Breaking News

Akibat Dibully Temannya, Kaki Siswa SD di Bekasi Harus Diamputasi, Guru Malah Sebut Bercanda

Fatir harus merelakan kaki kirinya yang diamputasi karena ulah teman-teman yang membully-nya.

Editor: Amirullah
Kolase TribunnewsWiki/Kompas.com/Tribun Medan
Kaki Fatir (12), siswa di SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Bekasi, harus diamputasi karena ulah temannya. Nahasnya, gurunya justru menganggap bully-an muridnya tersebut hanya candaan. 

SERAMBINEWS.COM - Nasib pilu seorang siswa SD di Bekasi, kakinya harus diamputasi usai di bully oleh temannya.

Tak hanya itu, gurunya juga menganggap bullyan tersebut hanyalah sebuah candaan.

Fatir (12) alias FAA, siswa sekolah dasar (SD) di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, mengalami nasib yang memilukan.

Fatir harus merelakan kaki kirinya yang diamputasi karena ulah teman-teman yang membully-nya.

Mirisinya, bukannya mendapat perlindungan dan dukungan, apa yang dialami Fatir justru dianggap remeh oleh pihak sekolah dan menganggap hanya candaan.

Guru Fatir di sekolah menganggap bahwa apa dilakukan oleh kawan Fatir tersebut hanyalah sebuah candaan belaka.

Hal ini diungkapkan oleh ibunda Fatir, Diana (40), yang menceritakan penyebab kaki kiri anak kesayangannya itu harus diamputasi.

Diana menjelaskan bahwa peristiwa ini bermula ketika Fatir di-sliding temannya saat jam istirahat pada Februari 2023 silam.

Kala itu, Fatir masih duduk di bangku kelas 6 SD.

Inilah FAA (12), siswa SD di Bekasi yang kakinya harus diamputasi diduga karena dibully oleh teman sekelasnya sendiri saat akan ke kantin pada Februari 2023 lalu.
Inilah FAA (12), siswa SD di Bekasi yang kakinya harus diamputasi diduga karena dibully oleh teman sekelasnya sendiri saat akan ke kantin pada Februari 2023 lalu. (Tribunjakarta.com)

Adapun ia mengenyam pendidikan di SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Bekasi.

"Dia diajak keluar sekolah untuk jajan. Di perjalanan terjadilah aksi sliding oleh salah satu temannya," kata Diana saat dihubungi, Selasa, 31 Oktober 2023, dikutip dari Kompas.com.

Fatir pun lantas terjatuh karena di-sliding oleh temannya tersebut.

Akan tetapi, teman-temannya justru meminta Fatir untuk tidak menceritakan hal itu kepada orangtua atau pihak sekolah.

"Fatir mulai di-bully, maksudnya (perundungan verbal), 'Jangan nangis', 'enggak usah ngadu sama Mama', 'enggak usah ngadu sama guru', seperti itu," tutur Diana.

Diana membeberkan bahwa kala itu anaknya ditinggal sendiri oleh lima temannya itu.

"Nah, mereka lanjut jajan, Fatir itu ngesot sendiri mencari es batu, karena tangannya sakit, merah. Dia enggak jadi jajan, balik ke kelas," ujar dia.

Namun, Fatir justu kembali diolok-olok oleh teman-temannya saat berada di dalam kelas.

"Sampai di kelas, diperolok lah lagi dengan teman-temannya sampai memperagakan Fatir jatuh," ucap Diana.

Tiga hari pascakejadian itu, Fatir mengeluh merasakan sakit pada kaki kirinya.

Diana pun kemudian memaksa anak laki-lakinya itu untuk bercerita.

"Lukanya itu tidak ada, tapi kakinya kayak memar, saya desak Fatir bicara akhirnya diceritakanlah kronologinya," ujar Diana.

Setelah itu, Diana membawa anaknya berobat ke klinik terdekat dan diberikan pereda nyeri, tetapi tidak ada perubahan.

"Di rontgen dan dirujuk ke MRI, didiagnosis ada infeksi dalam itu pada akhir Maret, karena prosesnya enggak cepat, kami berusaha obati dulu," jelasnya.

Berbagai upaya pengobatan medis dilakukan tapi tidak kunjung membuahkan kesembuhan.

Bahkan kondisi Fatir makin memburuk.

Puncaknya pada Agustus 2023, Fatir harus menelan pil pahit kaki kirinya harus diamputasi karena didiagnosis kanker tulang.

Diana mengatakan, dari keterangan dokter, salah satu pemicu penyakit tersebut karena adanya benturan.

"Iya (kata keterangan dokter) ada (pemicunya karena jatuh), pemicunya benturan," ujar Diana.

Guru Anggap Candaan

Sementara itu, saat dikonfirmasi, pihak SDN Jatimulya 09 membantah adanya perundungan siswa.

Sukaemah, selaku Wakil Kepala SDN Jatimulya 09 menganggap aksi sliding terhadap Fatir sebagai candaan antarsiswa.

Baca: Dulu Berprestasi di ITB, Enuh Nugraha Kini Depresi & Jadi ODGJ Gegara Ditinggal Pacar, Ini Kisahnya

"Memang dalam peristiwa itu mereka jajan, bercanda, tanpa sengaja itu selengkatan kaki, jatuh," kata Sukaemah.

Sukaemah menuturkan, aksi sliding kaki merupakan hal yang biasa dilakukan siswa.

Dia menganggap itu bukan aksi perundungan.

"Iya, bercanda, mereka bercanda-bercanda, main, terus jajan. Jadi kalau untuk perundungan kayaknya terlalu jauh untuk dirundung. Ini mereka jajan, bercanda, selengkatan kaki satu orang, ke Fatir, jatuh," tutur dia.

Selain itu, Sukaemah juga menganggap olok-olokan yang sering diterima Fatir sebagai hal biasa.

"Kalau bercanda-canda, (bilang), 'Haa, lu jelek lu', mungkin ya namanya anak-anak sudah kelas 6, itu sudah biasa kayaknya. Mungkin menurut Fatir lain lagi kayaknya ya," ucap Sukaemah.

Sukaemah menambahkan, selama ini Fatir tidak pernah melaporkan tindakan perundungan, baik secara fisik ataupun verbal ke pihak sekolah.

Karena itu, pihak sekolah tidak pernah mengambil tindakan apa pun.

Sedangkan, atas kejadian ini, Diana sudah menemui pihak sekolah agar dipertemukan dengan keluarga pelaku.

Namun, apa yang dialami Fatir justru seolah diremehkan dan kejadian bullying tersebut dianggap hanya bagian dari bercandaan antar teman.

"Saya sangat kecewa dengan kondisi anak saya yang sedang sakit dan harus terus menjalani pengobatan tapi dianggap bukan sesuatu yang buruk.

Aksi bullying yang dilakukan teman-temannya di kelas juga dianggap hanya sebuah bercandaan," tegas Diana.

Kondisi Fatir Memburuk

Berbagai upaya pengobatan medis dilakukan tapi tidak kunjung membuahkan kesembuhan, bahkan kondisinya semakin memburuk.

Pihak keluarga pun akhirnya memutuskan untuk merujuk ke rumah sakit.

Pada Agustus 2023, Fatir dan keluarganya harus menelan pil pahit lantaran dokter mendiagnosisnya mengalami kanker tulang dan harus dilakukan tindakan amputasi pada bagian kaki kirinya.

Hasil pemeriksaan sebelumnya di RS Hermina, diagnosis berupa infeksi bagian dalam.

Upaya mencari second opinion sebelum dilakukan tindakan operasi ke sejumlah RS lain, seperti RS Pondok Indah dan RS Cipto Mangunkusumo juga telah dilakukan.

Itu karena kondisi kaki Fatir yang terus memburuk tindakan amputasi harus dilakukan dan dirujuk ke RS Dharmais.

Diana menjelaskan, dokter di RS Dharmais memutuskan melakukan tindakan operasi amputasi, karena kondisi kaki FAA yang dalam observasi terakhir didiagnosis kanker tulang.

"Informasi dari dokter, benturan dan cedera yang dialami Fatir memicu aktif munculnya kanker tulang dan sekarang sudah menyebar dan terjadi pendarahan, jadi harus diamputasi," pungkas Diana.

Saat ini Fatir tengah dirawat di HCU RS Kanker Dharmais Jakarta usai tindakan amputasi karena kondisnya yang menurun.

"Mohon doanya, saat ini anak saya sedang di HCU RS Kanker Dharmais karena kondisinya menurun pasca operasi amputasi kaki," ujar Diana Novita dalam keterangannya.

Diana menyatakan operasi amputasi merupakan jalan terakhir yang diambil karena sejumlah pemeriksaan di 3 rumah sakit berbeda mulai dari rontgen, hingga MRI, menyatakan hasil yang sama.

"Saya dan keluarga terpukul dengan kejadian ini, apalagi anak saya masih berusia anak-anak dan masa depannya masih panjang. Saya berharap keadilan atas kasus yang menimpa anak saya," ucap warga Jatimulya ini.

Tidak sampai disitu, Diana yang berstatus single parents dengan dua orang anak ini harus kehilangan pekerjaannya, karena harus mendampingi Farid untuk menjalani pengobatan dan perawatan.

Upaya mencari keadilan juga telah dilakukan mulai dari melaporkan ke pihak sekolah hingga ke Polres Metro Bekasi.

"Saya sudah lapor ke Polres Metro Bekasi pada 17 April 2023," ujar Diana.

"Laporan ini karena saya tidak mendapatkan keadilan dan jalan keluar dari pihak sekolah maupun keluarga pelaku atas aksi bullying dan dampaknya yang sedang dialami anak saya," tandasnya.

(tribunnewswiki.com/kompas.com/tribun network)


Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com

Baca juga: Dramatis! Anak Angkat Pacaran sama Anak Kandung yang Hilang Waktu Kecil, Ketahuan Pas Tes DNA

Baca juga: MASIH Ingat Bayi Viral Mirip Prabowo? Kini Sudah Gede jadi Model Iklan hingga Main Sinetron

Baca juga: Dedi Tewas Dibakar Temannya di Deliserdang, Korban Dituduh Curi Handphone, 2 Pelaku Diburu Polisi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved