Berita Aceh Utara

Ratusan Hektare Sawah di Matangkuli Aceh Utara Terendam Banjir, Warga Khawatir Gagal Panen Lagi

Areal sawah itu terendam banjir setelah air dari sungai, yaitu Krueng Keureuto dan Krueng Pirak meluap, karena volume air bertambah dari hujan yang me

Penulis: Jafaruddin | Editor: Mursal Ismail
Kiriman Nurdin 
Tanaman padi dalam areal sawah di Desa Siren, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, kembali terendam banjir dalam empat hari terakhir ini, 4-7 Oktober 2023, sehingga terancam gagal panen 

Areal sawah itu terendam banjir setelah air dari sungai, yaitu Krueng Keureuto dan Krueng Pirak meluap, karena volume air bertambah dari hujan yang mengguyur kawasan Bener Meriah dan Aceh Utara dalam sepekan terakhir ini.

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara 

SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON – Ratusan hektare sawah berisi tanaman padi yang sudah mulai berbulir di Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, terendam banjir selama empat hari, 4-7 Oktober 2023. 

Areal sawah itu terendam banjir setelah air dari sungai, yaitu Krueng Keureuto dan Krueng Pirak meluap, karena volume air bertambah dari hujan yang mengguyur kawasan Bener Meriah dan Aceh Utara dalam sepekan terakhir ini.

Sawah terendam, yakni di Desa Lawang, Meunasah Siren, Tanjong Haji Muda, Meunye, Beuringen, dan Meunasah Pante. 

“Di desa kami ada 38 hektare sawah yang berisi padi terendam banjir,” ujar Keuchik Siren, Nurdin kepada Serambinews.com, Minggu (8/10/2023). 

Selain di Desa Siren, kata Nurdin, banjir juga merendam areal sawah di sejumlah desa lainnya. 

Warga khawatir padi yang sedang berbulir itu menjadi puso atau gagal panen, karena empat hari terendam banjir. 

Baca juga: Balas Hamas, Israel Serang Jalur Gaza, 232 Warga Palestina Tewas, PM Netanyahu Nyatakan Perang

Sebab, biasanya jika padi sudah terendam lebih dari tiga hari dipastikan akan mengganggu pertumbuhannya dan bisa mati. 

“Kalau kali ini juga gagal panen lagi, berarti ini yang keempat kali kami tidak panen,” katanya. 

Sebab padi sawah selama ini menjadi sumber segala-galanya bagi kehidupan mayoritas warga di Matangkuli khususnya dan Aceh Utara umumnya. 

Selain tidak bisa memperoleh pendapatan jika padi puso, utang warga untuk menggarap sawahnya juga semakin bertambah. 

“Sudah empat kali musim tanam warga di kawasan kami tidak mampu membayar biaya pengolahan tanah, karena gagal panen terus,” ujar Nurdin. 

Oleh karena itu, dirinya sebagai penyewa traktor untuk pengolahan tanah juga belum bisa menarik uang dari masyarakat. 

Baca juga: Kakak Kandung Putri Anne Protes Tak Terima Adiknya Disakiti, Diduga Ada Hal Ini

Meski merugi, tapi ia juga mengaku tidak tega meminta biaya pengolahan tanah sawah dari warga karena gagal panen. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved