Breaking News

Kasus Siswa MTs di Blitar Tewas Dianiaya Teman Sekolah, Pelaku Ditahan, Belajar Memukul dari YouTube

Hasil autopsi jasad siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang tewas dianiaya teman di sekolah belum keluar.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.COM/ASIP HASANI
Jenazah AJH dimasukkan ke mobil ambulans untuk dikirim ke RSUD Srengat, Jumat (25/8/2023) 

SERAMBINEWS.COM - Pelajar MTSN meregang nyawa setelah mengalami penganiayaan oleh salah satu temannya.

Korban berinisial AJH (15) bahkan dinyatakan tewas sebelum sampai di rumah sakit. 

Korban meninggal karena mengalami pukulan kuat dibagian belakang leher.

Hasil autopsi jasad siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang tewas dianiaya teman di sekolah belum keluar.

Korban yang berinisial AJH diduga mendapat pukulan di bagian belakang lehernya yang mengkibatkan putusnya jaringan syaraf utama.

Pelaku penganiayaan yang berinisial MA (15) kini telah diamankan dan diperiksa Unit PPA Polres Blitar Kota lantaran masih di bawah umur.

Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar, Baharuddin, mengaku prihatin atas kasus penganiayaan yang terjadi pada Jumat (25/8/2023) lalu.

Ia menjelaskan kasus penganiayaan yang terjadi di dalam sekolah berlangsung singkat dan korban langsung terjatuh tak sadarkan diri.

Pelaku melakukan tiga kali pukulan yang mengenai leher bagian belakang korban.

Korban meninggal ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Berdasarkan keterangan dari sejumlah siswa, pelaku MA mempelajari cara memukul di YouTube.

“Saat dimintai keterangan kepada para saksi, semua murid di kelas pelaku dan korban menjelaskan bahwa pelaku bisa memukul ke bagian tubuh vital mematikan karena melihat video di YouTube,” ungkap Baharuddin, Sabtu (26/8/2023), dikutip dari Kompas.com.

 
Menurut Baharuddin, hal ini sangat mengkhawatirkan karena anak dapat mengakses informasi yang membahayakan melalui sosial media.

“Ini sungguh memprihatinkan kami karena terjadi di tengah perhatian kami pada bahayanya dampak negatif informasi di era digital ini bagi anak-anak."

"Di saat kami sedang mencanangkan sekolah tanpa kekerasan sejak dua tahun lalu,” imbuhnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved