Perang Gaza
Hamas Bersedia Lepas Tawanan Nonmiliter ke Iran, Menukar dengan Tahanan Sipil Palestina
Komunikasi itu termasuk menanyakan 'pertanyaan sulit' kepada Israel tentang apa yang disebutnya potensi 'konsekuensi yang tidak diinginkan' dari opera
SERAMBINEWS.COM - Di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Hamas dan Israel, Menteri Luar Negeri Iran Amir Abdollahian mengungkapkan bahwa para pemimpin Hamas bersedia melepaskan tahanan non-militer dan menyerahkan mereka ke Teheran dengan imbalan tahanan sipil Palestina.
Selain itu, mereka secara aktif menjajaki upaya diplomatik melalui koordinasi dengan Qatar dan Turki.
Tujuannya adalah untuk menjamin pembebasan para tahanan ini dan berpotensi berkontribusi pada peredaan ketegangan.
Dalam pernyataan terkait, Abdollahian seperti dilaporkan albawaba memperingatkan bahwa jika kekerasan yang sedang berlangsung dan apa yang disebutnya sebagai “genosida di Gaza” terus berlanjut, konsekuensinya mungkin tidak hanya terbatas pada zona konflik saja, sehingga menunjukkan bahwa Amerika Serikat juga bisa terkena dampaknya.
Perkembangan ini menandai potensi pergeseran dinamika krisis yang sedang berlangsung.
Baca juga: Genosida di Gaza dan Diamnya Penguasa Arab
Sementara itu Amerika Serikat (AS) meminta Israel untuk menunda invasi darat ke jalur Gaza yang diperkirakan akan memberikan lebih banyak waktu bagi sandera untuk dibebaskan.
Selain itu, penundaan invasi darat itu agar memungkinkan lebih banyak pengiriman bantuan ke Gaza.
Namun, Gedung Putih tidak mengatakan secara terbuka terkait permintaan penundaan invasi darat itu, Senin (23/10/2023).
Diberitakan ABC News, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, mengatakan AS telah berkomunikasi dengan Israel sejak awal mengenai strategi dan tujuan dalam menanggapi serangan Hamas.
Komunikasi itu termasuk menanyakan 'pertanyaan sulit' kepada Israel tentang apa yang disebutnya potensi 'konsekuensi yang tidak diinginkan' dari operasi militer yang lebih besar.
Berdasarkan laporan New York Times, pemerintahan Joe Biden disebut ingin mengulur waktu untuk bernegosiasi dengan Hamas mengenai pembebasan para tawanan dan memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan mencapai Gaza.
Para pejabat AS juga disebut menginginkan lebih banyak waktu untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan terhadap kepentingan AS di wilayah tersebut dari kelompok-kelompok yang didukung Iran.
Menurut para pejabat, kemungkinan serangan akan meningkat setelah Israel memindahkan pasukannya sepenuhnya ke Gaza.(*)
Baca juga: Senjata Rahasia Baru Israel untuk Blokir Terowongan Hamas di Gaza, Gunakan Bom Spons hingga Robot
PBB: Kelaparan adalah Pembunuh Terbaru di Gaza |
![]() |
---|
Indonesia akan Rawat 2.000 Warga Gaza di Palestina yang Terluka |
![]() |
---|
Panglima Militer Israel Bertengkar dengan Netanyahu Terkait Rencana Penaklukan Gaza |
![]() |
---|
Trump Beri Lampu Hijau ke Israel Duduki Seluruh Wilayah Gaza |
![]() |
---|
GAZA TERKINI - Israel Bunuh 83 Orang di Gaza, Uni Eropa & PBB Kutuk Rencana Invasi Zionis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.