Putra Pidie Terpilih Jadi Ketua BEM Curtin University, Kampus Terbesar di Australia, Ini Profilnya

Tak hanya sebagai Ketua BEM, pria asal Pidie ini juga terpilih sebagai anggota dewan senat universitas atau University Council, mewakili mahasiswa

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Bustanul Arifin (31), putra asal Pidie, Aceh terpilih menjadi Postgradute Student Comittee President atau Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Pascasarjana di universitas terbesar di Australia, Curtin University. 

Baik itu organisasi kampus maupun organisasi perkumpulan mahasiswa dari negara dan daerah asalnya.

Bahkan di kampusnya saat ini (Curtin University), Arifin juga menjadi Presiden dari organisasi mahasiswa Muslim Indonesia, atau yang dikenal dengan Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA).

Berhenti bekerja untuk lanjutkan pendidikan

Saat ini, Arifin diketahui sedang fokus menyelesaikan program Doctor of Philosophy (Phd) atau S3 di Curtin University, Perth.

Sebelum memutuskan menimba ilmu di kampus terbesar di wilayah barat Australia itu, Arifin, Arifin memiliki pekerjaan di Indonesia.

Kepada Serambinews.com, pria ini menceritakan, sebelum berangkat ke Australia pada 2023, dirinya telah mengakhiri kontrak kerja sebagai Executive Consultant.

Pada waktu bersamaan, ia juga bekerja sebagai dosen jurusan Hubungan Internasional.

"Terakhir sebelum kesini sebagai Executive konsultan dan juga dosen jurusan Hubungan Internasional di Universitas Paramadina. Tapi sebelumnya lama dosen HI di President University selama 6 tahun, tempat saya S1," ungkap pria berusia 31 tahun itu.

Ia mengatakan, bahwa sebenarnya keinginannya untuk melanjutkan pendidikan sudah terbesit sejak lama.

Namun keinginan itu terpaksa harus ditahan lantaran kondisi Pandemi Covid-19.

Baca juga: Putra Aceh Kombes Pol Anissullah Terima Penghargaan Bintang Bhayangkara Nararya dari Presiden RI

"Sejak beberapa tahun lalu sebelum Covid, saya sudah kepikiran untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Doktoral. Namun karena covid maka rencaan studi tertunda," cerita Arifin.

"Di awal tahun 2022 saya mencoba melamar beasiswa, dan Alhamdulillah lolos beasiswa S3 dari program kerjasama Kemendikbudristek bersama LPDP," sambungnya.

Pada saat itu, Arifin sebenarnya lolos di dua universitas.

Tak hanya di universitas luar negeri, pria asal Lampoh Lada, Kecamatan Pidie ini juga lulus di universitas dalam negeri.

"Disaat bersamaan saya juga lulus beasiswa S3 di dalam negeri dari Universitas Islam Internasional Indonesia dengan pendanaan juga berasal dari LPDP. Namun saya memilih ke Asutralia," ungkap Arifin.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved