Ungkap Kenapa Minat Nyaleg Rendah, Eks Komisioner KIP: Dirikan Partai Semangat, Masalah Caleg Nanti

Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh 2018-2023, Tgk Akmal Abzal SHi mengungkapkan kenapa rendahnya minat caleg pada Pemilu 2024.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
YouTube Serambinews
Komisioner KIP Aceh 2018-2023, Tgk Akmal Abzal SHi (kiri) ungkap kenapa rendahnya minat caleg pada Pemilu 2024. Disampaikan dalam program Bincang Politik dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di Studio Serambinews.com, Selasa (19/9/2023). 

SERAMBINEWS.COM - Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh 2018-2023, Tgk Akmal Abzal SHi mengungkapkan kenapa rendahnya minat caleg pada Pemilu 2024.

Dijelaskannya, berdasarkan undang-undang bahwa partai politik harus didukung oleh 75 persen dari jumlah kabupaten/kota yang ada di semua provinsi.

"Dari 23 kabupaten/kota di Aceh, idealnya selemah-lemah iman partai itu 16 atau 17 kabupaten/kota minimal harus ada pengurusnya dan include dengan anggota partainya," kata Tgk Akmal dalam program Bincang Politik dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di Studio Serambinews.com, Selasa (19/9/2023).

Idealnya, partai politik itu menyiapkan caleg-calegnya itu dari kadernya sendiri karena partai ikut dibiayai oleh negara sampai ratusan bahkan miliaran rupiah.

"Biaya itu adalah untuk menghidupkan partai, melatih kader partai, mengedukasi masyarakat menjadi cikal bakal anggota dewan," jelas Akmal.

"Karena hari ini orientasi pragmatis itu terjadi, yang penting ada partai dulu. Masalah caleg nanti kita pikir," tambahnya.

Baca juga: Sanggahan Terhadap Bacaleg Sudah Mulai Masuk, Ketua KIP Aceh: Ada Beberapa Partai

Baca juga: Kampus Pertama di Aceh, Rektor Launching Program Wakaf Ar-Raniry! Manfaatnya Bisa Bantu Biaya Kuliah

Hal ini yang kemudian menurutnya membuat cara berpolitik menjadi tidak sehat, bahkan ada partai yang mengaku secara blak-blakan tidak cukup caleg.

"Makanya yang terjadi ada beberapa partai dengan beraninya mengaku, ini kami tidak cukup caleg, ini kan harus ikut uji baca Alquran, terpaksa kami ambil ponakan dulu," ungkap Akmal.

"Apa seperti itu berpolitik," tambahnya.

 

 

Dia menjelaskan, semestinya orang-orang yang sudah ada di dalam partai mengisi dapil-dapil per wilayahnya.

"Ada partai yang mengisi (kuota dapilnya) di bawah 50 persen, itu kan terjun bebas caleg," kata Akmal.

"Untuk yang terisi 100 persen saja begitu sulit mendapatkan suara," tambahnya.

Baca juga: 7 Tahun Berjuang, Rektor USK dan Tim Hadiri Penyerahan SK Hutan Adat Aceh oleh Presiden Jokowi

Baca juga: Jokowi Blak-blakan Pegang Data Intelijen Semua Partai dari BIN-BAIS: Mereka Menuju ke Mana Saya Tahu

Baca juga: PDIP Kritik Jokowi soal Pegang Data Intelijen Partai: Parpol Punya Kedaulatan, Bukan Objek Intelijen

Eks Komisioner KIP Aceh itu mengungkapkan, bahkan ada partai lokal tertentu di dapil II Pidie hanya satu orang caleg dari sembilan kuota yang tersedia.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved