Pangkalan Militer AS di Ladang Minyak & Gas Terbesar Suriah Dihujani Rudal, Dianggap Menjarah Energi

Meningkatnya serangan dan konflik bersenjata ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional terkait konflik Palestina-Israel.

Editor: Amirullah
© AFP 2023 / DELIL SOULEIMAN
Fasilitas pengeboran minyak bumi di ladang minyak Al-Omar di timur laut Deir ez-Zor, Suriah. 

Serangan dilaporkan berasal dari drone dan roket.

Sekitar 19 anggota militer AS dilaporkan menderita “cedera otak traumatis” selama serentetan serangan tersebut.

Lima belas orang tentara AS yang terluka dilaporan bertugas di Pangkalan Garnisun Al Tanf, sebuah pos yang dikuasai AS dan terletak di Suriah dekat perbatasan Irak-Yordania.

Suriah dan sekutu-sekutunya berulang kali menyatakan kalau lokasi itu telah digunakan oleh Pentagon untuk melatih militan teroris yang ingin melakukan serangan untuk menggulingkan pemerintah Suriah.

Para pejabat AS belum mengomentari laporan serangan terhadap pangkalan militer mereka di Al-Omar atau Conoco.

Sebuah pipa gas dekat Conoco dilaporkan menjadi sasaran milisi minggu lalu.

Namun, Komando Pusat AS telah mengkonfirmasi kalau serangan lain sejauh ini menargetkan beberapa lokasi yaitu:

  • Pangkalan Mission Support Site di Eufrat
  • Pangkalan Mission Support Site Green Village di Suriah
  • Pangkalan Mission Support Site Green Village di Bashur
  • dan Pusat Dukungan Diplomatik Bagdad di Irak

Dianggap Menjarah Energi Suriah

AS memiliki sekitar selusin pangkalan militer yang tersebar di timur laut Suriah dan diawaki oleh setidaknya 900 tentara.

Adapun pasukan AS di Irak disebut-sebut bertindak dalam kapasitas 'penasihat' setelah berakhirnya misi tempur di negara itu pada tahun 2021.

Kehadiran pasukan AS di wilayah tersebut berdalih memerangi ISIS, namun tidak pernah pergi setelah ISIS dihancurkan oleh koalisi 'tidak terduga'.

Koalisi dadakan itu terdiri dari milisi dari Suriah, Irak, Rusia, Iran, Hizbullah, pasaukan AS, dan milisi Kurdi Suriah yang bersekutu dengan Washington.

Suriah telah mengecam Amerika Serikat di PBB dan lembaga-lembaga lain atas penjarahan sumber daya energi dan pangan negara itu oleh pasukan Amerika dan sekutu milisinya.

Damaskus memperkirakan kalau hingga 90 persen sumber daya minyak dan gasnya berada di bawah pendudukan AS.

Disebutkan, sektor energi secara keseluruhan menderita kerugian lebih dari $100 miliar akibat penjarahan, pemborosan, vandalisme, dan serangan koalisi AS.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved