Sayed: Tiap Tawuran, Begal dan Geng Motor Konsumsi Pertama Pasti Tramadol, Polisi di Mata Dia Kecil

Praktisi Hukum, Sayed Muhammad Muliady mengungkap bagaimana kriminalitas seperti tawuran, begal dan geng motor di ibu kota, dipicu konsumsi Tramadol.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
YouTube Serambinews
Praktisi Hukum, Sayed Muhammad Muliady mengungkap bagaimana kriminalitas seperti tawuran, begal dan geng motor di ibu kota, dipicu konsumsi Tramadol. 

"Makanya kalau ada orang tiba-tiba kemarin saya ngomong soal mafia ada yang mengklarifikasi, saya bingung juga, kok dia merasa sebagai mafia. Gak pernah saya sebut," ungkap Sayed.

Kasta Pengedar Narkotika di Jakarta

Advokat senior itu mengungkapkan, ada tiga kasta mafia di Jakarta yakni mafia ganja, mafia sabu, mafia Tramadol.

Mafia ganja diungkapkannya sudah mulai berkurang karena diganggu oleh mafia sabu.

"Ganja ini barangnya payah, tanamnya payah, panennya sulit, bawanya banyak," ungkap Sayed.

"Sementara satu truk ganja sama satu kilo sabu, masih mahal satu kilo sabu, makanya orang beralih semua ke sabu," tambahnya

Kemudian bicara mafia Tramadol, sebenarnya obat ini sangat murah, tapi karena bisa dikelola dengan baik, supply demand tinggi, barang ini habis dibeli di pasaran.

Namun Tramadol memiliki unsur narkotika, sehingga tidak boleh dijual bebas kecuali dengan resep dokter.

"Dulu ada modusnya orang buka depot obat sama apotek, hari ini kalau orang Aceh yang mengajukan, gak bakal lolos, izin itu gak bakal keluar," ungkap Sayed.

Jaringan Mafia Besar, Sumbernya dari India

Diceritakan Sayed, mafia Tramadol punya jaringan yang besar dan ini dimainkan oleh inisial AMG.

"Inisial AMG itu punya jaringan yang besar terutama terhadap sumber obat, karena itu yang paling sulit," ungkap Sayed.

"Menurut informasi yang saya dapat, sumber obat itu dari India, kenapa dari India karena semua yang sifatnya farmasi di India itu katanya murah," tambahnya.

Dikatakan mafia sebab menurutnya, kelas mereka tidak bisa lagi disebut gangster atau sindikat, karena banyaknya obat terlarang itu dipasok dari luar negeri.

"Kenapa saya katakan ini mafia, bukan gengster atau sindikat, karena dia bisa bawa 300 juta butir masuk ke Jakarta, sekapal," ungkap Sayed.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved