Kupi Beungoh
Celengan Masjid, Kiprah MPU Aceh, dan Solidaritas untuk Palestina
Pertama, kelompok kontra yang mengutuk aksi Hamas melakukan serangan kejutan ke wilayah Israel yang menjadi awal mula terjadinya konflik ini. Kelompok
Pernyataan heroik ketua MPU tersebut sesungguhnya patut diapresiasi, utamanya untuk seruan Qunut Nazilah, kendati baru dikeluarkan dua hari lalu, atau setelah tiga hari konflik tersebut meletus, mengingat seruan seperti ini jarang terdengar dari MPU.
Buktinya dalam penelusuran Penulis, selama berkali-kali terjadinya agresi Israel terhadap Jalur Gaza dalam dua dekade terakhir, seruan semacam ini bahkan masih kurang dari hitungan jari sebelah tangan.
Setidaknya begitu yang terekam dalam jejak digital yang bisa Penulis temukan sehingga respon cepat MPU kali ini, walau tetap kalah cepat dengan majelis atau persatuan ulama di negara-negara lainnya, pantas untuk kita acungkan jempol dan kita laksanakan bersama.
Meskipun demikian, Penulis merasa pernyataan Ketua MPU terkait penggalangan dana masih “kurang greget”.
Pasalnya, sejak beberapa kali seruan serupa dikeluarkan MPU, untuk persoalan donasi, selalu saja MPU hanya menghimbau Pemerintah untuk melaksanakan hal tersebut.
Dengan kata lain, MPU hanya “berpangku tangan” pada Pemerintah. Padahal kita berharap ada kebijakan yang lebih nyata dari MPU terhadap hal ini.
Misalnya, MPU bisa saja menyerukan kepada masjid-masjid di seluruh provinsi Aceh untuk menggalang dana solidaritas melalui “celeng-celeng” tabungan amal masjid.
Penulis teringat pada apa yang disampaikan oleh Ustadz Masrul Aidi, Lc., salah satu da’i kondang Aceh yang juga Pimpinan Dayah Babul Maghfirah Aceh Besar.
Suatu ketika dalam salah satu pengajian yang beliau pimpin, beliau menyinggung persoalan penggalangan dana solidaritas oleh Pemerintah Aceh yang terkesan sangat lambat.
Waktu itu kebetulan bertepatan dengan momen musibah Gempa Bumi yang melanda Turkiye dan menggugurkan lebih dari 45.000 korban jiwa.
Berminggu-minggu penggalangan donasi tersebut, tak kunjung selesai. Sementara kejadian musibah tersebut saja sudah hampir satu bulan lamanya.
Padahal Turkiye, termasuk salah satu negara yang paling awal mengulurkan tangannya untuk membantu Rakyat Aceh di hari-hari pertama saat musibah Gempa Bumi dan Tsunami melanda tahun 2004 silam.
Beliau mengkritisi, mengapa tidak masjid-masjid diberdayakan dalam penggalangan dana tersebut. Misalnya, sumbangan masyarakat untuk masjid yang dimasukkan dalam celeng atau kotak-kotak amal masjid dialihkan dalam jangka waktu tertentu untuk donasi tersebut.
Tentunya, hal tersebut diberitahukan terlebih dahulu pada masyarakat di sekitar masjid tersebut sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
Bahkan, masyarakat yang ingin berdonasi untuk para korban gempa dimaksud juga diarahkan untuk menyumbang melalui celengan tersebut.
Pembelajaran Mendalam 'deep learning', Dalam Pandangan Islam Dan Prakteknya |
![]() |
---|
Tarbiyah Jinsiyah: Bukan Hal Tabu, tapi Kebutuhan Mendesak bagi Anak-anak Kita |
![]() |
---|
Teumeunak, Media Sosial, dan Tong Sampah Kebencian |
![]() |
---|
Hari Anak Nasional: Selamatkan Anak dari Kecanduan Gadget! |
![]() |
---|
Hilirisasi Aceh: Dari Pemasok Mentah Menuju Daerah Bernilai Tambah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.