PDIP Khawatir Suara Pilpres Bisa Terbelah Bila Gibran Tak Dipecat, Target Menang Pemilu Bisa Gagal

Namun, hingga saat ini belum ada sikap tegas dari PDIP menyatakan memecat Gibran Rakabuming Raka yang dianggap membelot.

Editor: Faisal Zamzami
DOKUMENTASI HUMAS PEMKOT SURAKARTA
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka (kiri) berjalan bersama Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (kanan) setelah acara pelantikan Wali Kota Semarang di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/1/2023). Kedekatan itu menimbulkan spekulasi perihal pencalonan Gibran pada Pilkada 2024. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan hanya menyebut Gibran Rakabuming Raka bukan lagi sebagai kadernya setelah menjadi Cawapres Prabowo Subianto.

Namun, hingga saat ini belum ada sikap tegas dari PDIP menyatakan memecat Gibran Rakabuming Raka yang dianggap membelot.


PDIP Solo pun sudah mengirim surat kepada Gibran yang berisi meminta putra sulung Jokowi tersebut mengundurkan diri dan mengembalikan KTA PDIP.

Namun hingga kini, Gibran belum membuat pernyataan mengundurkan diri dan mengembalikan KTA PDIP.

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun tidak secara tegas mengatakan memecat Gibran.

Namun, ia hanya mengatakan keanggotaan Gibran di PDIP sudah berakhir seiring dengan mendaftarkan diri menjadi Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Secara de facto, keanggotaan Gibran di PDIP telah berakhir setelah pendaftarannya secara resmi menjadi cawapres dari KIM. Jadi, teman-teman wartawan santai saja. Tidak perlu heboh," kata Komarudin dalam keterangannya, Kamis (26/10/2023).

Komarudin menjelaskan dalam organisasi partai, keluar, pindah, berhenti, dan beralih merupakan hal yang biasa.

"Bahwa saat ini Gibran tidak tegak lurus dengan instruksi partai, maka dia otomatis tidak lagi di PDIP," ujarnya.

Baca juga: Yenny Wahid Cuti Sebagai Pengurus NU: Ingin Fokus Dukung Ganjar-Mahfud

Dalam kesempatan lain, Komarudin Watubun mengatakan status Gibran di PDIP tak perlu didramatisir.

Ia tak mau bila nanti pihaknya mengatakan memecat Gibran, makan akan muncul narasi dizalimi.

"Tidak perlu didramatisir. Kita kan tahu itu kalau kita ambil tindakan tegas pecat nanti dia (Gibran) gunakan itu 'Waduh saya dizalimi', itu sudah lagu lama," kata Komarudin kepada wartawan, Rabu (1/11/2023).

Dia lantas menyinggung sikap Gibran yang mulanya selalu menyatakan tegak lurus terhadap arahan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Saya dengan Pak Sekjen Mas Hasto waktu kita ngomong, 'Tidak dia pertemuan hanya sebagai Prabowo sebagai menteri dan Gibran sebagai Wali Kota' itu aja soal struktur pnemerintahan," katanya.

"Waktu kita konferensi pers sikap dia jelas diulang-ulang, 'Saya hanya tegak lurus kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri'," sambungnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved