Luar Negeri

Mengenal Hamas, Militan Palestina yang Perang dengan Israel, Punya Sayap Militer Brigade Al-Qassam

Nama Hamas sendiri merupakan akronim bahasa Arab yang jika diterjemahkan bermakna Gerakan Perlawanan Islam.

Editor: Faisal Zamzami
MIDDLE EAST MONITOR / ANADOLU AGENCY / MUSTAFA HASSONA
Anggota Brigade Izz Ad-Din Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, saat berada di Gaza, 2017 lalu. (MIDDLE EAST MONITOR / ANADOLU AGENCY / MUSTAFA HASSONA) 

Dokumen itu pun menekankan bahwa perjuangan Hamas bukan terhadap Yahudi, tapi terhadap "agresor Zionis yang melakukan pendudukan".

Israel berkata kelompok tersebut "berupaya membodohi dunia".

Setelah Hamas mendepak pasukan loyalis Fatah dari Gaza pada 2007, Israel memperketat blokade pada teritori tersebut. Serangan roket Palestina dan gempuran udara Israel berlanjut.

Israel menuding Hamas bertanggung jawab atas semua serangan yang dilesatkan dari Jalur Gaza. Israel lantas melancarkan tiga operasi militer besar di Gaza yang diikuti eskalasi pertempuran lintas perbatasan.

Pada Desember 2008, militer Israel menggelar operasi militer 'Cast Lead' dengan dalih menghentikan serangan-serangan roket Palestina. Lebih dari 1.300 orang Palestina dan 13 orang Israel tewas dalam serangan 22 hari itu.

Israel memakai alasan yang sama saat menggelar operasi militer 'Pilar Pertahanan' pada November 2012, dengan terlebih dahulu melakukan serangan udara yang menewaskan Ahmed Jabari, komandan Brigade Qassam.

Sebanyak 170 orang Palestina—sebagian besar warga sipil—dan enam orang Israel tewas dalam delapan hari serangan.

Dalam konteks militer, kekuatan Hamas dilemahkan akibat dua operasi tersebut. Namun, organisasi itu bertahan berkat dukungan rakyat Palestina.

Serangan roket dari Gaza kembali meningkat pada pertengahan Juni 2014, ketika Israel menahan banyak anggota Hamas di sepanjang Tepi Barat selagi mencari tiga remaja Israel.

Pada awal Juli, Hamas mengklaim bertanggung jawas atas penembakan sejumlah roket ke Israel untuk kali pertama dalam dua tahun.

Hari berikutnya militer Israel menggelar operasi 'Perlindungan Batas' guna menghancurkan roket-roket dan berbagai terowongan lintas perbatasan yang dipakai warga Palestina.

Sediktinya 2.251 orang Palestina, termasuk 1.462 warga sipil, tewas dalam serangan 50 hari itu.

Di pihak Israel, sebanyak 67 serdadu dan enam warga sipil tewas.

Sejak 2014, ada sejumlah letupan kekerasan yang berakhir dengan gencatan senjata.

Mesir, Qatar, dan PBB tampil sebagai penengah sehingga aksi kekerasan tersebut tidak bereskalasi menjadi perang berskala penuh.

Walau dilanda blokade, Hamas tetap berkuasa di Gaza dan terus menambah persenjataan roketnya.

Beberapa upaya untuk mengadakan rekonsiliasi dengan Fatah juga gagal.

Sementara itu, situasi kemanusiaan dua juta warga Palestina di Gaza semakin buruk.

Baca juga: VIDEO Jokowi Masih Enggan Komentari Kasus SYL dan Pimpinan KPK Lebih Awal

Baca juga: Hamas Dapat Dukungan, Giliran Hizbullah Serang Israel, Tembaki Perbatasan Dengan Mortir

Baca juga: Kejamnya Tante Aniaya Keponakan di Simalungun, Tempelkan Setrika Panas di Perut dan Punggung Korban

Sudah tayang di Tribunnews.com: Mengenal Hamas, Kelompok Muslim Mayoritas di Palestina yang Perang dengan Israel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved