Berita Banda Aceh
UIN Ar-Raniry dan Undira Kerjasama, Caturida: Ini Alasan 70.000 lebih UMKM di Aceh Harus Digenjot
Caturida Meiwanto Doktoralina, Ph. D menegaskan bahwa 74.810 UMKM di Aceh harus mendapat perhatian.
Menurut Catur, tahun 2045 secara nasional digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan Pembangunan nasional yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi.
Ukuran keberhasilan pembangunan nasional adalah sama yakni indeks kesejahteraan.
Sekalipun menggunakan pendekatan khusus, Aceh tetap menggunakan indeks kesejateraan yang sama sebagaimana yang berlaku di provinsi lain.
Baca juga: RSUDZA Buka Unit Layanan Stroke, Kunjungan Selama Tahun 2022 Capai 1.250 Orang
“Jika secara sederhana, ukuran kesejahteraan adalah rumah, mobil, motor dan pendapatan, ukuran itu pasti juga berlaku di provinsi manapun termasuk Aceh.
Hanya cara mencapainya bisa berbeda-beda karena seperti yang kita ketahui Aceh adalah provinsi khusus,” jelas Catur yang lulusan Ph.D dari Universiti Sains Malaysia.
Potensi umkm, masih menurut Catur, banyak terdapat di pesantren. Dan pesantren mengajarkan kemandirian ekonomi dalam skala kecil.
Tradisi dan kebiasaan ini harusnya mampu menjadi sarana mencapai kesejahteraan jika mendapat metode dan sistem yang benar.
"Masyarakat UMKM di Aceh perlu dipersiapkan dalam meningkatkan kesejahteraan diri dan Keluarganya,” urai Catur.
Baca juga: Haji Uma Minta Pemerintah Kaji Formulasi Program BLT dan Standar Gaji Aparatur Desa
Sementara itu, Dr. Hafas Furqani yang merupakan Alumni International Islamic University Malaysia menjelaskan bahwa peran pesantren (dayah) setelah proses pendidikan seharusnya mendapat perhatian pemerintah agar dapat meningkatkan IPM.
Melalui pendidikan setidak-tidaknya, masyarakat kecil dipersiapkan untuk membangun ekonominya.
“Dampak UMKM di Aceh sudah jelas terlihat, terutama bagi masyarakat kecil yang hidup dengan mata pencahariannya melalui pekerjaan pendukung.
Ini yang UNDIRA dan UIN lihat harus segera dilakukan. Berdasarkan sumber satu data kementerian agama, sebanyak 1.286 pesantren yang terdaftar sejak Tahun Ajaran 2021/2022.
Kekuatan ini dapat membantu peran Pemerintah Daerah. Disinilah peran pengabdian masyarakat ditingkatkan,” ujar Hafas.
Hafas juga mengingatkan bahwa, UMKM sebagai sumber perekonomian Indonesia wajib mengoptimalisasi kekinian Teknologi Informasi dalam seluruh aktivitas proses pencatatan dan pelaporan keuangan dan perpajakannya
Baca juga: 22 Pemain PSBL Langsa Sudah Teken Kontrak, Tim Pelatih Genjot Latihan Persiapan Liga 3
“Sekalipun dalam skala kecil UMKM, mindset orang Aceh dan sistemnya harus diubah. Mindset pengelolanya perlu di-upgrade.
Ketua PKK Kak Ana Hadiri Pelantikan Pengurus FAHMI UMMI Aceh, Wamenag Juga Hadir |
![]() |
---|
Ketua DPRA Dukung Gubernur Mualem Tertibkan Tambang Emas Ilegal di Aceh |
![]() |
---|
USK Raih 10 Medali dalam Pomnas 2025 di Jawa Tengah, Ini Rinciannya |
![]() |
---|
Poliven dan BPDP Gelar Kuliah Umum untuk Mahasiswa Penerima Beasiswa Badan Pengelola Dana Perkebunan |
![]() |
---|
Seperti UAS, Pengajian Al-Hidayah Aceh Diminta Masifkan Dakwah Digital Saat Musda ke-IX |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.