Mihrab

Serambi Mihrab - Kaya Berkah dan Kaya Dimurkai Allah

Kaya Allah adalah kaya yang hakiki, adapun kaya manusia, dalam tanda petik, artinya kaya diperkaya oleh Allah dan diperkaya oleh manusia lainnya.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Tangkap Layar Youtube SERAMBINEWS
Ketua Umum DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Mustafa Husen Woyla, S.Pd.I 

Serambi Mihrab - Kaya Berkah dan Kaya Dimurkai Allah

SERAMBINEWS.COM - Al-Ghani adalah nama Allah SWT yang disebut dalam asmaul husna bermakna Maha Kaya dan dalam sifat dua puluh Aqidah Asy’ariyah, Allah kaya dari sekalian alam, di bahas pada pada sifat qiyamuhi binafsihi.

Kaya Allah adalah kaya yang hakiki, adapun kaya manusia, dalam tanda petik, artinya kaya diperkaya oleh Allah dan diperkaya oleh manusia lainnya.

“Sehebat dan sekaya apapun manusia, tetap berhajat kepada orang lain, yakni berhajat kepada  bawahan, anak buah dan segala perangkat kerja untuk mengerjakan usaha yang menghasilkan pendapatan baginya. Dan semua mereka juga akan bergantung kepada pasar atau konsumen,” ujar Ketua DPP ISAD Aceh, Tgk Mustafa Husen Woyla SPdI, Kamis (31/8/2023).

Bahkan orang kaya tidaklah dilimpahkan harta kekayaan kecuali karena keberadaan orang miskin.

Nabi bersabda, “Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian.” (HR. Al Bukhari).

Tgk Mustafa mengatakan, ada banyak cara menjadi kaya raya, melalui jalan halal yang diberkahi Allah, ada juga  jalan culas dan haram seperti  judi, merampok dan melacur.

Bahkan ada yang sangat berbahaya terhadap keberlangsungan ras makhkuk paling agung, yakni manusia di muka bumi ini, yaitu bisnis penjualan organ manusia, jual beli minuman keras yang memabukkan dan obat-obatan terlarang.

Sebenar rezeki itu sudah ditetapkan sebagaimana di ulas dalam kitab Hilyatul Auliya’.

“Seorang mukmin dan seorang fajir (yang gemar maksiat) sudah ditetapkan rezeki baginya dari yang halal. Jika ia mau bersabar hingga rezeki itu diberi, niscaya Allah akan memberinya. Namun jika ia tidak sabar lantas ia tempuh cara yang haram, niscaya Allah akan mengurangi jatah rezeki halal untuknya.”

“Selaku muslim yang percaya ada hisab di akhirat kelak, maka rezeki yang dicari wajib dengan cara yang halal dan digunakan juga ditempat yang halal, sesuai dengan anjuran syariat,"

"Tidak boleh menghalalkan segala cara untuk mengumpulkan harta, lalu berbuat amal kebaikan. Karena cara yang fasid tidak akan membawa keberkahan, malahan sebaliknya, dimurkai Allah,” tegas Tgk Mustafa.

Sebagaimana kisah orang dimurkai Allah dalam wasiat yang diitulis dalam kitab Wasiyatul Musthafa sebuah kitab berisi wasiat-wasiat Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib yang dihimpun Imam Asy Syarani.

“Wahai Ali, Jika Allah marah kepada seseorang maka Allah akan memberinya rezeki yang haram.

Dan ketika Allah semakin marah kepada seseorang hamba maka Allah akan mewakilkan (memberi kuasa) kepada setan untuk menambah rezekinya dan menemaninya, menyibukannya dengan dunia serta melupakan agama.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved