Murid SDN 7 Juli Juara 1 Lomba Bercerita Anak Se-Kabupaten Bireuen, Ini Juara 2 Hingga Harapan

Lomba bercerita dengan sub kegiatan penghargaan gerakan budaya gemar membaca tingkat SD/MI se-Kabupaten Bireuen ini digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bireuen. 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Cerita rakit bak pisang yang diceritakan Nyak Putroe Saloom, murid kelas IV  UPTD SDN 7 Juli, Kabupaten Bireuen, keluar sebagai juara pertama lomba bercerita, Selasa (31/10/2023). 

Lomba bercerita dengan sub kegiatan penghargaan gerakan budaya gemar membaca tingkat SD/MI se-Kabupaten Bireuen ini digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bireuen. 

Acara ini digelar di aula lama Setdakab Bireuen dan para juara diumumkan, Selasa (31/10/2023) sore.

Sedangkan juara kedua diraih Afika Zahira dari MIN 21 Bireuen (Jeumpa) judul cerita Ahmad Rhang Manyang. 

Juara tiga diraih Kanza Raihanna dari SDIT Azkia Bireuen judul legenda Paya Nie. 

Sementara juara harapan satu diperoleh Tsamara Jannatu Syaugiya, dari SDN 3 Percontohan judul  Ahmad Rhang Manyang.

Baca juga: Tim Kankemenag Kunjungi MIN 9 Bireuen, Perkuat Program Madrasah Ramah Anak

Berikutnya juara harapan dua, Putri Inayatillah dari  MIN 35 Bireuen (Jangka), judul Legenda Cawan Pinggan Bate Raya dan  juara harapan tiga diraih oleh Tsaurayya Khayyirah dari SD Sukma Bangsa judul Tgk Chik Awe Geutah.

Dalam lomba bercerita diikuti 23 peserta, enam anak bercerita tentang Ahmad Rhang Manyang, sebagian bercerita tentang legenda Paya Kareueng.

Kemudian Tgk Chik Awe Geutah, asal muasal burung kuweut-kuweut, Raket Bak Pisang, legenda Paya Nie.

Pengumuman juara disampaikan Marzuki Umar selaku dewan juri dan memberikan apreasiasi bagi para murid SD/MI peserta lomba.

Marzuki menyebutkan semua peserta yang mengikuti lomba ini, meski ada yang tidak menjadi juara, tetapi semua adalah juara. 

Pasalnya, mereka sudah berani tampil di depan public dengan baik. 

Baca juga: Cerita Dian Sastro Jadi Wanita Tempo Dulu di Film Gadis Kretek, Tak Tatap Lawan Bicara

“Sudah tampil di depan public, sudah juara saya anggap, dulu dongeng-dongen itu kami dengar lewat kakek nenek kami, ketika kami tidur di pangkuannya, dan sekarang telah dibukukan.