video

VIDEO VIRAL Langit Jogja Bolong, Awan Hujan Disebut Tak Mau Mendekat, Ini Penjelasan BMKG

Jagad sosial media heboh membicarakan awan hujan yang seolah 'ogah' melintasi langit Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penulis: Teuku Fauzan | Editor: Teuku Fauzan

SERAMBINEWS.COM - Jagad sosial media heboh membicarakan awan hujan yang seolah 'ogah' melintasi langit Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Topik tersebut salah satunya dibahas oleh akun media sosial X @jogmfs, Sabtu (4/11/2023).

Tampak dalam unggahannya, sebuah gambar citra radar dari Stasiun Klimatologi DIY tidak memperlihatkan awan hujan di beberapa wilayah Jogja pada Sabtu pukul 20.14 WIB.

Kondisi tersebut meninggalkan jejak lingkaran berwarna putih di antara daerah berwarna biru yang menandakan kehadiran awan hujan.

Dalam narasi unggahan, pengunggah mengatakan, bahkan awan hujan pun tidak mau masuk ke tengah-tengah jogja.

Melansir Kompas.com, Senin (6/11/2023), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, melalui Deputi BMKG Guswanto angkat bicara.

Guswanto mengatakan, fenomena tersebut bukanlah awan hujan yang menghindari wilayah Yogyakarta.

Namun, lebih merujuk pada data dari citra radar cuaca yang dimiliki oleh stasiun yang bersangkutan.

Baca juga: Halo Matahari Terlihat Lagi di Lhokseumawe, Ini Kata Ketua Jurusan Ilmu Falak soal Fenomena Alam Ini

Menurut Guswanto, gambaran warna-warna awan hujan di kawasan DIY dan sekitarnya itu disebut dengan bright brand echo atau BBE.

Bright band echo merupakan warna terang horizontal yang dihasilkan oleh radar disebabkan mencairnya salju sebelum menjadi hujan yang menunjukkan lokasi dari lapisan melting layer.

Guswanto menambahkan, fenomena ini sering terlihat pada citra radar saat musim hujan yang disertai dengan konvektif kuat.

Secara riil atau nyata, bright brand echo sebenarnya ada di seluruh DIY, termasuk di daerah "lingkaran" seperti pada unggahan yang viral tersebut.

Namun demikian, lanjut Guswanto, lantaran keterbatasan kemampuan radar yang tidak dapat tegak lurus, citra pun tampak melengkung menyerupai lingkaran sempurna.

Ia memaparkan, jika dianalisis dengan produk atau alat lain, akan tampak bahwa area lingkaran terdapat awan menengah yang cukup merata.

Bagian dekat radar (di atas tegak lurus), terlihat bolong atau membentuk lingkaran karena elevasi maksimum yang digunakan hanya sebesar 19,5 derajat.

Baca juga: Warga Jogja Tertipu Beli Jenglot Rp 17 Juta, Sudah Dimandikan Tapi Gak Hidup: Janjinya Bisa Kaya

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved