Umumkan Hasil Tes DNA Bayi Tertukar di Bogor, Polisi akan Mediasi 2 Pihak Siti Mauliah dan Dian

Siti Mauliah dan Dian diundang untuk menghadiri pengumuman hasil tes DNA yang dilakukan di Polres Bogor hari ini.

Editor: Faisal Zamzami
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Siti Mauliah (37), orang tua bayi asal Ciseeng, Kabupaten Bogor yang merasa bayi tertukar, Kamis (10/8/2023). 

SERAMBINEWS.COM - Siti Mauliah dan Dian diundang untuk menghadiri pengumuman hasil tes DNA yang dilakukan di Polres Bogor hari ini.

Keduanya telah menjalani tes DNA di Puslabfor Polri pada Senin (21/8/2023) lalu.

Tes DNA dilakukan agar polemik bayi tertukar dapat terungkap.

Rencanannya pengumuman hasil tes DNA ini akan digelar di depan lobby gedung utama Mako Polres Bogor.

Kini, keduanya datang ke Polres Bogor untuk menunggu pengumuman hasil tes DNA, Jumat (25/8/2023).

Kasi Humas Polres Bogor, Iptu Desi Triana mengungkapkan, pengumuman hasil tes DNA akan digelar sore ini.

Selain pengumuman, pihak polisi juga akan melakukan mediasi kedua belah pihak yang bayinya diduga tertukar tersebut.

"Akan ada kegiatan mediasi dan pengumuman hasil DNA," kata Iptu Desi Triana, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro mengatakan, selain dihadiri dua belah pihak, pengumuman hasil tes DNA juga akan dihadiri Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Mengundang Kementerian PPA dengan KPAI untuk hadir," katanya.

Ditemui di kesempatan berbeda, kuasa hukum Siti, Rusdy Ridho mengaku belum menjalin komunikasi dengan pihak Dian.

"Belum," kata Rusdy saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com Kamis (24/8/2023).

Jelang pengumuman, Rusdy justru mengajak kliennya untuk jalan-jalan.

"Saya mau ajak bu Siti jalan-jalan," katanya.

Baca juga: Tes DNA Terkait Bayi Tertukar Selesai Dilakukan, Dian dan Siti Mauliah Siapkan Mental Menunggu Hasil

Perlu Trauma Healing

Rusdy juga mengatakan, perasaan cemas pasti dirasakan oleh dua belah pihak.

"Karena ini betul-betul menguras emosi, tenaga, pikiran antar ibu ini. Karena sangat sulit untuk melepas kedua anak yang sudah dirawat selama satu tahun lebih," ujarnya, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Ia pun menyebutkan, keduanya memerlukan trauma healing.

"Ke depan baiknya bagaimana antar dua keluarga, ada pendampingan trauma healing dari unit gabungan," tambahnya.

Trauma healing dilakukan supaya kondisi kedua keluarga tetap baik.

Ia juga menyebutkan, tes DNA ini merupakan hal terbaik untuk dua belah pihak.

"Tapi bagaimanapun ini berkaitan dengan nasab seseorang dan sangat penting, akibat hukum yang ditanggung karena harus tertukar," pungkasnya.

Baca juga: Kasus Bayi Tertukar, Siti Mauliah Mengaku Pasrah Usai Jalani Test DNA, Siap Menerima Apapun Hasilnya

Tak Ada Gelang Tertukar

Saat dua bayi lahir, ternyata nakes menuliskan dua nama bayi menggunakan nama yang sama, Dian.

Rusdy Ridho menjelaskan tidak ada gelang bayi yang tertukar, sehingga dua bayi laki-laki yang lahir pada hari yang sama dipasang gelang kaki atas nama Dian.

Hal ini membuat Dian merasa anak yang selama ini dirawat merupakan anak kandungnya.

Rusdy Ridho menyatakan Siti Mauliah dan Dian menjadi korban kelalaian petugas kesehatan RS Sentosa Bogor.

"Pihak keluarga satunya (Dian) tidak mau tes DNA karena merasa anak mereka."

"Tidak ada bukti yang mengarah telah tertukar karena gelang dipakai atas nama mereka sendiri. Sementara gelang yang di Ibu Siti juga nama mereka," paparnya, Rabu (16/8/2023).

Ia juga menyebut, pihak RS Sentosa Bogor harus bertanggung jawab karena merugikan Siti dan Dian.

Ia sebagai kuasa hukum Siti Mauliah akan melaporkan manajemen RS Sentosa Bogor.

"Kenapa bisa dobel? Ini ada menajemen yang buruk tidak melakukan SOP yang benar. Kami akan menggugat kerugian yang sudah dialami klien kami," sambungnya.

Pihaknya juga melaporkan hal ini ke Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA).

Ketum Komnas PA, Arist Merdeka Sirait mengatakan, kasus ini bukan merupakan kelalaian biasa.

Mengutip TribunnewsBogor.com, Aris pun menyoroti jarak waktu satu tahun yang dijalani Siti hingga mengetahui bahwa anaknya bukan anaknya.

"Sebelumnya pernah ada di Bekasi, tapi bayi tertukar di Bogor ini sampai satu tahun," kata dia.

Ia juga berujar, pihak rumah sakit harus bertanggung jawab.

"RS harus bertanggung jawab," ujarnya.

Awal Mula Kasus

Diketahui, kasus bayi tertukar ini bermula ketika Siti Mauliah merasa ada yang berbeda dengan bayinya.

Hal tersebut disampaikan oleh Rusdy.

"Satu tahun yang lalu klien saya lahiran secara sesar, kemudian hari pertama masih megang bayi yang dia lahirkan, kemudian hari kedua ketika dikasih udah beda secara feeling ketika menyusui," ujarnya saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com.

Karena merasakan kejanggalan, Siti pun melakukan tes DNA.

"Jadi valid hasil DNA itu bukan anak dari ibu Siti. Jadi sekarang itu yang ada di bu siti bukan anak dia," ujar Rusdy.

Baca juga: VIDEO VIRAL Tak Peduli Mobil Rusak Berat, Pengemudi Mobil Tabrak Massa Tawuran Pelajar

Baca juga: Sosok Wahyu Dian Silviani, Dosen UIN Surakarta yang Dibunuh Kuli Bangunan, Punya 3 Gelar Akademik

Baca juga: Dian Silviani Dosen UIN Surakarta Tewas Dibunuh Kuli Bangunan, Ini Motif Pelaku Habisi Korban

Sudah tayang di Tribunnews.com: Selain Umumkan Hasil Tes DNA Bayi Tertukar di Bogor, Polisi akan Mediasi 2 Pihak

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved