Berita Subulussalam
Angkernya Jurang Kedabuhen dan Sungai Lae Kombih, Lokasi Jatuh 3 Korban Tanah Longsor Subulussalam
tiga korban tanah longsor Kota Subulussalam diduga jatuh ke Sungai Lae Kombih setelah diterjang material dan sampai sekarang masih hilang
Penulis: Khalidin | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Sungai Kombih yang mengalir di sepanjang sisi jalan Nasional kawasan Desa Lae Ikan, Jontor Kecamatan Penanggalan hingga Kecamatan Simpang Kiri dan berakhir di Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam.
Di lokasi ini lah, tiga korban tanah longsor Kota Subulussalam diduga jatuh ke Sungai Lae Kombih setelah diterjang material dan sampai sekarang masih hilang.
Pantauan Serambinews.com Jumat (3/11/2023) serta berbagai sumber yang ditanyai di lokasi kejadian menjelaskan kondisi Sungai Kombih yang cukup ekstrem seperti berarus kencang, keruh dan berpalung.
Sungai Lae Kombih ini mengalir dari Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe (STTUJ) Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara yang berbatasan dengan Kota Subulussalam.
Palung sungai Kombih ini berada di sepanjang sisi kiri kanan dengan kedalaman hingga belasan bahkan diduga capai puluhan meter.
Baca juga: Mobil Penumpang Tercebur ke Sungai Lae Kombih di Sikelang Kota Subulussalam
Palung atau cekungan topografi dasar sungai di bagian samping ini menjadi penghambat proses pencarian korban tanah longsor 27 Oktober 2023 lalu yang jatuh di daerah tersebut.
Sejumlah sumber mengatakan meski permukaan sungai tidak lebar dan berpariasi namun di bagian sisi kanan kiri berpalung serta ada banyak bebatuan di sepanjang aliran sungai tersebut.
Selain itu, lebar sungai juga bervariasi terkadang melebar dan menyempit dan berarus kencang sehingga menyulitkan relawan untuk melakukan penyisiran.
Masyarakat setempat menyampaikan jika sepanjang sungai Kombih terdapat tempat-tempat yang berpalung.
“Kalau kita tengok sepintas sungai ini tidak lebar tapi di sepanjang sisi kanan kiri sungai ini berpalung, ada ruang atau rongga-rongga lebar. Kalau istilah kami sungai ini bersyap,” ujar Kulat Sagala salah seorang warga beberapa waktu lalu.
Selain berpalung atau berongga di sisi kiri kanan sungai, Kulat Sagala juga menyatakan jika arus sungai saat ini keruh dan cukup deras lantaran debit air meninggi akibat cuaca musim penghujan.
Dalam kondisi arus kencang dan keruh juga menyulitkan proses pencarian korban longsor di Sungai Kombih kecuali setelah mengapung hanyut.
Bukan itu saja, jalur ke lokasi atau akses menuju sungai sangat ekstrem karena kondisi tebing sangat terjal. Kemiringan tebing di atas sungai ke badan jalan nasional nyaris 90 persen bahkan menyerupai dinding tembok.
Padahal sungai tepat persis berada di sisi kiri jalan Nasional Medan-Aceh atau sekitar satu meteran dari aspal. Sedangkan di bagian bawah sudah merupakan aliran sungai.
Rawan Kecelakaan, Jalur Singgersing Subulussalam Butuh Penanganan Serius Pemerintah |
![]() |
---|
Pos AHASS TEFA Diresmikan di SMKN 1 Simpang Kiri Subulussalam |
![]() |
---|
Kepala Dinas PUPR Kota Subulussalam Mengundurkan Diri, Alasan Faktor Usia dan Kesehatan |
![]() |
---|
Dokumen Andalalin Wajib Diurus, Dishub Subulussalam Akan Panggil Vendor Pengangkutan CPO PT BDA |
![]() |
---|
Tertibkan Aset Pemko Subulussalam, HRB Minta Sekda Siapkan Regulasi untuk Dilelang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.