Gebyar PKA 8 2023
Sejarah Pekan Kebudayaan Aceh, Ajang Pertunjukan Budaya Terbesar Masyarakat Aceh
PKA merupakan ajang pertunjukan budaya terbesar masyarakat Aceh untuk melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan adat istiadat Aceh.
Sejarah Pekan Kebudayaan Aceh, Ajang Pertunjukan Budaya Terbesar Masyarakat Aceh
SERAMBINEWS.COM – Berikut sejarah Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) dari tahun ke tahun.
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) merupakan ajang pertunjukan budaya terbesar masyarakat Aceh untuk melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan adat istiadat Aceh.
PKA telah diadakan sejak tahun 1958, kemudian 1972, 1988, 2004, 2009, 2013, dan 2018.
Di tahun 2023, Gelaran Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) akan berlangsung pada 4-12 November 2023, yang dipusatkan di Taman Sulthanah Safiatuddin, Kota Banda Aceh pada.
Dalam pelaksanaannya, PKA kali ini mengangkat isu jalur rempah dengan tema “Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia”.

Event lima tahunan ini akan menampilkan Aceh dalam tiga lini masa, yaitu Aceh masa lalu, Aceh masa kini, dan Aceh masa depan.
Berikut Sejarah Pekan Kebuadayaan Aceh
- PKA I Tahun 1958
Satu tahun sebelum digelar Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) untuk pertama kalinya pada 1957 terbentuk Lembaga Kebudayaan Aceh yang diketuai Mayor T Hamzah.
Lembaga ini kemudian mempersiapkan pelaksanaan PKA I pada 1958.
Helatan yang digelar di Gedung Balai Teuku Umar Kutaraja pada 12-23 Agustus 1958 ini mengambil tema “Adat bak Poteumeuruhom, Hukom bak Syiah Kuala”.
Nilai-nilai kebudayaan Aceh yang mengalami degradasi dari masa ke masa, digali dan diangkat kembali dalam pegelaran PKA pertama.
Satu hasil penting dari hajatan PKA pertama lahirnya “Piagam Blangpadang”.
Isinya antara lain menghidupkan kembali adat istiadat dan kebudayaan Aceh dalam setiap gerak pembangunan Aceh dan masyarakatnya.
Dilaksanakan dalam kepemimpinan Gubernur Hasjmy, memiliki semangat pemulihan luka perang dan konflik DI/TII.
Pada PKA tersebut berhasil menggali 20 seni tradisi dan kreasi, termasuk diantaranya Ranub Lampuan dan Punca Utama.
Dibuka oleh Ketua Umum PKA 1 Mayor T. Hamzah di Balai Teuku Umar Koetaradja atau Banda Aceh dan ditutup Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Prijono.
- PKA II Tahun 1972
PKA II berlangsung pada 20 Agustus- 2 September 1972.
PKA II digelar sebagai upaya memelihara dan meningkatkan ketahanan nasional yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, hankam, dan agama (Ipoleksosbut-milag).
Selain itu, PKA II juga membuka isolasi dan ketertinggalan daerah Aceh di segala bidang, terutama prasarana fisik, ekonomi, dan sosial budaya.
Rangkaian acara PKA II diantaranya: pameran kebudayaan, pawai kebudayaan, seminar kebudayaan, pertunjukan adat, pementasan kesenian, perlombaan rakyat dan kunjungan wisata.
PKA II, berlangsung di Lapangan Blang Padang Banda Aceh.
Masa itu Gubernur Aceh Muzakir Walad, semangat PKA II membuka isolasi.
Ketua Umum PKA II Wakil Gubernur Marzuki Nyakman, behasil menggali dan menampilkan 35 seni tradisi.
Pada saat itu untuk pertama kali dilakukan upacara penyerahan gajah putih dari Kontingen Aceh Tengah kepada Gubernur Aceh.
Dibuka Menteri Penerangan Budiardjo dan ditutup Ibu Tien Soeharto, salah satu rekomendasi PKA II adalah medirikan Institut Seni Budaya Aceh.
Kabupaten Aceh Tengah pun dinobatkan menjadi Juara Umum dalam PKA II.
Piala bergilir Presiden diserahkan oleh Ibu TienSoeharto kepada Bupati Aceh Tengah kala itu, Nurdin Sufie.
- PKA III Tahun 1988
PKA III, pada 24 Agustus 1988 sampai 3 September 1988.
PKA III dilaksanakan pada tahun 1988, di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh.
Helatan periode ini menguatkan kembali nilai-nilai agama, tradisi, ideologi, ekonomi, pertahanan keamanan, dan sosial budaya masyarakat Aceh.
Sederet topik terkait nilai-nilai tersebut di-diskusikan dalam seminar budaya dengan tema “Wajah Rakyat Aceh dalam Lintasan Sejarah”, “Hari Depan Kebudayaan Aceh”, “Identitas Kesenian Aceh di Tengah Pengembangan Budaya Modern” dan “Peranan Sastra Aceh dalam Sastra Indonesia”, dan lainnya.
Dibuka oleh Wakil Presiden Sudharmono di Stadion Lampineung Banda Aceh, dan ditutup Dirjen Kebudayaan Drs GPBH Poeger.
Aceh dipimpin Gubernur Ibrahim Hasan, Wakil Gubernur T. Djohan, menggali dan mengembangkan tradisi.
Dalam PKA III ini menampilkan 125 lebih seni tradisi dan kreasi.
Di era ini berhasil mengangkat kembali tradisi terpendam, upacara adat, termasuk maulid raya.
Hadir juga delegasi seni dari Malaysia, Institut Teknologi Mara.
Juara Umum kali itu ialah Aceh Barat.
- PKA IV Tahun 2004
PKA IV dilaksanakan pada 19 – 28 Agustus 2004.
Hajatan periode ini juga menandakan penetapan Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, sebagai venue utama pelaksanaan PKA.
Sejumlah anjungan Kabupaten/Kota dibangun di Taman Sulthanan Safiatuddin.
Rangkaian acara PKA IV antara lain: atraksi budaya, pasar seni, pameran buku, pawai budaya, dan kenduri massal.
Helatan tahun ini berlangsung meriah dan cukup menarik antusiasme masyarakat Aceh untuk menyaksikannya, di era Gubernur Abdullah Puteh dan Wagub Azwar Abubakar, serta Sekda Thantawi Ishak.
Sebagai penawar di era jeda kemanusiaan akibat konflik berkepanjangan RI-GAM, berhasil didirikan Taman Ratu Safiatuddin, sentral penyelenggaraan PKA.
Penyair dan dramawan ternama Indonesia, WS Rendra tampil membaca puisi berjudul "Universitas Syiah Kuala, Guru Kami" di Taman Ratu Safiatuddin.
Juga tampil Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri dan penyair Aceh Fikar W.Eda membawakan"Salam Damai".
Juara Umum PKA kali itu kembali di rebut Aceh Tengah.
- PKA V Tahun 2009
PKA V digelar pada 2 – 11 Agustus 2009 di Taman Sulthanah Safiatuddin.
Pelaksanaan PKA V menjadi titik kebangkitan kembali masyarakat Aceh setelah dilanda gempa dan tsunami dahsyat pada 26 Desember 2004.
Terlebih Aceh sudah menandatangani perjanjian damai RI dan GAM pada 2005.
Mengangkat tema “Satukan Langkah, Bangun Aceh dengan Tamaddun”.
Kegiatannya antara lain parade budaya, gebyar seni, seminar budaya, aneka lomba permainan rakyat, dan expo.
Gubernur Irwandi Yusuf, Wakil Gubernur Muhammad Nazar, mengisi era baru pasca tsunami dan Mou Helsinki.
Digelar tari massal melibatkan 400 lebih penari dipadukan dengan pembacaan puisi penyair Aceh Fikar W.Eda.
Itulah untuk pertama sekali puisi masuk dalam upacara pembukaan PKA di Stadion Dimurthala Lampineung.
Dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Masih dalam rangkaian PKA, juga digelar Aceh International Literary Festival (AiLFEST) menghadirkan penyair Hungaria, Australia, Malaysia, Cina, Italia, Malaysia.
Dari Jakarta Mustafa Ismail, Fikar W.Eda, dari Bali Tan Lioe Ie, Yogyakarta Saut Situmorang, Katrin Bandel, Malaysia Siti Zainon Ismail, Medan Damiri Mahmud, Surakarta Sosiawan Leak, Ahda Imran dari Bandung dan beberapa penyair Indonesia lainnya.
Dari Aceh D Kemalawati, Salman Yoga, Arafat Nur dan lain-lain.
Pembacaan puisi di Pinto Khop dan Krueng Aceh.
Menerbitkan antologi puisi "Krueng Aceh." Juga ada Aceh Expo.
Juara Umum ialah Aceh Tengah.
- PKA VI Tahun 2013
PKA VI diselenggarakan pada 20-29 September 2013 di Taman Sulthanah Syafiatuddin.
Mengangkat tema “Aceh Satu Bersama”, dengan Rangkaian kegiatan antara lain; pawai budaya, pameran, anugerah budaya, gebyar seni, temu budaya, lomba permainan rakyat, Aceh satu dalam sejarah, dan atraksi budaya.
PKA VI di bawah kepemimpinan Gubernur Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Muzakir Manaf.
Dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh. Juara Umum Aceh Besar.
- PKA VII Tahun 2018
PKA-VII digelar pada 5-15 Agustus 2018, di Banda Aceh, dengan tema “Aceh Hebat dengan Adat Budaya Bersyariat”, karena kebudayaan Aceh sangat identik dengan nilai-nilai syariat.
Religi telah menjadi fokus kebudayaan Aceh sejak Islam pertama kali masuk ke Nusantara melalui daerah Aceh.
PKA-VII diisi dengan berbagai kegiatan antaranya pawai budaya, pameran dan eksibisi, lomba atraksi budaya, festival seni dan budaya, seminar kebudayaan dan kemaritiman, serta anugerah budaya.
PKA VII dilaksanakan di bawah duet Gubernur Irwandi Yusuf dan Wakil Gubernur Nova Iriansyah.
Tema "Aceh Hebat dengan Adat dan Budaya Bersyariat" Pembukaan di Stadion Lhong Raya, menggunakan teknologi video mapping dipadukan kekayaan seni tradisi Aceh.
Biaya penyelenggaraan PKA, dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) mencapai Rp 22 miliar.
Diperkirakan, estimasi anggaran seluruhnya dengan 23 kabupaten/kota mencapai Rp 50 miliar.
Dimeriahkan Dengan 1000 penari, 100 diantaranya penari Guel dari Aceh Tengah.
Menghadirkan 56 rangkaian acara, melibatkan 7.447 peserta dan 1000 orang delegasi kesenian negara asing.
Menyediakan 16 lokasi acara. Diperkirakan dihadiri 30 ribu pengunjung.
- PKA VIII Tahun 2023
PKA VIII akan dilaksanakan pada tanggal 04 – 12 November 2023, lokasi pelaksanaannya di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh.
Mengangkat tema “Jalur Rempah” dengan tagline “Rempahkan Bumi Pulihkan Dunia”.
Dengan berbagai rangkaian kegiatan antara lain: pawai budaya, pameran sejarah jalur rempah, festival busana, festival kuliner, pertunjukan dan lomba seni budaya, pertunjukan dan lomba adat budaya, aneka lomba permainan rakyat, seminar internasional, dan business matching. (Serambinews.com/internships-Safira Aznura Yunda)
Sabet Juara Umum di PKA ke 8, Kontingen Aceh Selatan Disambut Meriah di Perbatasan |
![]() |
---|
Aceh Barat Juara Harapan I PKA Ke-8, Pj Bupati Apresiasi Panitia |
![]() |
---|
PKA Ke-8 Berakhir, Anggota DPRK Sabri Badruddin Harap Generasi Muda Pahami Budaya Setiap Daerah |
![]() |
---|
Aceh Besar Raih Juara 2 Pekan Kebudayaan Aceh Ke-8 Tahun 2023 |
![]() |
---|
Selama PKA, Konsorsium Pasarkan Bawang Merah hingga 200 Kg per Hari, Segini Harga Dijual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.