pesawat Bos Wagner Jatuh dan Tewaskan Yevgeny Prigozhin, Murni Kecelakaan atau Dibunuh?
Bersumpah Balas Dendam ke Putin dan Serbu Moskow, March of Justice Jilid II
Setelah kecelakaan itu, saluran Telegram dari gerakan pendukung Prigozhin "Wagner Play" menuduh Vladimir Putin membunuh Prigozhin dan bersumpah akan melakukan pemberontakan kedua melawan Kremlin.
"Ada rumor tentang kematian kepala PMC Wagner Yevgeny Prigozhin. Kami secara langsung mengatakan bahwa kami mencurigai pejabat Kremlin yang dipimpin oleh Putin berupaya membunuhnya!" kata saluran itu dalam sebuah postingan pada Kamis malam.
"Jika informasi tentang kematian Prigozhin terkonfirmasi, kami akan menyelenggarakan 'Pawai Keadilan' kedua di Moskow! Sebaiknya dia masih hidup, ini demi kepentingan Anda sendiri...."
Video lain yang beredar di saluran Telegram Rusia menunjukkan sekelompok pria yang mengaku sebagai anggota Grup Wagner.
"Saat ini ada banyak pembicaraan tentang apa yang akan dilakukan Grup Wagner. Kami dapat memberi tahu Anda satu hal, kami sedang memulai, bersiaplah untuk kami," pria bertopeng itu memperingatkan.
Saluran Telegram "Mozhem Obyasnit" mencatat bahwa media publikasi pro-Kremlin Readovka, yang terkait dengan Prigozhin, melaporkan bahwa pasukan paramiliter tersebut memiliki "mekanisme tindakan yang telah lama disetujui jika kematian Yevgeny Prigozhin terjadi.
SOP aksi juga berlaku jika Dmitry Utkin, tangan kanan Prigozhin yang membantu mendirikan grup Wagner pada tahun 2014, juga terjadi.
Saluran tersebut mengatakan sumbernya sendiri mengkonfirmasi hal ini.
Laporan menambahkan bahwa akan ada mekanisme "mobilisasi penuh" jika terjadi kematian Prigozhin, terlepas dari siapa yang bertanggung jawab.
Baca juga: Profil Yevgeny Prigozhin, Bos Wagner yang Diduga Tewas dalam Insiden Pesawat Jatuh
Potensi Perang Saudara di Rusia
Edward Lucas, peneliti senior non-residen dan penasihat senior di Pusat Analisis Kebijakan Eropa (CEPA), seperti dilansir Newsweek, mengatakan bahwa laporan kematian Prigozhin mewakili “perubahan terbaru terjadinya perang saudara Rusia secara terbuka.
“Dalam sistem politik yang stabil, Anda tidak bisa menghadapi lawan Anda dengan menembak jatuh pesawat mereka dengan rudal anti-pesawat. Ini menunjukkan bahwa kekerasan kini menjadi jantung sistem politik Rusia.”
Lucas juga mengatakan bahwa pemberontakan lain seperti pemberontakan Prigozhin yang gagal pada bulan Juni, mungkin saja terjadi, namun "kejadiannya tidak akan sama."
“Tetapi sistem ini rapuh dan retakan lain tidak bisa dihindari,” katanya.
"Ini bukanlah akhir dari cerita. Setiap orang yang mampu memiliki tentara swasta sekarang. Warga Wagnerite tidak akan menerima pembubaran atau aib. Semua orang di lingkaran dalam Putin paranoid, dan tentu saja mereka bertanya-tanya siapa yang akan menjadi berikutnya," katanya.
Bagaimana Nasib Puluhan Ribu Tentara Bayaran?
Jatuhnya jet pribadi Embraer 135BJ Legacy 600 di Wilayah Tver, Rusia yang membawa pimpinan Grup Wagner, Yevgeny Prighozin bisa jadi tanda-tanda kehancuran dari perusahaan militer swasta tersebut.
Sebab, dalam pesawat yang jatuh, merujuk pada menifes penerbangan, bukan hanya Prighozin yang ada di dalam pesawat nahas tersebut.
Para pentolan Grup Wagner, juga ada di dalamnya.
Selain Prigozhin, Rosaviatsiya mengatakan Dmitry Utkin – mantan operator pasukan khusus Rusia dan diduga salah satu pendiri PMC – juga bepergian dengan jet tersebut.
Begitu pula Valery Chekalov, yang dianggap Amerika Serikat sebagai wakil kepala Wagner.
Penumpang lainnya yang terdaftar adalah Sergey Propustin, Evgeny Makaryan, Alexander Totmin, dan Nikolay Matuseev.
Kesemuanya itu diidentifikasi outlet berita Rusia sebagai para pentolan Wagner.
Lalu bagaimana nasib puluhan ribu tentara bayaran mereka yang saat ini diketahui parkir di Belarusia?
Diketahui, Grup Wagner, tentara bayaran perusahaan militer swasta, diprediksi memiliki jumlah anggota hingga 50 ribu personel.
Saat ditugaskan di Ukraina, sebelum pemberontakan, puluhan ribu pasukan Wagner dilaporkan sebagian berasal dari penjara.
Sky News melansir sebanyak 40 ribu tentara Wagner merupakan bekas tahanan.
Mereka saat ini berada dalam pengasingan di Belarusia gegara pemberontakan di Moskow pada 24 Juli, tepat 2 bulan sebelum pesawat Prigozhin jatuh pada 24 Agustus 2023.
Namun laporan terbaru menyebut, banyak di antara tentara Wagner yang memutuskan untuk pergi dari Belarusia karena kecilnya gaji di negara tersebut.
Laporan menyebut, jumlah pasukan Wagner kini hanya tinggal seperempat dari yang sebelumnya diperintahkan ke Belarusia.
Kebanyakan dari mereka dilaporkan menuju Afrika Barat, di mana Wagner dikabarkan punya proyek baru setelah tidak lagi dipakai Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Dalam video terakhirnya sebelum dilaporkan tewas, Prighozin memang tampak mempromosikan perekrutan anggota baru untuk bertugas di Afrika.
Muncul spekulasi kalau aset dan sumber daya Grup Wagner akan dikendalikan pemerintah Rusia, dengan memilih pemimpin baru yang disetujui oleh Moskow.
Terkait kematian Prighozin, analis Barat melihat ada indikasi kalau campur tangan Kremlin.
"Apa yang kami lihat adalah sebuah tarian yang sangat rumit," kata kepala CIA William Burns di Forum Keamanan Aspen pada Juli, seperti dikutip The Guardian.
"Putin adalah orang yang paling bertanggung jawab atas pembalasan," kata dia.
Belakangan, muncul nama-nama kandidat pengganti Prighozin, namun laporan menyebut belum ada profil yang cukup kuat sekaliber Prighozin.
Sebagian besar proyek Wagner di Afrika, didapatkan berdasarkan koneksi yang kuat dari Prighozin dan para pentolan Wagner yang tewas tersebut.
Kemampuan Prighozin untuk mendapatkan sorotan, memanipulasi informasi, serta hubungan dan koneksi baik dengan sejumlah pemimpin militer di Afrika, menjadi beberapa faktor mocernya kerjaan Wagner di Benua Hitam.
Mantan wakil Marshal Udara AS, Sean Bell, yang sekarang menjadi analis militer, menyebut Wagner bukanlah apa-apa tanpa Yevgeni Prigozhin
"Jika kelompok Wagner adalah Yevgeny Prigozhin, maka sulit untuk melihat bagaimana mereka akan bertahan. Ini adalah akhir dari apa yang kita ketahui," katanya dilansir Sky News, Juni lalu saat pemberontakan Wagner di Moskow pecah.
Benarkah ini akhir dari Perusahaan Militer Swasta Grup Wagner?
Baca juga: Jalan Terjal Ronaldo di Liga Champions Asia, Al Nassr Masuk Grup Berat dan Dikepung 3 Klub Penguasa
Baca juga: Al Mirza Gugat Pj Wali Kota Banda Aceh, Pemberhentiannya Dinilai Melanggar, Ini Kata Kabag Prokopim
Baca juga: Hasil Piala AFF U23 2023: Timnas Indonesia Hajar Thailand, Garuda Muda Melaju ke Final Lawan Vietnam
Sudah tayang di Tribunnews.com: Prigozhin Tewas, Pasukan Wagner Bersumpah Balas Dendam ke Vladimir Putin: Mau Serbu Kremlin
Tyler Robinson Pembunuh Charlie Kirk Mulai Disidang, Jaksa Tuntut Hukuman Mati |
![]() |
---|
Tampang 5 Pelaku Pembunuhan Zetro Leonardo Staf KBRI Peru, Eksekutor Penembakan Terungkap |
![]() |
---|
Demo di Nepal Berakhir Usai 51 Orang Tewas, Gen Z Bersih-Bersih Jalan dan Kembalikan Barang Jarahan |
![]() |
---|
Sosok Tyler Robinson, Pelaku Penembakan Charlie Kirk Ditangkap, Utah Siapkan Hukuman Mati |
![]() |
---|
9 Kepala Babi Ditemukan di Sejumlah Masjid di Paris Prancis, 5 Tertulis Nama Macron |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.