Gaza 24 Jam
Peringatan Keras ke AS, Pejuang Pro Palestina Sebut Sudah Biasa Bombardir Pangkalan Militer Amerika
Peringatan keras ke Amerika Serikat (AS), Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) pejuang pro Palestina sebut sudah biasa bombardir pangkalan militer AS.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM - Peringatan keras ke Amerika Serikat (AS), pejuang pro Palestina sebut sudah biasa bombardir pangkalan militer AS.
Pernyataan itu disampaikan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), pejuang pro Palestina yang memperingatkan AS bila ikut campur perang Israel-Gaza.
Pihaknya mengklaim menyerang AS bukan sesuatu yang baru bagi mereka.
Hal itu merujuk pada sejumlah serangan terhadap pasukan AS dan kedutaan besar di Bagdad dan Kurdistan yang dituduh Iran menyembunyikan agen intelijen Israel.
"Ini bukan sesuatu yang baru bagi kami, kami memang pernah menyerang pasukan AS dan kepentingan Israel sebelumnya," kata seorang pemimpin milisi dikutip Serambinews.com dari The National, Jumat.
Baca juga: Pejuang Pro Palestina Ancam Bombardir Pangkalan Pasukan AS Bila Campur Tangan Perang Israel-Gaza
Baca juga: Presiden AS Ancam Iran usai Hamas Serang Israel, Biden Peringatkan Hati-hati! Mulai Takut?
Pada Selasa lalu, Asa'ib Ahl al-Haq mengatakan pemimpinnya, Qais Al Khazali, menelepon pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.
"Faksi-faksi sepenuhnya siap untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan," tegas Al Khazali menurut sebuah pernyataan.
Peringatan PMF juga digaungkan di Yaman. Pemimpin Gerakan Houthi yang kuat memperingatkan pada Selasa lalu.
Mereka memperingatkan kalau kelompok tersebut akan menanggapi setiap intervensi AS di Gaza dengan drone, rudal, dan opsi militer lainnya.
Baca juga: Hamas Menuduh PBB Telah Memainkan ‘Propaganda Palsu’, Minta Warga Gaza untuk Tidak Terpengaruh
Ia mengatakan kelompoknya siap mengoordinasikan intervensi dengan anggota Poros Perlawanan lainnya.
Kelompok Hizbullah Lebanon telah memasuki medan pertempuran, menembakkan roket dan baku tembak dengan Israel di perbatasan.
Diketahui sejak Sabtu lalu, pejuang bersenjata lengkap yang terkait dengan milisi telah berparade di jalan-jalan dan mengadakan demonstrasi untuk unjuk kekuatan.
Bersamaan dengan Organisasi Badr, milisi Syiah berpengaruh lainnya Kataib Hezbollah, Hizbullah Harakat Al Nujabaa dan Kata'ib Sayyid Al Shuhada mengeluarkan peringatan yang sama.
Para analis mengatakan banyak dari kelompok tersebut dipersenjatai dan dilatih oleh Iran, dengan tingkatan yang berbeda-beda.
Mereka merupakan tulang punggung organisasi paramiliter negara yang dikenal sebagai Pasukan Mobilisasi Populer (PMF).
PMF juga telah menyuarakan “dukungannya yang tegas” terhadap faksi-faksi Palestina dan pemerintah Irak.
Baca juga: Mahasiswi Digerebek Ngamar Bareng Dosen Kini Minta Maaf: Saya Korban
Baca juga: VIRAL Curhat Ibu Hamil Janinnya Mendadak Hilang Usai Tolong Nenek-nenek pas Maghrib,Apa Kata Dokter?
Pihaknya menyampaikan, operasi Palestina adalah hasil alami dari apa yang mereka sebut sebagai kebijakan opresif Israel.
"Drone, rudal, dan pasukan khusus kami bersiaga tinggi untuk melancarkan serangan presisi terhadap musuh Amerika di pangkalan mereka dan mengganggu kepentingan mereka," kata seorang pemimpin milisi kepada The National .
Ketika ditanya apakah mereka akan bertindak sendiri atau berkonsultasi dengan Iran, dia berkata: "kami adalah bagian dari Poros Perlawanan, yang dipimpin oleh Iran, jadi itu akan menjadi seruan mereka dan kami harus berkoordinasi dengan mereka".
Iran Unjuk Kekuatan
Meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina di Gaza yang menyebabkan pertumpahan darah sejak Sabtu lalu, kondisi itu kemudian dimanfaatkan sekutu Iran di Irak.
Kesempatan ini digunakan untuk menegaskan diri dan menunjukkan kekuatan mereka.
Sebagai bentuk perlawanan terhadap Israel, sebuah jaringan yang didukung Teheran yang mencakup kelompok-kelompok militan di Palestina, Irak, Hizbullah di Lebanon dan pemerintah Suriah.
Jaringan pro Palestina yang disebut Poros Perlawanan itu mengancam akan menyerang pangkalan dan pasukan AS.
Hal itu dilakukan jika AS memilih untuk secara langsung melakukan serangan atau campur tangan dalam perang yang sedang berlangsung.
"Sikap kami jelas, dan Amerika harus memahaminya,” kata ketua Organisasi Badr, yang memiliki milisi berpengaruh, kepada anggota suku di Badad, Senin lalu.
“Jika mereka melakukan intervensi, kami akan melakukan intervensi," tambahnya.
Organisasi Badr dibentuk di Iran selama perang Iran-Irak.
"Jika Amerika melakukan intervensi secara terbuka dalam konflik ini, kami akan menganggap semua target Amerika sah," kata Hadi Al Amiri, yang juga mengepalai Aliansi Fatah, sebuah komponen utama Koordinasi yang didukung Iran.
"Dan kami tidak akan ragu untuk menargetkan mereka," sambungnya.
Presiden AS Ancam Iran usai Hamas Serang Israel, Biden Peringatkan Hati-hati
Sementara Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengancam Iran usai Hamas serang Israel Sabtu lalu, sebut hati-hati.
Peringatan itu muncul setelah Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Keduanya bertemu untuk membahas lebih banyak bantuan AS kepada militer Israel, Rabu (11/10/2023).
"Kepada Iran, berhati-hatilah," kata Biden dikutip Serambinews.com dari Thenationalnews.com, Kamis.
Saat ini markas besar Departemen Pertahanan AS, telah mengirimkan pasukan kapal induk ke Mediterania Timur, dekat Israel serta mengirimkan amunisi ke sekutunya.
"Kapal induk kedua sedang dalam perjalanan," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby kemarin.
Para pejabat AS mengatakan kehadiran USS Gerald R Ford dan kapal lainnya bertujuan untuk menghalangi Hizbullah di Lebanon dan kelompok anti-Israel lainnya.
Biden berbicara di sebuah acara untuk para pemimpin Yahudi-Amerika di Gedung Putih.
Dia dan organisasi para pemimpinnya meluncurkan strategi nasional pertama negara itu untuk memerangi anti-Semitisme pada tahun ini.
Diketahui pejuang Hamas melakukan serangan di tanah Israel pada Sabtu lalu dan menewaskan sedikitnya 1.200 orang.
Pasukan Israel kini membalas dengan serangan di Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 1.100 orang.
Sedikitnya 22 warga AS tewas.
Biden menyampaikan kepada Netanyahu bahwa Israel harus mengikuti “aturan perang”.
Diketahui Israel telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza dan memotong makanan dan air bagi 2,3 juta penduduk wilayah tersebut.
"Satu hal yang saya katakan, yang sangat penting bagi Israel, [dengan] semua kemarahan dan frustasi yang ada, mereka bertindak berdasarkan aturan perang," kata Biden.
Sementara suami Wakil Presiden Kamala Harris, Doug Emhoff berbicara sebelum memperkenalkan Biden.
"Saya tahu Anda semua terluka," kata Doug Emhoff.
"Seluruh komunitas Yahudi terluka. Kami berduka bersamamu. Kami mendukungmu," tambahnya.
Emhoff adalah pasangan Yahudi pertama dari wakil presiden AS, dan secara aktif menentang meningkatnya anti-Semitisme di AS dan secara global di Gedung Putih.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.