Berita Internasional
Kanselir Jerman Desak Putin Akhiri Perang di Ukraina
Agresi Rusia telah menyebabkan penderitaan yang sangat besar tidak hanya di Ukraina tetapi juga di seluruh dunia.
SERAMBINEWS.COM, BERLIN - Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina dan menarik pasukannya dari negara tersebut.
“Jangan lupa bahwa Rusia bertanggung jawab atas perang ini. Dan presiden Rusia-lah yang dapat mengakhirinya kapan saja dengan satu perintah,” kata Scholz dalam pidatonya di Majelis Umum PBB di New York, Selasa (19/9/2023).
Pemimpin Jerman tersebut menggarisbawahi perlunya penyelesaian damai sejati yang akan menjamin keamanan dan kebebasan Ukraina.
“Kita harus mewaspadai solusi palsu yang hanya mewakili perdamaian. Perdamaian tanpa kebebasan disebut penindasan. Perdamaian tanpa keadilan disebut diktat. Hal ini sekarang akhirnya harus dipahami oleh Moskow juga,” tegas dia.
Scholz yang berasal dari Partai Sosial Demokrat mengatakan prinsip-prinsip PBB tentang perbatasan yang tidak dapat diganggu gugat dan kesetaraan kedaulatan semua negara harus dihormati oleh semua orang untuk menjamin perdamaian dan stabilitas.
“Dalam dunia multipolar abad ke-21, tidak ada tempat bagi revisionisme dan imperialisme,” ujar dia.
“Siapa pun yang berasumsi bahwa negara-negara kecil adalah halaman belakang negara-negara besar adalah keliru,” ujar dia.
Scholz juga menyampaikan konsekuensi perang Ukraina terhadap seluruh dunia dan menyatakan dukungannya terhadap semua upaya diplomatik untuk mencapai perdamaian sejati.
“Perang agresi Rusia telah menyebabkan penderitaan yang sangat besar tidak hanya di Ukraina tetapi juga di seluruh dunia, karena masyarakat menderita akibat inflasi, meningkatnya hutang, kelangkaan pupuk, meningkatnya kemiskinan dan kelaparan,” imbuh Scholz.
Reformasi Dewan Keamanan PBB
Dalam pidatonya, Scholz juga menyerukan reformasi dalam Dewan Keamanan PBB, dan menekankan bahwa kondisi saat ini tidak mencerminkan realitas geopolitik dunia multipolar.
“Saya menyambut baik semakin banyak mitra yang meminta reformasi, termasuk tiga anggota tetap Dewan Keamanan PBB,” kata dia.
“Kita bisa menegosiasikan sebuah teks dengan berbagai pilihan. Tidak ada negara yang boleh menghalangi perundingan terbuka ini dengan tuntutan yang terlalu tinggi. Jerman juga tidak akan melakukan itu,” sebut dia.
Scholz menambahkan bahwa Jerman siap memikul tanggung jawab lebih besar di Dewan Keamanan PBB pada tahun-tahun mendatang.
“Terserah pada Majelis Umum untuk memutuskan reformasi Dewan Keamanan. Sampai saat itu tiba, Jerman ingin memikul tanggung jawab sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dan saya mohon dukungannya terhadap pencalonan kita untuk tahun 2027 dan 2028,” pungkas dia.(AnadoluAgency)
Baca juga: Pakistan Dukung Azerbaijan Bebaskan Karabakh dari Pasukan Armenia
Baca juga: BREAKING NEWS - Heboh Penemuan Mayat di Suka Makmur Kota Subulussalam
Thailand & Kamboja Gencatan Senjata, Korsel & Korut Tutup Pintu Perdamaian |
![]() |
---|
8 Orang Tewas Terinjak Saat Berdesak-desakan di Acara Keagamaan di India |
![]() |
---|
Lolos dari Maut, Aksi Pilot Pesawat di AS hingga Tak Bertabrakan dengan Jet |
![]() |
---|
Ribuan Warga Malaysia Turun ke Jalan, Tuntut PM Anwar Ibrahim Mundur |
![]() |
---|
Berani Lawan Thailand, Ternyata Pasukan Khusus Kamboja Pernah Dilatih Prabowo dan Pelatih Kopassus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.