Kesehatan

Sering Dijadikan Makanan Olahan, Ini Bahaya Ikan Sapu-Sapu Jika Terkontaminasi Air yang Kotor

"Ikan sapu-sapu yang dipelihara pada kondisi air yang baik dan bersih , tidak masalah untuk dikonsumsi," kata Murwantoko

Editor: Agus Ramadhan
KOMPAS.COM/ROSYID AZHAR
Bangkai ikan sapu-sapu (Hypostomus Plecostomus) di pinggir danau Limboto yang dibuang nelayan. Ledakan populasi ikan ini sangat mengganggu aktifitas mereka. 

Sering Dijadikan Makanan Olahan, Ini Bahaya Ikan Sapu-Sapu Jika Terkontaminasi Air yang Kotor

SERAMBINEWS.COM - Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti sudah tahu apa itu ikan sapu kaca atau ikan sapu-sapu.

Ikan yang sering ditemui di sungai dan air yang kotor ini memiliki karakteristik warna hitam dan kasar.

Glyptoperichthys gibbiceps adalah nama latin dari ikan sapu-sapu atau ikan sapu kaca ini.

Ikan ini biasanya bisa tumbuh mencapai 50 centimeter dan hidup cukup lama yaitu selama 20 tahun.

Sering ditemui, bahwa ikan sapu-sapu ini sering digunakan masyarakat untuk pembersih kaca alami di akuarium.

Ikan sapu-sapu ini biasanya akan memakan lumut dan kotoran ikan lain yang ada di dalam akuarium.

Baca juga: Ikan Salmon dan Telurnya Bermanfaat bagi Kesehatan Tubuh, Simak Penjelasannya

Namun di Indonesia, ada sebagian masyarakat yang justru mengolah dagingnya menjadi bakso, siomay dan makanan oalahan lainya.

Namun ada hal yang harus diantisipasi jika memakan ikan sapu-sapu yang bersumber dari air yang tidak bersih.

Menurut pandangan ahli juga dosen Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Murwantoko ikan pembersih kaca ini dapat di konsumsi.

Dengan catatan, ikannya hidup di air yang bersih dan ekosistem yang baik.

Bukan hidup di sungai yang kotor tercemar oleh limbah.

"Ikan sapu-sapu yang dipelihara pada kondisi air yang baik dan bersih , tidak masalah untuk dikonsumsi," kata Murwantoko, dikutip dari kompas.com, Jumat (20/10/2023).

Murwantoko mengungkapkan, ikan sapu-sapu yang hidup di air kotor dan sungai yang telah tercemar bisa terpapar kandungan logam berat.

Baca juga: Kakek 61 Tahun di Australia Tewas Terlempar Akibat Perahu Ditabrak Ikan Paus

Jika logam berat ini masuk ke dalam tubuh manusia setelah mengonsumsi ikan sapu-sapu, akan menjadi racun dan fisiologis bagi tubuh manusia.

"Logam-logam tersebut dapat mempengaruhi kerja enzim-enzim. Sebagian logam berat juga bersifat karsinogen, yang mampu memicu kanker," jelas dia

Terlepas dari itu, Murwantoko menyebut bagian ikan sapu-sapu yang bisa dimakan hanya sangat sedikit.

Hal tersebut disebabkan karena kulit ikan yang tebal dan proporsi ukuran kepala ikan yang relatif cukup besar.

Bahaya Mengonsumsi Ikan Sapu-sapu

Melansir dari laman resmi Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (BKIPM KKP), ikan sapu-sapu ini merupakan famili Loricariidae.

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh ikan jenis ini meliputi perubahan struktur lingkungan perairan, gangguan rantai makanan, dan persaingan dengan spesies endemik.

Pada umumnya, ikan ini memiliki warna tubuh coklat hitam kekuningan dengan sirip punggung yang besar.

Jika ikan sapu-sapu ini terpapar logam berat kita konsumsi, ada beberapa dampak yang bisa ditimbulkan,

Ikan sapu-sapu yang terpapar logam berat seperti merkuri, kadmium, dan timbal bisa menimbulkan beberapa dampak kesehatan jika dikonsumsi.

Inilah beberapa dampak yang mungkin terjadi:

1. Keracunan Logam Berat: Konsumsi ikan yang terkontaminasi logam berat dapat menyebabkan keracunan.

Gejala keracunan logam berat meliputi mual, muntah, diare, sakit perut, dan bahkan gangguan neurologis seperti kebingungan, tremor, atau masalah kognitif.

2. Gangguan Fungsi Ginjal: Kadmium adalah logam berat yang dapat mengganggu fungsi ginjal.

Pemaparan kronis terhadap kadmium dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.

3. Dampak terhadap Sistem Saraf: Konsumsi ikan yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan gangguan neurologis seperti merkuri-metilasi yang mengganggu perkembangan otak pada anak-anak dan merkuri inorganik yang dapat mempengaruhi sistem saraf pada orang dewasa.

4. Gangguan Perkembangan pada Anak: Pemaparan logam berat pada janin dalam kandungan atau anak-anak kecil dapat menyebabkan gangguan perkembangan.

Merkuri dan timbal, misalnya, dapat berdampak negatif pada perkembangan otak dan sistem saraf anak-anak.

5. Risiko Kanker: Beberapa logam berat, seperti kadmium dan timbal, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker paru-paru (kadmium) dan kanker usus (timbal).

6. Gangguan Sistem Kardiovaskular: Timbal dan kadmium juga dapat berdampak negatif pada sistem kardiovaskular, meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Untuk mengurangi risiko dampak kesehatan yang disebabkan oleh konsumsi ikan yang terkontaminasi logam berat, penting untuk kita memilih ikan yang berasal dari perairan yang bersih.

Beberapa ikan, terutama ikan predator besar seperti tuna dan hiu, cenderung memiliki tingkat logam berat yang lebih tinggi karena mereka berada di puncak rantai makanan laut.

Membatasi konsumsi ikan ini dan mencari alternatif yang lebih rendah dalam logam berat adalah salah satu cara untuk melindungi kesehatan Anda. (Serambinews.com/Alga Mahate Ara)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved