Cerita Pilu Gadis 13 Tahun Korban Prostitusi, Sudah Dua Kali Layani Pria, Butuh Uang Beli Handphone
Korban AI dijual oleh tiga pelaku yang diketahui berinisial WB (26), MF (16), dan seorang wanita NM (14) kepada pria hidung belang.
MAKASSAR - Seorang anak perempuan yang masih berusia 13 tahun jadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Kisah pilu ini menimpa gadis belia berinisial AI (13) yang masih berstatus pelajar.
AI yang seharusnya masih mengenyam pendidikan di sekolah, kini jadi korban prostitusi anak hingga terpaksa melayani pria hidung belang.
Korban AI dijual oleh tiga pelaku yang diketahui berinisial WB (26), MF (16), dan seorang wanita NM (14) kepada pria hidung belang.
AI mengaku sudah dua kali melayani pria hidung belang yang disodorkan oleh para pelaku.
AI selama ini hanya dibayar Rp 200.000, setiap kali melayani tamu pria.
Gadis belia ini mengaku terpaksa mengikuti perintah pelaku lantaran membutuhkan uang untuk membeli handphone.
Kini, Polisi masih melakukan pendalaman terkait kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang melibatkan anak di bawah umur.
Baca juga: Prostitusi Online Libatkan Pelajar di Makassar, Usia Mucikari Belasan Tahun, Rp 300 Ribu Sekali Main
Diketahui, polisi mengamankan tiga orang terduga pelaku dan seorang korban, gadis belia berinisial AI (13) yang masih berstatus pelajar.
Dihadapan polisi AI mengaku, sudah dua kali melayani pria hidung belang yang disodorkan oleh para pelaku. Kepada polisi, AI mengaku dipaksa melayani pria hidung belang tersebut.
"Saya dijual Rp 200.000, setiap kali layani tamu, ada potongan juga, uang dia (pelaku) minta. Dia bilang terima ini tamu," ucap AI saat diwawancarai awak media, Selasa (3/10/2023).
AI menjelaskan bahwa awalnya dia terpaksa mengikuti perintah pelaku lantaran membutuhkan uang usai handphone miliknya hilang.
Ia membutuhkan uang guna mengganti handphone yang hilang agar tidak dimarahi oleh orangtuanya.
"Awalnya itu handphone-ku hilang. Jadi saya tanya temanku di mana bisa dapat uang untuk ganti handphone karena saya takut di marahi sama mama," jelas AI.
Setelah itu, rekan AI memperkenalkannya dengan pria berinisial WB.
Disitu, WB langsung membuatkan AI akun media sosial MiChat untuk dijajakan ke pria hidung belang.
"Saya dibawa untuk itu open BO (tunasusila) di wisma," tandasnya.
Baca juga: Detik-detik Penangkapan Mucikari Prostitusi Online di Sebuah Hotel di Banda Aceh
Sebelumnya diberitakan, polisi mengamankan tiga pelaku yang diduga terlibat dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tiga pelaku yang diketahui berinisial WB (26), MF (16), dan seorang wanita NM (14) diamankan jajaran unit Resmob Polsek Panakkukang di salah satu wisma kelas melati di Jalan Toddopuli Raya Timur, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulsel, pada Senin (2/10/2023) malam.
Selain mengamankan tiga pelaku, polisi juga mendapati korban berinisial AI (13) yang masih berstatus pelajar. Korban ini dipekerjakan oleh tiga pelaku sebagai pekerja tuna susila.
Kanit Reskrim Polsek Panakkukang Iptu Sangkala membenarkan perihal pengungkapan kasus TPPO tersebut.
Kata dia, pengungkapan bermula saat polisi mendapatkan informasi bahwa di lokasi itu kerap dijadikan sebagai tempat prostitusi.
"Saat anggota kita melakukan patroli, kita mendapatkan informasi adanya dugaan praktik TPPO.
Setelah itu kita langsung ke lokasi dan mengamankan ada tiga terduga pelaku, dua pria dan satu wanita masih di bawah umur," ucap Sangkala kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Selasa (3/10/2023).
Baca juga: BREAKING NEWS - Polisi Bongkar Prostitusi Online di Banda Aceh, Tiga Wanita Panggilan Diamankan
Dari informasi, kasus ini berawal saat NM membawa korban untuk bertemu dengan MF.
Korban yang disebut membutuhkan biaya pun akhirnya diperkenalkan oleh WB untuk dijadikan sebagai pekerja tuna susila.
"Jadi korban ini ditawarkan untuk menjadi pekerja tuna susila dan setiap sudah melayani tamu. Pelaku (WB) mendapatkan untung Rp 50.000," kata Sangkala.
Sangkala menyebut, untuk kasus dugaan TPPO ini sudah diserahkan ke Mapolrestabes Makassar tepatnya di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) lantaran korban masih di bawah umur.
"Diserahkan ke Polrestabes, Unit PPA karena korban masih di bawah umur," ungkapnya.
Sementara, pelaku WB di hadapan polisi mengaku telah dua kali menawarkan korban ke pria hidung belang, melalui aplikasi online MiChat yang dikelola pelaku sendiri.
"Saya biasa dapat pelanggan dalam satu hari itu dua orang, kadang Rp 500.000 kadang Rp 300.000, saya dapat Rp 50.000 dari setiap tamu.
"Saya bawa di wisma, sudah dua kali jual, saya yang urus akun," bebernya.
Baca juga: VIDEO Viral 3 Mobil Putar Balik di Tol Depok Antasari, Ditlantas Polda Metro Jaya Buka Suara
Baca juga: 5 Tersangka Baru Sindikat Narkoba Jaringan Fredy Pratama Ditangkap Bareskrim Polri
Baca juga: Ini Prakiraan Cuaca di Jakarta, Bandung dan Kota Besar Lainnya, Rabu 4 Oktober 2023
Sudah tayang di Kompas.com: Pengakuan Korban Prostitusi Anak di Makassar, Awalnya Butuh Uang karena HP Hilang
Pelabuhan Anak Laut Serap Ratusan Pekerja dari Tiga Desa di Aceh Singkil |
![]() |
---|
Rudapaksa Anak di Bawah Umur, Dukun Cabul Abdya Abu Perlak Divonis 15 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Briptu BN Polisi di Bengkulu Dipecat Karena Rudapaksa Tahanan Wanita, Pelaku Kini Ditahan di Rutan |
![]() |
---|
Beraksi di 16 Tempat, Satreskrim Polresta Banda Aceh Ungkap Kasus Curanmor |
![]() |
---|
Istri Tewas Dibunuh Suami di Kebon Jeruk, Pelaku Tuduh Korban Selingkuh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.