Oknum Guru SD Cabuli Murid

5 Murid SD Dicabuli Oknum Guru di Subulussalam Sudah Visum, Polisi akan Segera Tangkap Pelaku

Kasus pencabulan anak yang dilapor orang tua masing-masing murid ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Subulussalam.

|
Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Kapolres Subulussalam, AKBP Yhogi Hadisetiawan SIK, MIK 

Kasus pencabulan anak yang dilapor orang tua masing-masing murid ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Subulussalam.

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Kasus dugaan pencabulan oleh seorang oknum guru SD di Kota Subulussalam terhadap belasan muridnya hingga kini terus berproses. 

Informasi diterima Serambinews.com dari pihak kepolisian, Kamis (19/10/2023), lima korban telah menjalani visum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam.

Polisi memang sudah mendapatkan informasi hasil visum, namun belum dapat dibeberkan karena surat secara fisik belum diterima.

Kasus pencabulan anak yang dilapor orang tua masing-masing murid ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Subulussalam.

Dikabarkan, Unit PPA terus mengembangkan penyelidikan kasus tersebut dan terkini akan memeriksa para korban dan selanjutnya mengejar pelaku.

Polisi sudah mendeteksi oknum guru yang dilaporkan sebagai pelaku pelecehan seksual tersebut.

Baca juga: Korban Hilang Tenggelam di Muara Kuala Tuha Nagan Raya Ditemukan Meninggal Dunia

Jika telah mendapatkan alat bukti yang sah, polisi akan segera menangkap sang pelaku.

"Ini jadi atensi kami, korban sudah divisum dan sekarang kami akan melakukan pemeriksaan korban. Kalau sudah lengkap pelaku yang sudah terdeteksi akan segera ditangkap," kata petugas unit PPA Polres Subulussalam.

Sebagaimana diketahui belasan murid SD di salah satu desa dalam Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam yang mengaku menjadi korban pencabulan kini masih trauma dan enggan ke sekolah.

Salah seorang keluarga korban, S yang dikonfirmasi Serambinews.com, Kamis (19/10/2023) mengatakan anak-anak tersebut saat ini belum berani ke sekolah.

Berdasarkan keterangan S, aksi pencabulan tersebut diduga telah berlangsung selama dua bulan terakhir.

Terungkapnya kasus pencabulan tersebut setelah para korban enggan ke sekolah dengan alasan takut pada sang guru atau pelaku.

Baca juga: Sedang Asyik Nyolong di Rumah Warga Lueng Bata, Seorang Pencuri tak Berkutik Saat Diciduk

Awalnya, para orang tua mengira anak mereka takut karena dimarahi atau dipukul sehingga laporan sang anak masih diabaikan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved