Warga Aceh Dianiaya hingga Meninggal

Dokter Anestesi RSUDZA Bicara soal Tramadol, Mulai dari Efek hingga Terapi Berhenti Kecanduan

Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, dr Edi Darmawan dari RSUDZA bicara soal obat Tramadol, mulai dari efek samping hingga terapi kecanduan.

|
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
Tangkap Layar YouTube Serambinews.com
Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, dr Edi Darmawan Sp An (kiri) dari RSUDZA bicara soal obat Tramadol, mulai dari efek samping hingga terapi berhenti kecanduan. Disampaikan dalam program Serambi Spotlight dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di studio Serambinews.com, Rabu (30/8/2023). 

SERAMBINEWS.COM - Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, dr Edi Darmawan Sp An dari RSUDZA bicara soal obat Tramadol, mulai dari efek samping hingga terapi berhenti kecanduan

Diketahui obat Tramadol sering disalahgunakan karena efeknya yang menenangkan dan euforia sebagaimana mengutip laman resmi BNN Kota Tangerang Selatan.

Dokter Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) itu menjelaskan, Tramadol masuk dalam golongan narkotika, yakni obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri.

Dalam dunia medis, dikenal ada tiga level narkotika, golong satu merupakan yang paling berat efek sampingnya.

"Orang medis kapan pakai? Untuk mengobati nyeri pasca-operasi," ungkap dr Edi dalam program Serambi Spotlight dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di studio Serambinews.com, Rabu (30/8/2023).

"Apakah selain pasca-operasi sering digunakan? Jarang sekali," sambungnya.

Baca juga: Advokat di Aceh Bicara soal Bekingan Mafia Obat hingga Dugaan di Balik Kasus Tewasnya Imam Masykur

Baca juga: Para Korban Oknum Paspampres Mulai Buka Suara, Hotman Persilakan DM: Korban Banyak Hukuman Bertambah

Dokter spesialis anestesiologi RSUZA itu menjelaskan, meski masyarakat sudah mengetahui Tramadol digunakan sebagai anti nyeri, namun tidak bisa dijual sembarangan.

"Misalnya ada masyarakat sudah tahu Tramadol itu anti nyeri, terus mau datang ke apotek atau depot beli obat ini, tidak bisa," kata dr Edi.

"Tidak bisa sembarangan karena dia harus menggunakan resep (dokter)," tambahnya.

 

 

Bahkan terkadang sudah membawa resep pun, pihak apotek bertanya lagi siapa dokter yang memberikan resep tersebut.

"Karena dokter-dokter tertentu yang bisa mengeluarkan resep obat seperti ini, tidak semua dokter, mengingat efek samping tadi," jelas alumnus Universitas Indonesia (UI) itu.

Baca juga: Kasus Imam Masykur, Ikadin: DPR RI asal Aceh Dorong Peradilan Koneksitas ke Kemenhan-TNI, Kenapa?

Baca juga: Imam Masykur di Postingan Terakhirnya: Maafkan Dosa Saya ya Allah, Berharap Surga yang Kekal

Umumnya diberikan Tramadol kepada pasien operasi yang prediksi nyerinya sedang, namun jika diprediksi nyerinya ringan malah tidak dipakai karena bisa muncul efek samping.

"Ada lagi, ketika prediksi kita nyeri pasca-operasi besar atau berat, maka bukan Tramadol yang kita pakai," ungkap dr Edi.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved