Viral Medsos

Viral Punggung Bayi Dikerok Pakai Koin Sampai Merah, Sang Ibu Ungkap Pengakuan Suster Bikin Terkejut

Pengasuh yang disebut suster itu nekat mengerok balita yang diasuhnya karena ternyata dilatarbelakangi trauma masa lalu yang dia rasakan.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
TikTok
Viral Punggung Bayi Dikerok Pakai Koin Sampai Merah, Sang Ibu Ungkap Pengakuan Suster Bikin Terkejut 

Viral Punggung Bayi Merah-Merah Gegara Dikerokin Pakai Koin, Sang Ibu Ungkap Pengakuan Suster

SERAMBINEWS.COM - Baru-baru ini viral di media sosial seorang bayi bernama Baim mengalami merah-merah pada punggungnya usai dikerok.

Kondisi punggung bayi memerah usai dikerok tersebut diungkap oleh sang ibu melalui akun TikToknya @tia.rochman, Rabu (13/9/2023).

Melalui lima slide foto yang diunggah, sang ibu, Tia, mengungkap punggung bayi tersebut memerah karena dikerok oleh pengasuh atau susternya tanpa sepengetahuan sang ibu.

Awalnya, sang ibu terkejut saat pulang kerja ketika melihat punggung anaknya yang berusia 13 bulan itu terlihat memerah kebiruan.

Saat ditanya kepada suster, ternyata punggung bayi memerah karena dikerok menggunakan koin seribu. Alhasil, bayinya terus-terusan menangis lantaran merasa sakit usai dikerok.

"Lagi capek pulang kerja malah liat anak diginiin sama susnya sampai merah kebiruan, bayi baru 13 bulan, nangis banget dikerokin sampai kayak gini sama susnya," kata sang ibu.

Baca juga: Siskaeee Viral Lagi, Diduga Terlibat Rumah Produksi Film Dewasa, Pernah Dibui Kasus Pornografi

Menurut pengakuan pengasuh, Bibi, punggung bayi tersebut dikerok ketika ibu dari bayi tersebut berangkat kerja.

Bayi itu tampak tidak seperti biasanya, ia rewel dan lemas.

Lalu sang suster mengira bayi tersebut masuk angin. Tanpa pikir panjang, sang suster langsung kerokin punggung bayi tersebut hingga memerah kebiruan menggunakan koin.

"Pas sampai rumah, habis pulang kerja, Bibi (Susnya Baim) langsung minta maaf anaknya dikerokin. Kata Bibi sekitar jam 11 siang Baim rewel, lemas.

Padahal biasanya aktif dan engga pernah merengek. Pas dicek badannya keringat dingin, perutnya kembung," lanjut sang ibu.

Tak hanya itu, ibu kandung dari bayi tersebut mengungkap ternyata susternya sejak dulu memiliki kebiasaan mengerok keempat anaknya ketika sakit. 

Baca juga: Viral Lagu Anak Malaysia "Hello Kuala Lumpur" Mirip "Halo-halo Bandung", Lirik & Iramanya Juga Mirip

Kebiasaan itulah yang kemudian terbawa sehingga dia melakukan hal yang sama kepada anak yang diasuhnya. 

"Jadi Bibi ini sejak ngurusin keempat anaknya dia sendiri memang kalo masuk angin suka kerokan. Jadi dia coba kerokin Baim pelan-pelan pakai koin seribu, katanya langsung merah-merah," jelas sang ibu.

Mengetahahui kejadian itu, ibu dari bayi tersebut kaget dan merasa sedih. Dia kemudian melarang susternya untuk melakukan hal yang sama ketika bayinya sakit.

"Reaksi aku pasti kaget banget, mau nangis rasanya lihat kondisi anak kayak gini. Setelah itu aku juga gak bolehin Baim dikerok lagi karena semua kebutuhan pertolongan pertama anakku kalau masuk angin, demam sudah aku siapkan," pungkasnya.

Pada unggahan berbeda, sang ibu mengatakan jika bayinya sudah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. 

Sang bayi saat ini pun sudah dalam kondisi baik. 

Baca juga: Lagi-lagi Viral karena Sederhana, Nama Duta Sheila On 7 Kedapatan di Jadwal Ronda Pos Kamling

Pilih Maafkan Suster

Meski bayinya sudah "dikerok" tanpa sepengetahuan sang ibu, namun Tia tetap memaafkan pengasuhnya itu.

Menurutnya, pengasuh melakukan hal itu karena dilatarbelakangi atas minimnya informasi.

Tak hanya itu, Tia juga mempertimbangkan kondisi ekonomi pengasuh anaknya, apalagi saat ini pengasuhnya merupakan seorang janda empat anak dan tinggal seorang diri tanpa keluarga.

"Beliau anak satu-satunya jadi tidak memiliki sanak saudara, yang beliau miliki saat ini hanya seorang ibu yang sudah renta yang saat ini mengurus anak-anak karena bibi harus bekerja. bibi adalah satu satunya tulang punggung keluarga," kata dia.

Selain memberikan gaji, selama ini Tia juga membantu mengurus beberapa keperluan anak dari pengasuhnya dan sering memberikan santunan berupa sembako dan uang.

"Dengan mengharap ridho Allah dan rasulnya karena kondisi mereka memang membutuhkan uluran tangan. Peduli dengan keluarganya dan menghormati bibi adalah cara aku mengambil hati bibi agar lebih sayang dengan Ibrahim," tambah dia.

Trauma Angin Duduk

Pengasuh yang disebut suster itu nekat mengerok balita yang diasuhnya karena ternyata dilatarbelakangi trauma masa lalu yang dia rasakan. 

Pengasuh tersebut mengaku trauma saat ia tiba-tiba ditinggal sang suami selama-lamanya usai berjualan tahu keliling. Suaminya meninggal karena diduga terkena angin duduk.

"Mungkin trauma ini dan minimnya edukasi lah yang melatarbelakangi bibi selalu kerokin anak nya meskipun yang masih balita, tanpa pikir panjang bahkan pada anakku," imbuhnya. 

Penjelasan Dokter

Lantas, bolehkah punggung anak bayi "dikerokin"?

Kulit bayi tipis

Di Indonesia, kerokan umumnya dilakukan untuk mengatasi gejala masuk angin pada seseorang.

Kerokan dilakukan dengan menggosokkan benda tumpul, seperti pinggiran uang logam ke kulit bagian punggung.

Sekilas, tindakan ini dilakukan untuk tujuan baik agar tidak masuk angin.

Tapi, bagaimana jika orang yang kerokan adalah seorang bayi?

Menurut dokter spesialis anak Prof Soedjatmiko, bayi yang punggungnya dikerokin bisa menimbulkan bahaya.

"Kulit bayi masih tipis," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Ia menyatakan, punggung bayi yang masih lemah akan rentan terluka saat dikerokin.

Soedjatmiko menjelaskan, kulit bayi yang tipis membuatnya mudah lecet jika terkena benda keras.

Kulit yang lecet akan mudah terkena kuman.

Selain itu, ia menambahkan, bayi akan merasa perih saat kulit yang lecet terkena air atau keringat.

Sementara itu, dokter anak Tisnasari Hafsah juga tidak menganjurkan anak bayi kerokan.

"Wah, kulitnya masih terlalu halus ya. Juga otot dan organ-organ lain masih berkembang," ujarnya, terpisah.

Tidak hanya kerokan, ia bahkan tidak menganjurkan anak untuk dipijat dengan ditekan berlebihan.

"Apalagi dikerok, sepertinya hanya akan menyakiti anaknya, ya," tambahnya.

Di sisi lain, Tisnasari tidak menampik kemungkinan anak tidak merasa terganggu saat dikerokin.

Ia menyebut bisa saja orang tua melakukan kerokan kepada anaknya dengan pelan atau tidak ditekan melainkan sekadar usapan.

Namun, ia menegaskan, ini kembali lagi ke keadaan anak bayi tersebut.

"Yang penting anak enggak boleh menderita atau kesakitan. Anak harus nyaman, bahagia, dan confidence," katanya lagi.

Sejauh ini, pihaknya belum menemukan bukti bahwa kerokan dapat menjadi salah satu pengobatan untuk mencegah anak masuk angin.

Daripada kerokan, Tisnasari menyarankan agar orang tua memberikan ASI dalam jumlah lebih sering kepada anak yang masuk angin.

Selain itu, orang tua boleh mengusap perut dan punggung anak dengan minyak atau krim yang menghangatkan.

Tapi, ia melarang orang tua memakaikan minyak yang terlalu panas kepada anak.

Contoh minyak yang bisa digunakan pada anak adalah minyak kayu putih.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved