Jadi Ulok-ulok, Sayed: Kalau Dulu Ada Orang dari Aceh, Silakan Imam Pak! Sekarang, Na Tramadol?

adi ulok-ulok atau bercandaan, Sayed sebut kalau dulu ada orang Aceh ke ibu kota, langsung disilakan menjadi imam, sekarang malah ditanya ada Tramadol

|
Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
YouTube Serambinews
Jadi ulok-ulok atau bercandaan, Sayed sebut kalau dulu ada orang Aceh ke ibu kota, langsung disilakan menjadi imam, sekarang malah ditanya ada Tramadol. 

SERAMBINEWS.COM - Jadi ulok-ulok atau bercandaan, Sayed sebut kalau dulu ada orang Aceh ke ibu kota, langsung disilakan menjadi imam, sekarang malah ditanya ada Tramadol.

Hal itu diceritakan Praktisi Hukum sekaligus Advokat Senior, Sayed Muhammad Muliady mengenai fenomena pahit yang dialami para perantau Aceh bila tiba di ibu kota, khususnya Jakarta, Bogor dan sejumlah daerah-daerah pinggir timur.

Menurutnya, para perantau dari Aceh di sana termasuk dirinya, mendapat beban sosial karena kerap dicap dengan label bisnis obat ilegal Tramadol.

Diceritakan Sayed, dahulu kalau ada orang Aceh ke ibu kota dan sekitaran, langsung dipersilakan menjadi imam.

"Dulu kalau kita magrib, pergi musalla dibilang, bapak orang mana? Orang Aceh, silakan pak jadi imam," ungkap Sayed dalam Program Serambi Spotlight dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di studio Serambinews.com, Kamis (7/9/2023).

"Sekarang sudah becandaan, bapak dari mana? Dari Aceh. Na Tramadol (ada Tramadol?)," tambahnya tertawa.

Baca juga: Sayed Bongkar Detail Jaringan Tramadol, Dituding Terlibat Sabu hingga Lapor Abu Laot ke Polda

Baca juga: Sayed: Tiap Tawuran, Begal dan Geng Motor Konsumsi Pertama Pasti Tramadol, Polisi di Mata Dia Kecil

Warga setempat diceritakannya, kesal dengan oknum perantau asal Aceh yang bertebaran menjual Tramadol, karena kriminalitas di ibu kota, dipicu oleh konsumsi obat terlarang itu.

Bahkan dirinya berani memastikan kalau aksi tawuran, begal serta geng motor di sana, penyebab pasti telah mengonsumsi Tramadol.

"Setiap tawuran, begal, geng motor, konsumsi pertamanya pasti Tramadol," ungkap Sayed.

 

 

Karena, katanya, Tramadol itu berbeda dengan sabu yang harganya lebih mahal, kemudian dampaknya membuat orang menjadi penakut atau semacam paranoid.

"Gak mungkin orang pakai sabu itu berani bunuh orang, jarang terjadi kasus," kata Sayed.

"Tapi kalau orang pakai Tramadol, ketika anak-anak mau Tawuran, itu polisi di mata dia itu kecil. Makanya pembacokan, segala macam," tambahnya.

Baca juga: Dokter Edi Kaget Tramadol Bisa Disalahgunakan Seiring Kasus Oknum Paspampres Tewaskan Imam Masykur

Bahkan menurutnya, kalau ada geng motor yang menyerbu sebuah tempat perbelanjaan atau mini market, itu bisa dipastikan telah mengonsumsi Tramadol.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved