Berita Politik

Cak Imin Jadi Cawapres Anies, Pengamat: Karena Memang AHY tak Diminati Sejak Awal

Cak Imin dipilih jadi cawapres, Pengamat Politik Adi Prayitno sebut karena memang AHY tak diminati Anies sejak awal.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
Instagram @official_nasdem
Cak Imin dipilih jadi cawapres, Pengamat Politik Adi Prayitno sebut karena memang AHY tak diminati Anies sejak awal. 

"Ini yang kemudian dianggap mengejutkan itu karena dua tokoh ini berduet, dari berbagai kutub mana pun tidak ada penjelasan apapun secara ideologi, basis konstituen," ucap Adi.

"Dan bahkan dari analisa-analisa survei tidak ada pembicaraan soal bagaimana Anies itu bisa berduet dengan Muhaimin," tambahnya.

Menurut Adi, inilah dinamika politik yang kerap berakhir dengan sesuatu yang sama sekali tidak bisa terpikirkan oleh banyak orang.

Ditambah lagi dengan kejutan dari KPK yang bakal memeriksa kasus Cak Imin menjelang sehari deklarasi sebagai cawapresnya Anies Baswedan.

"Dan kacaunya lagi, kalau kita membaca berita tadi malam (red: 1 September) tiba-tiba ada surat yang kemungkinan akan memeriksa Cak Imin dalam kasus-kasus tertentu oleh KPK yang terjadi beberapa tahun lalu," ucap Adi.

"Ini kan orkestrasi politik saja yang kita tinggal nikmati, apakah ini bagian dari gempa politik, apakah ini bagian dari tsunami, wallahualam bissawab," tambahnya.

Andai Anies Pilih AHY, Tak Menambah Suara

Sementara Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, andai Anies dipasangkan dengan AHY, tidak memberi added value secara elektoral atau suara.

Secara individual menurutnya, Cak Imin memang elektabilitasnya rendah, kurang kompetitif dan kalah dibanding AHY sebagai top 3 cawapres di sejumlah lembaga survei.

Namun bila dibedah lebih jauh, pendukung AHY pada umumnya adalah mereka-mereka juga yang memang kepincut dan memilih Anies. 

"Jadi pilihan mas Anies sebagai capres itu overlap dengan basis pendukung AHY di Indonesia bagian barat," jelas Burhan.

"Jadi kalau dipasangkan, itu tidak memberi added value secara elektoral," tambahnya.

Sementara Cak Imin yang kurang secara elektabilitas personalnya, namun secara daya tarik sebenarnya justru ada di PKB.

"PKB ini partai pemenang bersama PDIP di Jawa Timur dan termasuk partai yang cukup kuat di Jawa Tengah, dua wilayah yang mas Anies sangat kering kerontang," jelas Burhan.

Survei Indikator Politik Indonesia pada awal Agustus lalu, Anies hanya mendapatkan sembilan persen di Jawa Tengah dan 12 persen di Jawa Timur.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved