Pemilu 2024

MaTA: Uang Narkoba dan Tambang llegal Berpotensi Danai Pemilu 2024 di Aceh

Dia mengungkapkan, praktik money politic pada pemilu 2024 sangat massif terjadi, karena partai politik tidak memberi perubahan pendidikan bagi kaderny

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Ansari Hasyim
Tribun Gayo
Alfian, Koordinator MaTA 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Koordinator LSM Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) Alfian menyatakan model pencucian uang saat ini tidak lagi dengan membeli tanah atau bagunan, tapi sudah mengarah ke sektor politik.

"Beberapa teman saya di Jakarta mengatakan bahwa pencucian uang ini sudah masuk ranah sosial. Ini sebenarnya yang harus diwaspadai," ucapnya.

Karena secara konteks ekonomi Aceh hari ini, kata Alfian, peredaran uang yang bersumber bersih tidak seberapa dalam pemilu.

Baca juga: Musannif Sampaikan Arah Politik ke Depan: Biar Data Langit yang Memutuskan

"Kalau memang kita tahu (ada praktik money politic), ini menjadi tugas kita bersama (mengawasi). Karena potensi ini sangat besar sekali," ujar.

Hal itu disampaikan Alfian di depan keuchik dan camat se-Banda Aceh pada acara 'Sosialisasi Penindakan Pelanggaran Tindak Pidana Money Politik' di Hotel Oasis, Banda Aceh, Jumat (25/8/2023).

Kegiatan yang diprakarsai oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Aceh ini juga menghadirkan dua pembicara lain yaitu anggota Bawalsu Aceh Safwani dan ulama muda, Ustaz Masrul Aidi.

Alfian menyebutkan potensi peredaran uang hasil tambang ilegal dan narkoba sangat besar untuk saat pemilu di Aceh.

Baca juga: Meski Musim Kemarau, Tiga Hari ke Depan Aceh Berpotensi Terjadi Hujan Lebat

"Kita sudah berdiskusi dengan komisioner KIP Aceh periode sebelumnya bahwa kita mengidentifikasi potensi sekali uang-uang dalam pemilu di Aceh beredar dari uang-uang haram. Terutama dari hasil tambang ilegal dan kedua dari narkoba," ungkap Alfian.

Dia mengungkapkan, praktik money politic pada pemilu 2024 sangat massif terjadi, karena partai politik tidak memberi perubahan pendidikan bagi kadernya.

"Orang atau caleg ketika mau nyalon baru melakukan kerja-kerja sosial dengan memberi bantuan. Seharusnya partai politik itu tidak hanya saat pemilu saja bekerja, tapi setelah pemilu dia juga harus bekerja apa permasalahan di masyarakat, apa yang menjadi kekurangan di masyarakat. Tapi lagi-lagi, (kondisi) ini tidak hanya terjadi di Aceh, tapi seluruhnya (daerah di Indonesia)," sebutnya.

"Jadi partai politik kita lihat belum ada perubahan yang ideal sebenarnya. Makanya butuh kost besar (saat pemilu)," demikian Alfian.(*)

Baca juga: VIDEO Delapan Orang di Pakistan Terjebak dalam Kereta Gantung di Ketinggian 274 Meter Selama 15 Jam

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved