Sosok Mohammed Deif Pemimpin Sayap Militer Hamas Yang Paling Dicari Israel, Dijuluki Kucing 9 Nyawa

Salah satu sosok yang disebut paling bertanggung jawab atas operasi tersebut adalah Mohammed Deif.

Editor: Amirullah
Tangkap layar YouTube India Today
Menurut Mohammed Deif, pemimpin sayap militer Hamas, serangan terhadap Israel adalah respon atas 16 blokade Israel terhadap Gaza. 

Pusat gerakan kelompok militan ini berada di Tepi Barat dan Jalur Gaza--yang ditaklukkan Israel pada 1967 selama Perang Arab-Israel.

Saat gerakan intifada pertama itu, Deif masih berusia 20an tahun.

Ternyata Deif pernah dipenjara oleh otoritas Israel karena dianggap bertanggung jawa atas tewasnya puluhan orang akibat bom bunuh diri pada 1996.

Saat itu, lebih dari 50 warga sipil tewas.

Bom bunuh diri itu adalah respon dari Perjanjian Damai Oslo yang ditandatangani awal 1990an antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Perjanjian tersebut bertujuan untuk mewujudkan penentuan nasib sendiri bagi Palestina, dalam bentuk negara Palestina yang berdampingan dengan Israel.

Tapi Hamas menentang perjanjian itu dengan alasan bahwa dalam perang Arab-Israel 1948, Israel menguasai wilayah Palestina.

Perjanjian tersebut, menurut Hamas, secara efektif berarti hilangnya wilayah bagi Palestina.

“Deif disebut belajar di bawah bimbingan Yahya Ayyash, pembuat bom dengan julukan 'Insinyur' yang dibunuh Israel pada 1996 dengan ponsel yang berisi bahan peledak,” kata laporan FT.

Deif kemudian tergabung dalam Brigade Qassam, sayap militer Hamas.

Menurut laporan BBC, meskipun baru menjabat sebagai komandan sayap militer Hamas di Gaza pada Juli 2002, Deif telah berada di urutan teratas daftar “paling dicari” Israel selama bertahun-tahun.

Tapi Deif selalu lolos dari upaya pembunuhan yang dilakukan oleh tentara Israel.

Pada tahun dia menjadi komandan Hamas, sebuah helikopter Israel menembakkan rudal ke sebuah mobil dekat Kota Gaza yang menewaskan dua anggota Hamas.

Sedikitnya 40 orang lainnya, termasuk 15 anak-anak, terluka dalam serangan tersebut.

Tak hanya Israel, Amerika Serikat juga memburunya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved