Breaking News

Berita Abdya

Ciptakan Generasi Peduli Sesama, SDIT Muhammadiyah Manggeng Bawa Murid Berkunjung ke Rumah Yatim

Dalam kegiatan peduli kali ini, murid SDIT Muhammadiyah Manggeng mengunjungi rumah Ainon (35), janda empat anak yatim yang tinggal di sebuah rumah ber

Penulis: Taufik Zass | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Muhammadiyah Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), kembali melaksanakan agenda rutin "SDIT Muhammadiyah Manggeng Peduli" dengan berkunjung ke rumah yatim di Desa Drien Kipah, Kecamatan Tangan -Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kamis (21/9/2023) 

Dalam kegiatan peduli kali ini, murid SDIT Muhammadiyah Manggeng mengunjungi rumah Ainon (35), janda empat anak yatim yang tinggal di sebuah rumah berkonstruksi kayu yang sudah sangat memprihatinkan. 

Laporan Taufik Zass | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Muhammadiyah Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) kembali melaksanakan agenda rutin "SDIT Muhammadiyah Manggeng Peduli" 

Kegiatan kali ini berkunjung ke rumah anak yatim di Desa Drien Kipah, Kecamatan Tangan -Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kamis (21/9/2023). 

Dalam kegiatan peduli kali ini, murid SDIT Muhammadiyah Manggeng mengunjungi rumah Ainon (35), janda empat anak yatim yang tinggal di sebuah rumah berkonstruksi kayu yang sudah sangat memprihatinkan. 

Ainon tinggal bersama ibu dan empat anaknya yang sudah menjadi yatim sejak Maret 2023.

Suami Ainon meninggal dunia sekitar 6 bulan lalu secara tiba tiba tanpa gejala penyakit apa pun. Ia mengaku kaget dan masih tidak percaya akan kepergian sang suami secara mendadak.

Sebelum sang suami meninggal dunia, ia  dan sang suami  beserta anak anaknya memang sudah hidup serba kekurangan. Pasalnya sang suami hanya bekerja sebagai buruh tani di sawah sawah milik warga sekitar. 

Baca juga: GeRAK: Usut Pembangunan Gedung Rawat Inap RSUD CND, Diduga Dikerjakan Asal Jadi & Gagal Konstruksi

Ia juga mengaku rumah yang ia tempati saat ini bukanlah rumah milik pribadi melainkan masih menumpang pada sang ibu.

Sebelumnya bahkan rumah mereka tersebut tidak teraliri listrik, baru dalam tahun ini sebelum sang suami meninggal dunia, mereka mampu memasang listrik ke rumahnya.

Kondisi yang serba kekurangan tersebut semakin bertambah parah sejak kepergian sang suami, kini Ainon harus berkerja mencari nafkah menggantikan suami yang telah tiada.

Ainon bekerja serabutan dari buruh tani, hingga menjadi Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah warga sekitar untuk menghidupi keempat anaknya yang masih bersekolah. 

Anak pertamanya, M Nuzul Farhan (13), masih duduk di bangku sekolah menengah, sedangkan anak kedua dan ke tiganya M Zaki (10) dan M Misbah (7) masih duduk di bangku sekolah dasar, sedangkan sibungsu masih berusia 3 tahun. 

Kondisi rumah yang sangat memprihatinkan semakin jelas terlihat saat murid SDIT Muhammadiyah Manggeng memasuki rumah Ainon. 

Baca juga: Sutradara Ungkap Alasan Serial Pernikahan Dini tak Kalah dengan Layangan Putus: Sangat Menyentuh

Dinding kayu rumah itu sudah sangat lapuk dan terlihat berongga, atap daun rumbia di sebagian rumah yang terlihat bocor dan lantai rumah yang masih dari tanah semakin menambah kondisi yang memprihatinkan. 

Ustazah Nelvialis, SPdI, Wali Kelas Murid kelas 1 SDIT Muhammadiyah Manggeng mengungkapkan rasa keprihatinannya melihat kondisi rumah dan keluarga Ainon dan anak anaknya.

Ia juga mengajak murid SDIT Muhammadiyah Manggeng untuk terus bersyukur dan memiliki rasa kasih sayang untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. (*) 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved