Warga Aceh Dianiaya hingga Meninggal
Efek Tramadol tak Main-main, Dokter Spesialis: Bisa Bikin Depresi Napas hingga Meninggal
Efek Tramadol tak Main-main, dokter spesialis anestesiologi dan terapi intensif sebut bisa bikin perlambatan atau depresi napas hingga meninggal.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
Bahkan terkadang sudah membawa resep pun, pihak apotek bertanya lagi siapa dokter yang memberikan resep tersebut.
"Karena dokter-dokter tertentu yang bisa mengeluarkan resep obat seperti ini, tidak semua dokter, mengingat efek samping tadi," jelas alumnus Universitas Indonesia (UI) itu.
Umumnya diberikan Tramadol kepada pasien operasi yang prediksi nyerinya sedang, namun jika diprediksi nyerinya ringan malah tidak dipakai karena bisa muncul efek samping.
"Ada lagi, ketika prediksi kita nyeri pasca-operasi besar atau berat, maka bukan Tramadol yang kita pakai," ungkap dr Edi.
Baca juga: Para Korban Oknum Paspampres Mulai Buka Suara, Hotman Persilakan DM: Korban Banyak Hukuman Bertambah
"Ada golongan obat lain yang levelnya di atas, itu narkotik golongan dua biasa kita pakai, atau golongan satu, menyesuaikan kondisi pasien," sambungnya.
Selain pasca-operasi, Tramadol biasanya juga dipakai sebagai pereda nyeri akibat penyakit kanker.
"Nyeri akibat orang-orang penyakit tumor, itu sering diberikan juga Tramadol, tujuannya apa untuk mengurangi rasa sakit," jelas dr Edi.
Kaget saat Tahu Tramadol Disalahgunakan
Diketahui obat Tramadol sering disalahgunakan karena efeknya yang menenangkan dan euforia sebagaimana mengutip laman resmi BNN Kota Tangerang Selatan.
Meski demikian, Dokter RSUDZA itu sendiri kaget ketika mengetahui Tramadol disalahgunakan seiring viralnya kasus oknum Paspampres, Praka Riswandi Manik yang diduga menyiksa warga Bireuen Aceh, Imam Masykur sebagaimana ramai dibahas akhir-akhir ini.
"Pertama saya baru tahu ternyata sudah mulai ada penyalahgunaan penggunaan Tramadol ini," ucap dr Edi.
"Dari Serambi saya baca, tadi pagi saya beli koran, lah kok sudah seperti ini Tramadol," sambungnya sembari tertawa.
Baca juga: Postingan Terakhir Imam Masykur, Seolah Tahu Maut Bakal Menjemput?
Padahal obat ini sendiri sudah diatur peredarannya secara ketat dan semestinya sulit didapatkan masyarakat di tempat umum.
"Saya sendiri pernah meresepkan orang sakit nyeri, coba beli obat ini, tidak bisa katanya habis. Oh bukan habis itu berarti, kamu harus ke saya, saya kasih resep," ungkap dr Edi.
"Sebenarnya dari segi pengaturannya sudah bagus. Obat ini sangat sulit bisa beredar tanpa ada resep," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.