Konflik Palestina vs Israel
Israel Bombardir Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza 3 Hari Beruntun, Hampir 200 Orang Terbunuh
Serangan Israel yang menyasar sebuah rumah di Jabalia pada Kamis diketahui menewaskan setidaknya tiga orang dan menimbulkan banyak korban luka.
SERAMBINEWS.COM, GAZA - Kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza kembali dibom militer Israel pada Kamis (2/11/2023). Salah satu kamp pengungsian terbesar di Gaza itu dibom Israel tiga hari beruntun sejak Senin (2/11/2023).
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan terdapat sedikitnya 198 orang tewas dalam tiga pengeboman di Jabalia tiga hari belakangan.
Sekitar 120 orang lain masih dinyatakan hilang, diduga masih tertimbun reruntuhan.
Serangan Israel yang menyasar sebuah rumah di Jabalia pada Kamis diketahui menewaskan setidaknya tiga orang dan menimbulkan banyak korban luka.
Kamp pengungsi Jabalia yang berdiri di atas tanah seluas 1,4 kilometer persegi menampung sekitar 116.000 pengungsi. Israel mengeklaim menyasar petinggi Hamas dalam serangan ke Jabalia.
Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths mengutuk serangan ke kamp pengungsi Jabalia dan menyebutnya sebagai "kejahatan."
"Ini kejahatan terbaru yang menimpa penduduk Gaza, di mana pertempuran sudah memasuki tahap yang lebih mengerikan lagi dengan konsekuensi kemanusiaan yang semakin mengerikan," kata Griffiths, dikutip Al Jazeera.
"Ini tidak boleh terus berlanjut. Kita perlu agar pihak-pihak yang bertempur setuju menjeda pertempuran," lanjutnya.
Baca juga: Pejabat Tinggi Kantor HAM PBB Mundur, Sebut PBB Gagal Bertindak Aksi Genosida Israel di Gaza
Korban Serangan Israel di Gaza Hampir 8.800
Sejak 7 Oktober lalu, serangan Israel ke Jalur Gaza telah membunuh setidaknya 8.796 orang, 3.648 di antaranya anak-anak.
Lebih dari 22.219 orang pun terluka akibat gempuran Israel.
Pada kurun yang sama, eskalasi kekerasan dan serangan Israel di Tepi Barat menewaskan 128 orang dan menimbulkan 1.980 korban luka.
Jumlah korban dikhawatirkan bertambah, mengingat masih terdapat korban yang terjebak reruntuhan dan berlangsungnya operasi militer Israel di Gaza.
Situasi ini diperparah kondisi rumah sakit-rumah sakit di Gaza yang terancam berhenti beroperasi karena kurangnya bahan bakar.
Militer Israel masih belum mengizinkan bahan bakar masuk Jalur Gaza usai mengepung enklave tersebut sejak 7 Oktober lalu.
Pada saat bersamaan, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza mengaku sudah "lelah" meminta bantuan kepada komunitas internasional seiring terancamnya sistem kesehatan di Gaza.
Ia menyebut pasokan bahan bakar di Rumah Sakit Al-Shifa hanya bisa menghidupkan generator selama beberapa jam lagi sejak Rabu (1/11) petang waktu Indonesia.
Rumah Sakit Al-Shifa pun meminta penduduk yang memiliki bahan bakar agar membawanya ke rumah sakit.
Pada Rabu (1/11), Rumah Sakit Persahabatan Turki, satu-satunya rumah sakit spesialis kanker di Gaza mengumumkan terpaksa menghentikan layanan karena tidak punya bahan bakar.
Rumah sakit ini pun telah dibom dua kali oleh Israel.
Direktur Rumah Sakit Persahabatan Turki Sobhi Skeik meminta dunia untuk tidak "membiarkan pasien-pasien kanker menghadapi kematian karena pelayanan rumah sakit terhenti".
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pun menyampaikan bahwa Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza tinggal memiliki pasokan bahan bakar untuk 48 jam terhitung sejak Rabu (1/11) pagi.
Pada Rabu (1/11), sejumlah pasien di Gaza dievakuasi ke Mesir untuk mendapatkan perawatan.
Namun, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan ribuan korban luka dan pasien di Gaza juga perlu perawatan dan bantuan medis, sehingga pengeboman Israel harus berhenti.
"Ini adalah momen hidup atau mati bagi ribuan orang jika rumah sakit-rumah sakit berhenti beroperasi. Jika mereka tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan, akan menjadi hukuman mati untuk mereka," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic dikutip Al Jazeera.
"Kami memiliki tim yang siap masuk Gaza. Apa yang kami perlukan adalah penghentian peperangan. Harus ada sejumlah elemen politis. Bahkan jika kami membawa pasokan masuk, selama masih ada pengeboman tanpa henti, akan ada lebih banyak korban. Ini benar-benar harus dihentikan!" lanjutnya.
Baca juga: Ini Kronologis Sebenarnya Kejadian Laka Tunggal di Ateung Teupat Aceh Barat, Renggut Nyawa Noralita
Baca juga: Hana Hanifah Mantap Bercerai dengan Randy, Tak Menuntut Nafkah ke sang Suami
Baca juga: Panji Gumilang Pakai Uang Yayasan Rp73 Miliar untuk Pribadi, Bayar Cicilan Bank hingga Beli Mobil
Israel Gagal Bunuh Pemimpin Hamas di Qatar Usai Bombardir Doha |
![]() |
---|
Militer Israel Bombardir Doha Ibu Kota Qatar, Klaim Targetkan Para Pemimpin Hamas |
![]() |
---|
Israel Bombardir Gedung Tinggi di Gaza, Ancam Warga Palestina untuk Evakuasi |
![]() |
---|
Serangan Udara Israel Bunuh Ibu Hamil dan Bayinya yang Belum Lahir di Dekat Kamp Pengungsi Gaza |
![]() |
---|
Israel Mulai Operasi Serangan Darat di Gaza, Palestina Minta Dukungan Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.